39

123 15 0
                                    

Aku membuka mataku perlahan. Aku sudah di dalam kapsul mesin waktu. Aku sudah kembali ke tahun 2020. Aku melihat Johan menghampiriku, dia tersenyum dan membuka pintu kapsul itu. Asap dingin mengepul keluar dari mesin waktuku.

"Henry, kau kembali.."

Arthur dan Noel memandangiku dengan senyuman mereka.

"Selamat datang kembali, Henry." kata Arthur.

Aku perlahan keluar dari kapsul mesin waktu itu.

"Kau masih memakai pakaianmu tahun 1930." kata Noel.

"Ini, minumlah ini. Susu pisang."

Aku mengambil susu pisang itu dari tangan Noel dan meminumnya.

Aku melepas kamera polaroid yang kukalungkan dan memberikannya pada Arthur.

Aku melihat Arthur. Dia masih tersenyum kepadaku.

Air mata dengan derasnya membasahi pipiku. Aku langsung memeluk Arthur dan terisak.

"Tidak apa-apa, Henry. Tidak apa-apa.. kami di sini memelukmu."

Aku semakin menangis sambil memeluk Arthur. Bisa kurasakan Johan dan Noel yang ikut memelukku.

"Tidak apa-apa, Henry.."
Arthur mengelus punggungku.

~

"CapJae.. bukannya kau ingin makan Capjae buatanku?"

Aku mengangangguk sambil tersenyum.
Aku sudah sepenuhnya berganti pakaian. Kaos oblong dengan celana tiga per empat, bukan memakai kemeja dan celana kain sebagai pakaian sehari-hariku.

Kuambil sumpitku, dan melahap CapJae buatan Arthur.
Ugh.. aku sungguh rindu dengan masakan Arthur. Rasanya selalu enak.

Aku mengambil album foto berwarna coklat tua, dan kuberikan pada Johan yang juga didepanku.

"Itu foto-foto saat aku di sana."

Johan membuka album foto itu.

"NYC tahun 1930 sangat fantastis. Sangat klasik."

"Henry, ini ponselmu."

Noel memberikan ponselku.

"Baru selesai kuisi dayanya."

"Gomawo, Noel."

"Aku tahu perpisahan tadi memang terasa berat untukmu, Henry. Tapi aku yakin, kau akan jauh baik-baik saja." kata Arthur.

"Thanks, Arthur. Mereka akan lupa padaku karena efek mesin waktu itu. Tapi kenangan mereka akan tetap kusimpan."

Arthur tersenyum.

"Kau menambahkan porsi CapJaenya? Arthur, aku tidak yakin bisa menghabiskan ini."

"Aku akan membantumu.." kata Noel mengambil sumpitnya dan melahap CapJaeku.

"Dengan senang hati, aku akan membantumu menghabiskannya."
Johan juga melahap CapJaeku dengan sumpitnya.

"Aku sudah kenyang, terima kasih untuk CapJaemu, Arthur. Rasanya enak sekali."

"Sama-sama, Henry. Biar kucuci piringnya."

"Tidak perlu, aku saja."

Arthur mengangguk dan tersenyum.

Aku mencuci piring bekas CapJae di bak cuci piring sebelah dapur, memori indahku dengan teman-temanku di New York masih tertempel kuat di ingatanku. Ah, tentu saja. Aku baru beberapa jam yang lalu kembali dari mesin waktu. Mereka pasti otomatis lupa padaku.

Time TravellerWhere stories live. Discover now