6

368 30 0
                                    

BIP! BIP! BIP!

"Henry.."

"Hei, Noel. Bagaimana dengan tombolnya?"

"Masih belum responding, mesin tua.."

Aku menghela napas pelan.

"Maafkan aku, Henry. Aku ceroboh."

"Tidak apa-apa, sepertinya aku harus menikmati hari-hariku di sini. Tapi apa kau tahu? Ini aneh sekali.."

"Apa? Apa yang Aneh?"
Arthur menyaut.

"Di sini, aku tinggal di Apartment! Aku punya pekerjaan tetap!"

"Woah! Daebak! Kau bekerja sebagai apa disana?"

"Sebentar.."

Aku berjalan ke kamarku dan mengambil ID Cardku.

"Staf Teknisi di Way's Corp."

"Sebentar, aku cari di internet.."

"Wow, Henry! Way's Corp itu perusahaan terbesar di New York pada tahun 1930! Yang bekerja di sana bukan orang sembarangan. Mereka yang benar-benar terpilih yang layak bekerja di Way's Corp! Kau hebat! Dan pekerjaan yang paling banyak peminat dengan gaji tinggi adalah divisimu! Staff Teknisi!" jelas Arthur.

"Coba kau lihat dompetmu."

"Dompet.. dompet.. sepertinya aku melihatnya di atas nakasku."

Aku mengambil dompet berwarna coklat dan melihat isinya.
Uang.. sebanyak ini? Ini uangku?

"I-ini uangku?"

"Sudah kubilang, gaji perusahaanmu itu besar! Itu uangmu, Henry! Kau termasuk orang kaya di Kota New York! Seharusnya kau tidak perlu tinggal di Apartment! Kau bisa membeli rumah sendiri!"

"Ani nan nae apateue inneun ge do joa..(Tidak, aku lebih memilih tinggal di Apartment..) Lagipula, aku hanya sebentar di tahun 1930.."

"Araso. Kau beruntung, Henry. Terjebak di New York malah menjadi orang kaya.."

"Sudahlah, yang penting aku ingin segera kembali ke masaku."

"Sabarlah dulu, Henry. Tombolnya belum berfungsi. Kau nikmati saja dulu New York versi lama."

"Sudah hampir satu jam! Belum benar juga tombolnya?!"

"Satu jam? Di sini baru lima menit yang lalu."

"Huh?"

"Memang, program mesin waktu ini memang seperti ini. 1 jam sama dengan satu bulan di sana, waktunya melambat sangat lambat. 10 jam sama dengan 10 bulan. Kalau kau di sini dua belas jam, di sana satu tahun alias dua belas bulan. Kau tidak akan merasakannya." jelas Arthur semakin membuatku paham. Waktunya melambat di sini.

"Seperti di Film Narnia saja waktunya. Di sana seakan-akan kita sudah bertahun-tahun menetap di sana, padahal nyatanya hanya beberapa menit, bahkan detik."

Arthur terkekeh.

"Geugon taimmosiniya(itulah mesin waktu.)"

"Henry! Henry!"

"Wae, Noel-sshi?"

"Tombolnya berfungsi!"

"Benarkah?! Cepat, kembalikan aku sekarang. Ppalri nal dasi deryoga!! (Cepat! Bawa aku kembali!)"

"Jamkkanman(tunggu dulu). Mengapa tulisannya waiting for ten hour?"

"A-apa? Apanya yang menunggu sepuluh jam?"

"Sebentar, akan kusambungkan pada Ahjussi."

Aku semakin bingung dengan cara kerja mesin ini.

"Henry.."

Time TravellerWhere stories live. Discover now