7

296 19 0
                                    

21.00 pm

Biiippp... biiiipp...

"Ya, Henry?"

Suara Johan.

"Bagaimana dengan New York?" tanya Noel.

"Sangat klasik?" timpal Arthur.

"Kau tidak akan percaya dengan apa yang kuceritakan..!"

"Apa itu?"

Aku menyesap coklat panasku.

"Aku bertemu dengan seorang gadis!"

Siulan pelan dari Johan.

"Oya? Bagaimana?"

"Kami bertemu di taman saat mainan anjingnya tidak sengaja terlempar di kakiku. Sungguh, dia sangat cantik!"

"Kau menanyakan namanya?"

"Tentu saja! Namanya Florence! Dia juga dari Korea!"

"Jinjja?!"

"Iya, tapi dia pindah ke New York karena ayahnya yang dipindahtugaskan."

Aku tersenyum.

"Besok, aku akan bertemu lagi dengannya."

"Wah.. sepertinya ada yang sedang jatuh cinta di sini." ucap Noel.

"Entahlah, dia sangat mempesona.. senyumannya sangat memikat."

Aku tersipu malu.

"Sudahlah, aku mengantuk..! aku mau tidur."

"Tidur? Sekarang masih sore! Uh.. baiklah.. tidurlah.." kata Johan. Kumatikan sambungan teleponku, dan melepas jam tanganku.

~~

Aku membuka mataku perlahan saat sinar matahari menembus gorden kamarku.
Kuambil jam tanganku dan melihat pukul berapa sekarang.
Pukul enam.

Kuregangkan ototku, dan beranjak dari kasurku.
Oh my.. nyaman sekali kasurnya. Sangat hangat.

Aku mengambil handukku, dan masuk ke dalam kamar mandiku.

"Woah.. daebak!!"

Kamar mandi tahun 1930 tidak jauh dari kamar mandiku! Ada wastafel dengan kaca besar, kloset, bathtub, dan shower box. Mirip dengan kamar mandi di rumahku.

Aku melirik ke arah gelas kecil berisi sikat gigi dan pasta gigi yang masih baru.
Apa ini milikku?
Kurasa iya.

Aku membuka sikat gigi, pasta gigi, dan sabun cuci muka baru itu dan mulai membersihkan gigi dan mukaku.

Aku membuka satu per satu pakaianku dan masuk ke dalam shower box. Apa di sini ada air hangat?

Kuputar keran shower itu ke arah merah tanda air panas, dan mengarahkan tanganku pada pancuran air shower itu.

"Aish! Panas!"

Aku memutar keran shower itu di warna biru.

"Dingin sekali!"

Kukibas-kibaskan tanganku.
Aku mencoba mengarahkan keran air di antara warna biru dan warna merah.

"Ini cukup."

~
Aku berjalan menuju taman kota dengan senyuman mengembang di bibirku. Bagaimana tidak senang? Bertemu dengan gadis manis kemarin? Kumasuki area taman itu sambil mencari keberadaan Florence.

Itu dia.. gadis berambut coklat panjang dengan gaun oranye selutut dan topi senadanya yang cantik terpasang dikepalanya. Ia sedang membaca buku sambil duduk di bangku yang kemarin.

Time Travellerحيث تعيش القصص. اكتشف الآن