GBGB | Extra Part | 05

334 31 0
                                    

GBGB | Extra Part | 05

~Good Boy Gone Bad~

Jay berada di perpustakaan untuk mengembalikan buku pelajaran yang pernah ia pinjam. Hanya sebagai referensi saja untuk mengerjakan tugas Bahasa Indonesia mengenai proposal. Padahal di kelas XI sudah pernah ia kerjakan, tapi entah kenapa guru mapelnya memberi tugas itu lagi. Mungkin agar ingat kembali mengenai materi tersebut.

Tangan kanan Jay terulur ke atas untuk mengembalikan buku di tempat semula, lalu ia hendak keluar dari antara deretan rak buku, tapi kehadiran Salma sempat mengagetkannya. Bisa dengan jelas Jay lihat dengan matanya, Salma masih tetap cantik seperti biasa dengan gaya rambut yang sering diubah-ubah hingga kena sanksi dari guru BK.

"Meski berteman aja gak bisa?" ujar Salma seraya mencekal pergelangan tangan Jay yang hendak pergi dari sana. Salma menatap wajah Jay yang perlahan mengarah padanya.

"Pria sama wanita susah jadi teman kalo ujung-ujungnya pasti ada yang suka duluan. Jadi, cukup berteman sebagai teman kelas. Gak lebih," balas Jay dengan kedua tangan ia taruh di atas bahu Salma. Membuatnya saling bertatapan. Seorang siswi memperhatikan mereka berdua dengan jelas. Mereka juga sempat tersenyum. Layaknya pasangan.

"Kamu masih suka sama Salma?" Karin sempat memperhatikan Jay yang saling melempar senyum dengan Salma. Karin akui memang Salma mantan Jay yang cukup lama di SMA. Sehingga meski sudah putus hubungan, mungkin saja masih ada hubungan tersembunyi?

"Karin jangan salah paham, oke! Aku cuman―"

Jay mengacak rambutnya kasar, karena Karin pergi dari sana dengan kekesalan. Karin kesal pada Jay jadi maklum saja. Toh, Jay waktu itu sudah bilang ingin jauh-jauh dari Salma, tapi ia bisa saksikan sepertinya dua orang itu masih dekat.

"Tidak kejar?" Salma memperhatikan Jay yang sempat menghantam rak buku hingga beberapa buku hampir jatuh tapi tidak jadi. "Masa segitu aja hubungan kalian akan bertahan. Gak nyampe satu tahun," ejek Salma lalu melenggang pergi.

Jay tidak mengejar Karin karena bel tanda pulang berbunyi dan ia mendapat tugas membersihkan perpustakaan bersama Fino. Tasnya sudah ada di perpustakaan dan ia tidak bisa keluar karena guru agak gemuk dengan kacamata bening itu memperhatikannya dari ambang pintu ketika ia akan keluar.

"Cepat bereskan semuanya terus sapu dan pel," tutur guru itu membuat Jay langsung bekerja. "Setelah itu kalian baru bisa pulang."

Setelah turun jabatan dari OSIS, Jay justru semakin bertingkah sesuka hati sampai telat masuk kelas hingga setengah jam karena masih di kantin bersama Fino. Sejak kapan mereka jadi dekat, itu pertanda baik.

"Maaf, Bu, saya habis dari toilet," ujar Fino yang membuat guru itu minggir dari ambang pintu.

"Cepat selesaikan karena sudah sore jika tidak ingin pulang kemalaman," ujar guru itu pada Fino dan Jay.

"Baik, Bu," balas mereka berdua bersamaan.

Bersih-bersih pun di mulai dengan saling cek-cok antara Jay dan Fino.

***

Benar saja. Jay dan Fino pulang dari sekolah menjelang waktu Maghrib. Hari sudah agak petang dan mereka jalan kaki pulang ke rumah. Motor Jay masih di bengkel sedangkan motor Kiki malah di pinjam oleh Reno. Sedangkan Fino sendiri tadi pagi ikut motor Kiki yang di pinjam Reno.

"Gara-gara kamu, Fin, jadi kena hukuman," ujar Jay lalu mendorong bahu Fino, menengah ke jalan aspal.

"Kamu juga ikut ke kantin ngapain nyalahin segala," balas Fino lalu mendepak kaki bagian belakang Jay.

Good Boy Gone BadDonde viven las historias. Descúbrelo ahora