8

213 19 0
                                    

Bip! Bip! Bip!

Aku membuka mataku perlahan, saat bunyi jam weker membangunkanku. Kumatikan jam weker itu dan meregangkan ototku.
Pukul tujuh.

Aku segera turun dari tempat tidur dan mengambil handukku untuk membersihkan tubuhku.
Kamar mandi tahun 1930an tidak begitu jauh dari kamar mandi tahun 2020. Tetap ada shower, bathtub, kloset untuk buang air, dan wastafel. Hanya saja, modelnya masih sangat klasik. Baiklah, cukup mengomentari isi kamar mandi. Aku harus segera mandi dan bersiap kerja.

Setelah mandi, kuambil kemejaku dan jas yang akan kupakai untuk bekerja. Kemeja putih dengan jas berwarna coklat tua dan celana kain senada, dasi hitam bagus juga.
Segera kupakai pakaian satu stel itu dan mengambil kaos kakiku juga sepatu fantofelku.
Ternyata aku mempunya banyak sekali varian kemeja, jas, dan sepatu. Baju-baju santai juga banyak dan bervariasi.

Kusisir rapi rambutku dan membiarkan poniku menutupi dahiku, yang penting rapi. Aku keluar dari kamarku dan menuju dapur untuk menyantap sarapan.

Kubuka lemari di dapur, terdapat sereal yang masih terbungkus rapi. Aku harus melihat tanggalnya, siapatahu sudah kedaluwarsa.

Best before : May, 1932

Ah, masih layak dimakan. Kubuka kotak sereal itu dan menuangkan susu yang kuambil dari dalam kulkas.

Selamat makan.

Satu suapan masuk ke dalam mulutku. Ini enak sekali, rasa coklat dengan campuran gandum.

Hah.. baiklah, waktunya berangkat kerja.
Aku mengaktifkan GPSku menuju Way's Corp.

"Manhattan? Jauh juga dari New York. Tidak mungkin aku berjalan kaki."

Aku menghela napas pelan.

"Baiklah, aku akan naik taksi."

Aku keluar dari apartmentku, tidak lupa mengunci pintu kamarku dan menuju lobby bawah.

Di mana taksinya? Baiklah. Aku akan menunggu sedikit lagi.

"Selamat pagi, Tuan Kim.."

Ah, siapa namanya? Oh! Kevin.

"Selamat pagi, Kevin."

"Anda sedang apa?"

"Menunggu taksi."

"Taksi? Wah, tumben Anda tidak berangkat menggunakan mobil."

"Apa?"

"Mobil, Anda biasanya menggunakan mobil Anda untuk pergi bekerja. Apa mobil Anda rusak? Siapa tahu, saya bisa memperbaiki sedikit."

Aku punya mobil?

"Mobilku yang mana?"

"Yang biasanya, Tuan.. mobil Anda yang berwarna biru navy.."

Aku berlari masuk ke dalam halaman parkir Apartmentku.

Banyak mobil yang terparkir di sini. Tapi yang mana mobilku?

Aku berjalan pelan mencari mobil berwarna biru navy seperti yang James katakan tadi.
Itu dia..
Satu-satunya mobil biru navy yang terparkir paling ujung. Ini mobilku?
Woaah.. ini keren! Ternyata aku sudah punya mobil!

Tapi di mana kuncinya?
Aku merogoh tas kerjaku.
Kunci? Aku memegang sebuah kunci. Ini bukan kunci apartmentku. Kunci apartmentku kutaruh di saku depan tasku. Kuambil kunci itu dan memastikan kunci apa ini.

Kunci mobil dengan gantungan kunci bertuliskan namaku 'Henry'
Yap! Ini mobilku!!

Segera kubuka kunci mobil itu, dan aku masuk ke dalam mobilku. Aroma lemon segar tercium di seisi mobilku karena pewangi ruangan yang kugantung di kaca dalam mobil.
Ini keren!!! Aku punya mobil ternyata!!

Time TravellerWhere stories live. Discover now