16

113 15 0
                                    

"Mwo?"

"Aku dan Ryan resmi berpacaran."

Hatiku hancur seketika. Kakiku melemas, kukira dia akan mengutarakan perasaannya kepadaku. Ternyata ini yang akan disampaikannya padaku.
Dia berpacaran dengan si Ryan?

"O-onje(kapan)?"

"Sam il jone(tiga hari yang lalu)."

Sudah, semuanya sudah selesai.
Perasaanku tidak tersampaikan.
Flo malah berpacaran dengan orang lain yang penuntut dan pemaksa.

"Henry-oppa? Gwenchana?"

"E-eh? Jinjja gwenchana!"

Aku menyunggingkan boxy smileku.
Lagi, didalam kesedihanku.

"Oh.. akhirnyaaa.. syukulah kau tidak apa-apa.. kupikir kau akan marah padaku."

Flo memegang tanganku dengan kedua tangannya dan menggoyang-goyangkan tanganku pelan.

"Ti-tidak.. untuk apa? Ahahhahaha!! Itu hakmu untuk berpacaran."

Hatiku sakit sekali.. sangat sakit. Aku merasakan perih luar biasa didalam hatiku. Bodoh, Henry. Aku malah berpikir kalau Flo akan menyatakan perasaannya kepadaku.
Harusnya kau menjadi milikku, Flo. Kekasihku.. bukan malah kekasih orang lain.

"Florence.."

Aku menoleh ke belakang, Ryan dengan setelan musim dinginnya berjalan ke arah kami. Senyuman tipis dan tatapan intimidasinya melihatiku.
Ryan langsung merangkul pinggang Flo dan mencium pelipis Flo.

Itu membuatku sangat sakit, rasanya seperti mati rasa. Sangat sakit sekali..
Noemu appa..

"Sedang apa kau, chagiya?"

Hatiku seketika nyeri dan perih saat Ryan menekan kata 'chagiya' untuk Flo. Gaesekkiya, Kau sengaja melakukan itu 'kan?!

"Aku.. sedang membuat manusia salju."

Ryan melihatku dengan tatapan sinisnya dan tersenyum smirk.

"Oh maaf, aku tadi mencium kekasihku didepanmu."

"Tidak apa-apa, Ryan. Aku sudah tahu.."

"Oh? Kau yang memberitahunya, sayang?"

Ryan menempelkan hidungnya pada pelipis Flo.
Kupalingkan wajahku, aku tidak mau melihat ini.

Flo mengangguk lemah.

"Ah, padahal aku yang ingin memberitahunya kalau kita sudah resmi berpacaran."

Ryan mengelus puncak kepala Flo. Tidak, aku tidak sanggup melihat ini. Ini membuatku semakin sakit.
Apa-apaan ini?!

"Nah, Henry-ssi.. kau sudah mendengar sendiri dari Flo. Kami sudah resmi menjadi sepasang kekasih."

Aku menyunggingkan senyuman tipisku.

"Aku tahu.. selamat untuk kalian."

"Thank you, Henry-ssi.."
Ryan menyunggingian senyuman smirknya padaku.

Aku akan pulang saja, di sini membuat hatiku semakin remuk tidak karuan.

"Hen-Henry-oppa..! Kau mau kemana?"

"Bimil. (rahasia)"

"Ah.. aku tidak tahu apa itu artinya, but.. take care.."

Aku tersenyum ke arah Ryan dan meninggalkan pasangan baru itu.
Kutempelkan tanganku pada dadaku, dan merasakan betapa sakitnya hati dan perasaanku hari ini.

Time TravellerWhere stories live. Discover now