Part 8 : permulaan

2.6K 116 4
                                    

⚠Jangan baca diwaktu sholat⚠

Maikel tersenyum melihat Syakira yang sedang duduk bersama Rino dan Asih sambil memakan martabak. Rino pun tersenyum melihat Maikel yang baru saja datang.

Rino menyenggol bahu Syakira memberi isyarat jika ada Maikel. "Loh,kamu belum pulang?" tanya Syakira.

"Udah tapi kesini lagi bawa baju buat kamu,ka Rino sama kak Asih" jelas Maikel sambil menyodorkan plastik berisikan pakain.

"Gk perlu repot-repot kok Maik" ujar Syakira.

"Gkpp kok Sya,ini gk repot"

"Iya,lagian kamu mau nginep disinikan?" tanya Rino,Syakira mengangguk "ya udah gk usah nolak" sambungnya. Di luar ruangan ada seseorang yang mendengarkan perbincangan mereka,tangannya mengepal,pipinya memerah,giginya menggeretak, ia tak terima dengan kedekatan Maikel dengan Syakira apalagi Maikel mulai dekat dengan keluarga Syakira. Sekarang ia merasa kalau Maikel benar-benar mengajaknya berperang. Setelah sekian lama ia menahan amarah atas perbuatan Maikel terhadapnya tetapi jika tentang urusan ini Ferry tak mungkin tinggal diam "kayaknya bermain-main dengan cewek loe itu menyenangkan" perkataan Maikel waktu itu terngiang begitu saja diotaknya.

Pintu ruangan terbuka memperlihatkan Maikel. Maikel kaget saat melihat Ferry berada dihadapannya. Apakah dia mengikutiku? Segitu cintakah dia kepada syakira? pikir Maikel.

Ferry menarik tangan Maikel dan membawa ke taman Rumah sakit. Ferry mencengkram jaket yang dipakai Maikel,matanya melotot penuh amarah.
"Loe ngapain tadi?" tanya Ferry

"Kenapa gue harus kasih tau loe?" ucap Maikel.

Percuma rasanya jika memaksa Maikel untuk menjelaskan apa yang terjadi karena Ferry tau watak Maikel sama sepertinya yaitu keras kepala.

Maikel melangkahkan kaki melewati Ferry baru beberapa langkah Maikel berhenti dan berbicara "ini baru permulaan" ucapannya membuat Ferry bertambah marah,ingin berkelahi dengan Maikel pun tak bisa karena sekarang dia berada di Rumah sakit.

Maikel POV

Pulang kerumah bukan lah solusi yang terbaik untuk beristirahat.
mendengar pertengkaran sudah menjadi makananku setiap harinya. Kedua orang tuaku tak pernah akur semenjak adikku yang kedua meninggal,tepatnya 5th yang lalu gara-gara kecelakaan.

Mikeila juga jarang pulang kerumah sama sepertiku yang malas jika harus mendengar mereka bertengkar. Apartement adalah tempat terbaik untuk lari dari rumah,aku dan Mikeila sengaja membeli Apartement dengan uang kami. Orang tua ku pun tak pernah peduli dengan kami mereka terlalu sibuk dengan urusan masing-masing.

Semua orang tak tau jika keluargaku tidak lah harmonis, aku dan Mikeila pun berjanji untuk tidak menceritakan aib keluarga. Keluargaku penuh dengan kebohongan,setiap acara kantor atau pun pesta keluarga,keluargaku selalu terlihat harmonis walau tak sesuai dengan kenyataan.

Mungkin malam ini aku akan tidur di Apartement banyak sekali masalah yang ada dihari ini. Aku yakin malam ini kedua orang tua kembali bertengkar karena masalah pesta ultahnya Derrel. Papahku pencemburu berat sedangkan Mamahku sangatlah ramah,tadi aku melihat Mamah yang sedang mengobrol dengan ayahnya Derrel dan aku yakin Papahku pasti melihatnya,pertengkaran pun dimulai dan aku benci itu.

Melihat ruangan Apartement yang berantakan adalah hal yang biasa ku lihat. TV menyala yang pasti disana ada Mikeila,aku pun menghampiri nya dan langsung berbaring di pangkuannya.
"Apaan sih loe" ucap Mikeila

"Sebentar" ucapku dan Mikeila pun mengerti dan membiarkanku berbaring di pangkuannya.

"Kenapa gk pulang ke rumah?" tanyaku

"Biasa,panas kuping gue dengernya. Loe sendiri kenapa?"

"Sama"

Sudah ku duga pasti kedua orang tua ku kembali bertengkar. Mikeila pernah berfikir untuk kabur dari rumah namun aku cegah karna itu bukan solusi yang terbaik.

Ferry POV

Melihat Apartemen yang bersih dan barang-barang yang tersusun rapih membuatku bingung. Suara keran yang berasal dari kamar mandi terdengar begitu saja di telingaku.

Kak Ferdy keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah,matanya memicing melihatku yang terlihat lusuh.
"Kenapa jam segini baru pulang?" tanya kak Ferdy

"Bukan urusan kakak" jawabku

Ferdy mendengus kesal mendengar jawabanku. Aku berjalan begitu saja meninggalkan kak Ferdy yang masih terdiam.
"Dari Rumah sakit? Ngapain?" ucapan kak Ferdy membuatku berhenti terdiam.

"kakak tau darimana?"

"Tadi kamu lari dilorong rumah sakit sampe nabrak kakak" penjelasan kak Ferdy mengingatkanku yang menabrak seseorang sampe obat-obatan yang dipegangnya jatuh kelantai.

"Sekarang jelaskan?" minta kak Ferdy. Aku kembali berjalan dan tak memperdulikan kak Ferdy

"Ferry,kakak tanya" kak Ferdy berteriak sampai suaranya bergema. Jujur aku takut akan marahnya kak Ferdy karna kak Ferdy bukanlah tipe orang yang mudah marah.

Aku berusaha tenang walau rasa takut menyelimuti ku. Kak Ferdy sama sepertiku yang sekalinya marah sangat lah menakutkan.

"Ayah koma" kak Ferdy bersuara dengan nada lusuh. Aku membalikan badan dan melihat kak Ferdy yang menunduk.

Rasa bersalah selalu ada,apalagi mendengar kondisi ayah yang semakin parah. Aku yakin ayah seperti ini pasti gara-gara memikirkan ku. Setiap kali ayah masuk rumah sakit kak Ferdy selalu bilang jika ayah selalu memikirkan ku.

"Kakak mohon Fer,kamu ke rumah sakit yaa?" baru kali ini aku melihat kak Ferdy yang memohon seperti ini.

Aku sedikit tersentuh. Hatiku menginginkan untuk aku memaafkan ayah tapi logika ku menolak itu.

"aku capek kak" ucapku. Kak Ferdy mungkin mengerti akan jawabanku,itu lah yang aku suka dari sikap kak Ferdy yang selalu tenang dan sabar dan sikap itu tak ada pada diriku.

Syakira POV

Duduk sambil melamun di bangku taman sangat cocok untuk suasana hati yang sedang galau.

Ucapan kak Rino yang sangatlah mengecewakan bagiku. Apalagi saat mengingatnya.
"Syakira,kakak minta kamu jauhin orang itu" ucap kak Rino sambil menunjuk Ferry yang keluar dari ruangan.

"Maksud kakak?" aku tak mengerti

"Dia itu ketua geng motor dan kakak gk mau kamu bergaul sama orang kayak dia" jawabnya dengan tegas.

"Kakak tau dari mana?"

"Maikel" jawabnya

Aku kembali teringat itu. Kak Rino melarangnku untuk dekat dengan Ferry sedangkan Ferry adalah pria yang telah meluluhkan hatiku bahkan telah menghancurkan benteng yang telah aku buat.

Aku tau kalau Ferry adalah ketua geng motor Bregizz karena Sisil memberi tahu ku waktu itu.

Aku tak pernah membantah perkataan kak Rino walau aku dan kak Rino sering bercanda.

"Aku harus bagaimana?" aku bertanya pada diriku sendiri.

"Apakah aku harus menjauhi Ferry sesuai dengan perkataan Kak Rino?" gumamku

______________*****______________

Author
Maaf telat post😁
Jangan bosen baca yaa....
Tunggu minggu depan;))


............TBC...........

Guide Me To JannahWhere stories live. Discover now