15

117 18 0
                                    

2 Months Later...

Sejak kejadian itu, aku sudah jarang sekali berjalan-jalan atau hang out berdua dengan Flo. Aku dan Flo hanya sebatat saling menelepon di malam hari, itupun hanya satu jam-an. Karena Flo tipe gadis yang tidak kuat begadang, satu jam saja. Dia sudah menguap dan mengantuk, diluar saja kami hanya bertemu sebentar. Karena setiap kali kami ingin pergi berdua, selalu ada Ryan yang mengacaukan semuanya.

Dasar sialan!

Aku semakin ragu pada diriku sendiri, apakah aku bisa mendapatkan Flo kalau Ryan sendiri terobsesi dengan Flo. Bahkan pria gila itu mengklaim Flo adalah miliknya.
Dasar tidak waras!

Hari ini musim dingin. Salju turun dengan lebatnya hingga menutupi halaman taman kota. Aku pulang kerja lebih awal karena produksi mesin fotokopi sudah selesai lebih cepat, jadi karyawan diperbolehkan pulang cepat. Tujuan pertamaku adalah ke taman kota sambil menikmati salju yang menutupi hampir sebagian taman kota dengan cantiknya. Aku duduk di bangku tempat pertama kali aku bertemu dengan Flo sambil melihat orang-orang yang tengah bermain dengan salju.

"Henry-oppa..!"

Suara itu..

Aku menoleh ke sumber suara yang memanggil namaku.
Aku tersenyum melihat Florence yang sangat cantik dengan syal merah muda yang terkalung di lehernya. Flo menghampiriku dan duduk di sampingku.

"Hei.." sapaku.

"Kau sendirian di sini?"

"Seperti yang kau lihat.. aku sendirian di sini."

"Biasanya dengan Richard."

"Richard ada janji dengan Brigette."

"Begitu.."

"Hmm.. di mana Ryan? Biasanya kau dengan Ryan."

"Ah.. itu.. Ryan sedang sibuk dengan pekerjaannya."

"Kita bisa menikmati salju bersama.."

Aku menyunggingkan boxy smileku.

"Ah, senyuman itu. Aku kangen kau memperlihatkan senyuman manis itu lagi.."

Aku membenarkan syalku.
Karena aku sedang berusaha terlihat tenang sebelum aku salah tingkah didepan Flo.

Aku berdiri dari bangkuku.

"Mau membuat manusia salju?"

Flo tersenyum dan mengangguk.

Kami sampai di halaman yang tidak terlalu ramai orang. Aku mulai membuat bola salju yang besar untuk jadi tubuh di manusia salju.

"Apa sudah cukup?"

Flo mengangguk. Aku menggulung salju lagi membentuk bola salju dan menaruhnya di atas gulungan salju yang kedua. Flo menempelkan batu-batu hitam sebagai kancing manusia salju itu.

"Supaya tampan.."

Aku terkekeh.
Bergantian Flo membuat bola salju dan meletakkannya paling atas sebagai kepala si manusia salju. Flo juga menempelkan batu-batu kecil sebagai mata, hidung, dan mulut manusia salju.

"Ada yang kurang." ucapku.

Aku mengambil dua rantai sebagai kedua tangan manusia salju. Kulepas syalku dan mengalungkannya pada manusia salju yang sudah jadi.

"Sudah jadi, Oppa! Dia tampan juga."

Aku tersenyum dan mengangguk.

BUGH!!
Ada yang melemparku dengan bola salju.
Aku menoleh kanan kiri. Tidak ada seseorang.

Time TravellerWhere stories live. Discover now