Part 18 : Heran

2K 101 36
                                    

Jangan baca diwaktu sholat

Sudah satu bulan lebih Rino membangun usaha kecilnya itu,namun hasilnya sungguh tidak memuaskan. Ruko yang ia bangun dari modal yang Maikel berikan selalu sepi tiap harinya,hanya ada beberapa orang yang mampir ke Ruko nya.

Setiap hari Rino selalu memikirkan bagaimana caranya ia bisa mengembalikan uang Maikel secepat mungkin. Rasa bersalah selalu saja menyelimuti nya,jika Rino tak bisa mengembalikan uang itu sama saja dia telah menjual Syakira.

"Akhir-akhir ini kau sering melamun,ada apa?" tanya Asih kepada suaminya.

"Sudah satu bulan lebih dan Ruko kita selalu sepi. Bagaimana bisa aku kembalikan uang Maikel jika keadaan terus begini" ujarnya lesuh.

"Jika kau tidak bisa mengembalikannya,kau terpaksa harus merelakan Syakira untuk menikah dengan Maikel" ujar Asih

"Aku takut adikku tak akan bahagia jika bersamanya" lirih Rino

"Sekarang aku ingin bertanya kepadamu. Apakah selama ini Maikel jahat?" Rino menggeleng.

"Lalu untuk apa kau khawatir jika Syakira tidak akan bahagia jika bersamanya?" Asih kembali bertanya.

"Entahlah,hatiku berkata Syakira tak akan bahagia jika bersamanya" jujurnya

"Jika menurutmu Syakira tak mencintai Maikel? Kenapa kau tak membuat Syakira mencintainya?" Rino terdiam mendengar Istrinya. Benar juga kenapa aku tak membuat Syakira jatuh cinta dengan Maikel. Jika berhasil Rino yakin Syakira akan bahagia.

"Caranya?" tanya Rino. Asih membisikan sesuatu,Rino mengangguk tanda mengerti.

------

Syakira baru saja selesai melaksanakan sholat ashar. Dia keluar dari mushola kantor menuju mejanya,kini Syakira sudah bekerja disebuah kantor yang lumayan besar. Setelah wisuda banyak perusahaan yang menawarkan kerja,tpi Syakira memelih bekerja diperusahaan PRAKASA GRUOP yang menurutnya perusahaan terkenal dan gajih yang lumayan besar.

Baru 2 minggu Syakira bekerja dan rasanya dia sudah nyaman dengan kerjaannya. Menurutnya semua karyawan baik-baik entah itu yang junior maupun senior.

Setelah sampai dimeja kerjanya Syakira langsung saja mendaratkan bokongnya dikursi empuknya,melepaskan lelah setelah seharian bekerja tanpa henti.

Ine berdiri didepan meja Syakira sambil tangannya sedang membereskan berkas.
"Syakira berkas yang disuruh pak Radit sudah diselesaikan?" tanya Ine selaku sekertaris pak Radit.

"Astagfirullah,aku belum melanjutkannya" ujarnya.

"Apa tadi pak Radit menanyakannya?" lanjutnya.

"Iya"

"Ya sudah kalau gitu aku kerjakan dulu"

"Sya..." ucapannya terhenti karena Ririn memanggil Ine.

"Ine,pak Radit nyariin lo" ujar Ririn.

"Tapi..."

"Cepetan,kayaknya pak Radit marah deh sama lo" Ujar Ririn.

"Serius loe?" Ine panik mendengarnya,Ririn mengangguk.

Guide Me To JannahWhere stories live. Discover now