Part 21 : Keberangkatan

1.1K 85 18
                                    

Jangan baca di waktu sholat.

Sudah saatnya bagi Syakira untuk meninggalkan keluarganya,tidak ada yang perlu di sesali karena ini semua terjadi karena pilihannya.

Di satu sisi...
Ferry memandang lurus menikmati hembusan angin yang menerpa rambutnya tak lupa angan-angan yang ia bayangkan untuk kedepannya. Wijayanto terheran melihat anaknya yang sedikit berbeda dia pun menghampiri Ferry.

"Ngelamunin apa hayo? Sampe senyum-senyum sendiri." Ujarnya berdiri di samping Ferry.

"Ayah?" Panggil Ferry.

"Hmmm?"

"Ayah akan lakukan apa pun kan untuk aku bahagia?" Tanya Ferry serius.

"Kenapa bertanya? Tentu saja ayah akan lakukan apa pun agar kamu bahagia." Ujarnya mantap.

"Aku masih mencintai Syakira ayah!" Ujarnya tanpa ragu.

Wijayanto diam,ia tidak percaya dengan apa yang barusan di katakan anaknya itu,sudah satu bulan lebih mereka berpisah dan tidak ada hubungan komunikasi sama sekali dan sekarang anaknya mengatakan bahwa ia masih mencintai wanita yang menjadi penyebab kelumpuhannya?

"Ferry? Kamu tau kan kenapa ayah melarang kamu dekat dengan dia?" Tanya Wijayanto jongkok menyeimbangi.

"Ayah,apa yang terjadi pada ku bukan di sebabkan karena Syakira! Ini terjadi karena kesalahan aku dalam berkendara"

"Tapi kan..."

"Ayah,bukankah jika seorang wanita menolak lelaki adalah hal yang wajar?" Wijayanto mengangguk karena perkataan itu pernah ia katakan kepada Ferry dan Ferdy dulu.

"Bukankah hak wanita untuk menolak seorang lelaki yang mungkin tidak ia cintai?" Wijayanto kembali mengangguk. Ia merasa perkataan yang dulu ia katakan kepada anaknya kini kembali kepada dirinya.

"Itu lah yang sekarang aku rasakan ayah. Mungkin aku sudah bodoh karena masih mencintai wanita yang jelas-jelas sudah menolak aku,tapi ayah bukankah sekeras apa pun batu pasti akan berlubang jika terus-menerus tertetes air hujan?" Ujar Ferry.

Wijayanto kembali terdiam,anaknya kini sudah sangat pandai dalam berbicara, pikirannya sudah matang.

"Bukankah ayah juga yang mengajarkan aku untuk terus berusaha mewujudkan apa yang aku inginkan? Ayah juga yang bilang kalau tidak ada yang mustahil bagi kita jika kita mau berusaha? Dan sekarang aku mau berusaha mendapatkan apa yang aku inginkan ayah. Aku mau berusaha mendapatkan Syakira untuk menjadi milik aku selamanya,apakah salah?"

"Kamu tidak salah" ujar Wijayanto.

"Untuk perkataan Silvi yang sudah dia katakan pada ayah,itu semua tidak benar. Percayalah padaku ayah,sekali ini saja" Ferry memohon untuk pertama kalinya setelah sekian lama ia bertengkar dengan ayahnya.

Wijayanto sedikit kaget melihat tangannya yang di kepal oleh anaknya itu,sedikit terharu melihat Ferry yang memohon akhirnya Wijayanto menghela nafas berat.

"Baiklah ayah akan ijinkan kamu kembali bertemu dengan Syakira,tapi dengan satu syarat!" Ujar Wijayanto.

"Syarat apa?" Ferry sedikit takut dengan apa yang akan di katakan oleh ayahnya itu, Ferry sudah membayangkan apa yang akan terjadi untuk syarat yang akan di ajukan oleh ayahnya itu. Semua yang dikatakan Ferry sudah ia rangkai dengan matang,rencananya sudah berhasil membuat ayahnya luluh dan persyaratan yang di ajukan oleh ayahnya pun sudah terpikirkan oleh Ferry.

"Kamu harus menerima Tante Sinta sebagai mamah tiri kamu? Dan jangan cuek lagi padanya!" Ujar Wijayanto.

Duuaarrr....
Hal yang ditakutkan akhirnya terjadi,hal ini lah yang paling Ferry takuti.
Ferry terlihat sedang berfikir,konsukuensi apa yang akan dia dapat jika dia menerimanya. Tapi hal itu sudah Ferry pikirkan jauh-jauh hari jadi dia sudah tahu konsukuensi apa yang akan dia dapat.

Ferry sudah merencanakan ini semua dengan sangat matang,bahkan bersih keras untuk memohon pada ayahnya dan menurunkan egonya itu.

"Baiklah aku setuju" ujarnya. Wijayanto tersenyum mendengar jawaban nya.

"Tapi kamu tidak mungkin untuk kembali ke indo dalam beberapa bulan ke depan. Terapi kamu masih harus dilakukan,dan ayah tidak mau jika kamu meninggalkan terapi kamu." Jelas Wijayanto.

"Tenang saja, Syakira yang akan ke Singapura" ucapnya.

"Apa? Bagaimana bisa?"

"Aku menyuruh ka Radit untuk menugaskan dia ke Singapura" Ferry tersenyum kikuk.

"Radit? Bagaimana bisa,memangnya Syakira bekerja di perusahaan cabang milik kita?"

"Iya,dan itu aku juga yang menyuruh Perusahaan agar memanggil Syakira untuk bekerja disana" Ferry kembali tersenyum kikuk. Wijayanto tidak terlihat kaget sama sekali,raut mukanya biasa saja,aneh pikir Ferry.

......

Syakira takjub melihat kantor yang sekarang ia tempati,sangat mewah pikirnya. Bahkan perusahaan ini lebih mewah dibandingkan perusahaan pusat.

Syakira duduk di tempat kerjanya yang berdekatan dengan rekan kerja yang lainnya. Sistem kerja sama saja dengan biasanya tidak ada yang berbeda mungkin hanya ucapan dan ketikan yang memakai bahasa Inggris dan itu sedikit kendala untuk Syakira.

Meeting sedang di adakan tinggal menunggu presedir datang. Syakira sedang sibuk memahami konsep yang akan dibahas di meeting ini,dia tidak mau mengecewakan pak Radit yang sudah mempercayai nya.

Suara pintu terbuka tidak membuat Syakira memalingkan matanya dia tetap fokus menatap layar laptop. Sentuhan tangan berhasil membuatnya memalingkan mata dan....

"O-om Wijayanto?" Kaget Syakira.

Rekan kerjanya yang mendengar hanya bisa melotot tak menyangka,apakah Syakira mengenal pak presidir? Beraninya dia memanggil dengan kata "OM".

Wijayanto hanya melirik dan duduk di bangku khusus dirinya. Syakira pun mendapat isyarat untuk diam dan bersikap profesional dari rekan kerja yang lainnya.

"I'm sorry" ucap Syakira dan mendapat anggukan dari yang lainnya.

Jam pulang kerja sudah tiba,Syakira hanya berjalan kaki karena di Singapore banyak sekali orang yang berjalan kaki di bandingkan naik kendaraan dan cuaca dan suasana pun sangat mendukung itu.

Jarak antara rumah dan kantor sekitar 30 menit jika ditempuh dengan jalan kaki hal itu bukan lah kendala bagi Syakira baginya jalan kaki adalah hal yang biasa.

"Syakira..." Teriakan seseorang.

Syakira menoleh dan melihat sosok yang selama ini dia rindukan.

"Ferry" ucap Syakira pelan,senyuman dan air mata lolos begitu saja.

-------****-------

Author POV.
Maaf baru update setelah sekian lamanya😁.
Semoga memuaskan dengan part ini.
Jangan lupa vote and coment nya,karena itu semua sangat berarti bagi author.

---TBC---



Guide Me To JannahWhere stories live. Discover now