Part 30 : Pesantren

743 62 2
                                    

Jangan baca di waktu sholat!!!!

Setelah mendapat kabar dari Gibran bahwa Maikel di serang oleh anak J-gen,Ferry langsung mengarahkan anak Bregizz untuk membantu Maikel. Awalnya mereka menolak untuk itu,namun Ferry memaksa mereka untuk membantunya dan mereka pun menuruti permintaan Ferry atas dasar semua itu mereka lakukan demi Ferry.

Ferry tidak ikut turun tangan dikarenakan kondisi nya yang belum stabil,ia hanya menunggu kedatangan mereka di markas Bregizz. Lama Ferry menunggu dan akhirnya mereka datang bersama Maikel.

........

3 bulan kemudian.....

Ferry berjalan ke arah mereka berkumpul,mereka bertepuk tangan atas kemenangan Ferry balapan tadi. Sudah sekitar satu bulan Ferry di nyatakan sembuh total,dia kembali mengambil terapi nya di Singapura dan balik ke Indonesia setelah dia sembuh.
Sudah hampir 3 kali Ferry ikut balapan dan 3 kali juga dia memenangkan balapan tersebut.

"Selamat Bro" ucap Maikel. Ferry hanya tersenyum hangat.

"Habis ini kita ke pesantren lagi, Fer?" Tanya Rafael.

"Iya" Jawab Ferry melepas sarung tangan yang masih menempel di telapak tangannya.

Sudah hampir 3 bulan mereka mondok di pesantren. Pesantren Al-Hidayah, pesantren yang di dirikan oleh ust.Abdull Rohman. Mereka sering mengunjungi pesantren atas dasar ingin berubah menjadi orang yang lebih baik lagi, memperbaiki diri dan mendekat kepada sang pencipta.

Wijayanto adalah donatur terbesar di pesantren Al-Hidayah,namun hal itu bukan menjadi pembeda antara Ferry dan santri yang lainnya. Ferry tetap sama di perlakukan seperti santri yang lainnya,tidur di kasur tingkat,makan di perasmanan,dan mandi di WC umum. Namun,Ferry hanya meminta ijin jika ada pertandingan balap motor dia di perbolehkan untuk keluar dari pesantren. Ustadz Abdull pun mengizinkan dengan syarat langsung kembali ke pesantren jika pertandingan itu sudah selesai.

Ferry pun selalu memberikan uang balapannya ke pesantren, ia lakukan itu semata mata untuk amal jariyah. Toh uang itu juga tidak haram,karena dia mengikuti balapan yang sah dan resmi.

Memasuki perkarangan pesantren dengan suara motor yang berisik membuat para santri mendengus kesal,berbeda dengan santri putri mereka kegirangan melihat segerombolan anak anak itu.

Mereka memarkirkan motornya di lapangan,lapangan bertempat di dekat daerah santri putri. Ada pembatas antara santri putra dan santri putri, terdapat tembok besar yang menjulang tinggi agar mereka tidak berpapasan yang dapat menyebabkan zina mata.

Mereka turun dari motor dan berjalan ke arah daerah santri putra,banyak pasang mata para akhwat yang melihat mereka, ketampanan mereka membuat santri putri melongo. Ferry tidak memperdulikan itu semua dia hanya fokus menatap jalan,berbeda dengan yang lainnya yang malah membalas senyuman santri putri.

Jam menunjukan pukul 17:20 Ferry dan yang lainnya mengantri di depan toilet untuk mandi. Awalnya mereka susah untuk beradaptasi dengan lingkungan pesantren,namun dengan paksaan dan niatan mereka bisa melalui itu semua.

"Woyy lama banget sih Lo tai, cepetan dong mandinya! Lumutan gue nungguin Lo mandi!" Ucap Derrel. Derrel yang notabennya non muslim kekeh ingin ikut ke pesantren,namun dia hanya sekedar berkunjung tidak untuk mendalami agama.

"Ampe kesemutan kaki gue nungguin dia keluar" Rafael menimpali.

"Lah gue Ampe ngantuk" Boby ikut nimbrung di belakang.

"Yehh kerjaan lo kan cuman makan sama tidur doang,udah kayak ucing" Angga ikut bersuara membuat mereka semua tertawa.

Pintu toilet terbuka menandakan seseorang akan keluar. Tampak seorang lelaki yang sedang memainkan rambutnya dengan handuk.  Dia menatap mereka satu persatu,dan berdecih begitu saja.

"Oalah jadi sampeyan toh yang gedor gedor pintu kamar mandi? Gak sopan wong lagi mandi di gedor gedor!" Ujarnya.

"Eh bego Lo mandinya lama tai! Kita semua bisa di hukum kalo sampe telat ke mesjid buat sholat magrib." Ucap Angga.

"Aku sih ora urus kalo sampeyan di hukum" ucapnya lalu melenggang pergi.

"Si Jowo ngeselin banget sih,mentang mentang udah lama di sini gaya nya belagu banget" Derrel kesal dengan Bayu atas sikapnya yang seperti itu. Mereka menyebut Bayu dengan si Jowo di karenakan logat Jawa yang yang sangat kental.

Ferry di perkenankan untuk mandi terlebih dahulu dan mereka menunggu kamar mandi yang lainnya.

Suara adzan magrib terdengar nyaring,mereka bergegas menuju Masjid untuk menunaikan sholat magrib. Setelah sholat magrib semua santri putra maupun putri di wajibkan untuk mendengarkan ceramah dan santri yang lainnya. Jadwal bergilir untuk mereka ceramah setelah sholat magrib sambil menunggu sholat isya.

Berhubung  masjid untuk perempuan di pesantren Al-Hidayah yang sedang di renovasi mengharuskan mereka untuk sholat di mesjid yang sama antara santri putra dan putri.

Setelah melaksanakan sholat isya,mereka di bebaskan untuk melakukan apa pun. Namun mereka tidak di perbolehkan untuk keluar dari pembatasan.

Mereka semua berkumpul di depan kamar Ferry. Ada yang sedang menghafal di karenakan besok atau lusa harus setoran hafalan,tetapi tidak dengan Ferry dia hanya menatap langit menikmati pancaran rembulan yang menghiasi bumi.

Dia selalu saja teringat Syakira,senyumnya yang manis dan menghangatkan membuatnya selalu rindu akan dirinya. Bohong jika Ferry mengatakan bahwa dia telah melupakan Syakira,walau kenyataan pahit harus dia telan dengan paksa. Dia lebih rela jika Syakira bersama orang lain di bandingkan harus meninggalkannya untuk selamanya.

"Lo gak hafalan,bukannya besok Lo harus setoran" tanya Derrel melihat sahabatnya melamun sendirian.

"Gampang itu mah" jawabnya tanpa menengok ke arah Derrel.

Ferry yang notabennya mempunyai IQ di atas rata rata membuat ia mudah untuk menghafal,terbukti dia selalu setoran hafalan tepat waktu. Dia hanya menghafal di saat mau tidur dan setelah shubuh itu pun tidak memakan banyak waktu.

"Lo gak pulang? Nanti bokap nyokap lo nyariin" ujar Ferry.

"Gue kesepian Fer gak ada kalian" ujar Derrel membuat Ferry melihat kearahnya. "Gak ada temen yang se asik kalian,gak ada temen yang se frekuensi seperti kalian. Temen gue emang banyak tapi mereka memakai kedok,mereka berteman sama gue hanya karena uang dan bisnis gue benci itu. Yaa walaupun kalian pada goblog tapi gue sayang" ujar Derrel.

"Gue liat kalian disini pada bahagia gitu,gue juga ngerasain itu saat berkunjung ke pesantren. Walau kadang gue ngeri juga liat hafalan yang begitu numpuk tapi kalian tetep bisa melewati itu semua" ucapnya lagi.

"Sorry,bukan maksud gue ngajak mereka kayak gini! Tapi gue pengen kita sama sama jadi lebih baik. Terlalu banyak dosa yang udah kita lakuin selama ini,sekarang saatnya kita Nebus itu semua. Umur gak ada yang tau rel" ucapnya mengingat Syakira yang meninggalkannya tanpa pamit.

Mereka berdua terdiam.
"Apa gue jadi mualaf aja ya?" Ucapnya menatap Ferry.

------------

Author.
Maaf baru update lagi, hehehehe
Gimana part ini? Memuaskan atau tidak?

Guide Me To JannahWhere stories live. Discover now