33

87 10 0
                                    

Tomorrow..

"Florence.."

"Henry-oppa!"

Flo berlari menghampiriku, senyum manisnya mengembang di kedua sudut bibirnya.

"Makan siang?" tanyanya.

Aku mengangguk.

"Kau mau ke rumahku? Aku akan membuatkanmu makan siang."

"Kau.. membuatkanku makan siang?"

"Tentu saja. Ayo ke rumahku."

Aku mengangguk. Kugenggam tangan Flo dan membawanya ke mobilku.

Saat aku dan Flo berjalan ke area Parkir, aku dan Flo melihat Ryan dengan pacar barunya. Ya, wanita yang kulihat sedang berciuman dengan Ryan itu pacar barunya. Aku melirik ke arah Flo yang sedang melihat Ryan merangkul kekasih barunya.

"Kau.. baik-baik saja, Flo?"

Flo sontak menoleh ke arahku. Dia tersenyum.

"Tentu saja, aku baik-baik saja."

"Kau tahu, Flo. Tidak apa-apa, melupakan seseorang yang kita sayang memang tidak mudah dan tidak bisa seinstan itu."

"Apa sih, Henry-oppa. Aku memang sudah membuang jauh-jauh rasa cintaku kepada Ryan. Gadis itu tidak tahu kalau Ryan brengsek, mungkin setelah ini mereka putus dan Ryan dengan wanita lainnya. Aku sudah cukup tahu."

Flo menghela napasnya.

"Aku sudah sepenuhnya selesai dengan Ryan. Kami sudah berakhir."

Aku mengangguk.

~~

"Orang tuamu belum pulang?"

"Belum. Ayah masih belum selesai dengan urusan pekerjaannya."

Aku mengangguk paham sambil membuat bentuk abstrak pada serbet makan dengan jari telunjukku.

"Kau suka salad?"

"Tentu saja, aku suka salad."

"Sebentar lagi jadi makan siangnya."

"Aku tidak sabar.."

Flo terkekeh.

Aku memangku daguku dan melihat punggung Flo yang sedang sibuk menyiapkan makan siang.
Kuedarkan pandanganku pada seisi ruang dining room Flo yang digabung dengan dapur. Di belakangku adalah living room dengan sofa panjang dan televisi serta piano di seberang sofa itu.

"Makan siang sudah siap.."

Flo menghampiriku dengan membawa mangkuk sedang berisi salad.

"Chicken salad.. wow.."

"Silakan."

Aku mengambil sendok di sebelahku dan menyantap makan siangku.

Ini enak sekali.

"Gomawo, Flo.."

Flo melirikku dengan sendok yang masih di mulutnya. Dia tersenyum padaku dan mengangguk.

"Hei, Flo! Sayang! Tumben kau menerima tamu."

Sontak aku dan Flo menoleh ke arah suara yang memanggil Flo.

Ryan.
Tch! Mengapa cecunguk ini di sini?! Aku melahap makan siangku dengan perasaanku yang kesal.
Pria ini menghancurkan makan siangku!

"Apa-apaan ini?! Mengapa kau membiarkan cecunguk ini makan di rumahmu?!"

Time TravellerWhere stories live. Discover now