EXTRA PART

203 15 0
                                    

Extra Part ini kubuat agak panjang..
Happy Reading .. ^^

Saturday
06.00 am

"Hei, Naomi .." ucapku pada kekasihku lewat video call.

Ah, tepatnya
Dia tunanganku.

"Henry, selamat pagi.."

Aku tersenyum

"Selamat pagi."

"Tumben kau mengajakku video call?"

Naomi sedang menyisir rambutnya.

"Bogoshipo."

Naomi menjulurkan lidahnya.

"Kau tidak merindukanku?"

"Ani."

Aku memasang wajah datarku.

"Aku bercanda, sayang. Aku merindukanmu.. kita kemarin makan malam bersama. Kau sudah rindu padaku."

Aku tersenyum melihat paras cantik dan lembut Naomi.
Aku mencintai gadis ini.
Dia memiliki kepribadian yang hampir mirip dengan Flo.
Aku bisa merasakan karakter Flo ada di dalam Naomi.
Ah, neomu yeppeo..

"What's wrong, love?" tanyaku pada Naomi.

"Apa kau bersama keponakanmu? Yeppeo."

"Aku.. sendirian di apartment.."

"Dia tadi berlari di belakangmu."

Aku menoleh ke belakang.

"Jinjja eopseo, Naomi."

"Aku melihatnya, Henry. Dia cantik sekali."

Aku menghela napas pelan dan tersenyum.
Tunanganku ini memiliki anugrah istimewa. Ia seorang indigo.

"Iya, sayang.. aku percaya.. sekarang dia sudah pergi."

Pantas saja aku mencium aroma bedak bayi di sini. Setidaknya, anak kecil itu tidak menggangguku.

"Dia hanya ingin menyapamu, itu saja. Dia tidak berbahaya."

"Mungkin karena aku memang tampan."

"Kata siapa?"

"Buktinya kau mau menjadi kekasihku."

"Oh iya? Menurutku kau tidak tampan."

"E-eh?! Lalu.. bagaimana bisa kau mencintaiku? Dan mau menjadi tunanganku?"

Naomi tersenyum.

"Tidak ada alasan bagiku untuk jatuh hati padamu. Aku mencintaimu tanpa alasan.. secara tiba-tiba, hatiku memilihmu."

Hatiku menghangat mendengar jawaban Naomi. Kusunggingkan senyumanku, berlanjut ke boxy smileku.

"Argh! Tidak .. jangan senyum itu lagi, Henry.. stop it! Kau membuatku berdebar lagi!! Aigoo..  chagiya, hajima!"

Aku tertawa melihat semburat merah di kedua pipi Naomi.

"Naomi.."

"Hm?"

"Aku akan menjemputmu setelah ini."

"Iya, sayang. Kita akan ke pameran lukisan itu 'kan?"

Aku mengangguk.

"Jangan lupa membawa tiketnya, Henry. Tiketku sudah ada di dalam tasku."

"Iya.. aku tidak akan lupa membawa tiketnya."

Naomi tersenyum.

"Sampai bertemu nanti, Henry. Aku mencintaimu."

"Aku mencintaimu.."

Time TravellerWhere stories live. Discover now