| 043 | GBGB

482 42 6
                                    

043

~Good Boy Gone Bad~

Jay pulang sekolah lebih akhir dibanding siswa-siswi lainnya. Ia harus membersihkan lapangan yang begitu luas bersama pengurus OSIS lainnya. Sampah berserakan dimana-mana. Meski keesokan hari masih terdapat perlombaan yang harus diselesaikan, lapangan itu tepat harus dibersihkan, sehingga sampah yang berserakan tidak terlalu menumpuk.

Setelah semuanya selesai, Jay pulang ke rumah sendirian. Ia memang biasa pulang sekolah sendirian. Rambutnya tampak acak-acakan. Ia masih memakai setelah baju olahraga yang ia kenakan saat di sekolah tadi. Warna pakaian itu adalah biru tua dengan strip berwarna putih.

Saat di jalan pedesaan, Jay berpapasan dengan Karin. Karin memakai T-shirt biru muda dan celana pensil berwarna krem. Karin berjalan sembari memainkan smartphone-nya. Ia mendongak saat menyadari ada seseorang di hadapannya.

"Kamu?"

Sontak Karin berkata seperti itu saat menyadari Jay ada di hadapannya. Pria itu menatap dirinya dengan tatapan seperti biasanya. Tatapan tajam tak suka akan dirinya.

Jay berlalu begitu saja saat Karin sudah ketakutan. Ia biasa menyakiti Karin setiap kali dirinya memiliki kesempatan untuk melakukan hal itu. Tapi saat ini ia sedang tidak mood untuk menyakiti gadis itu.

Menyadari Jay langsung berlalu begitu saja tanpa mengatakan sepatah kata atau bertingkah sedikitpun, Karin heran akan hal itu.

"Apa pacarnya itu? Eh mantannya si Jay bisa ngerubah sikapnya yang kasar itu terhadap aku?" Karin menerka-nerka. Ia menggaruk-garuk alisnya merasa heran.

"Entahlah..."

***

"Nih!" Jay melempar tas ibunya yang beberapa hari lalu sempat kena copet―ke sofa cokelat susu yang terletak di ruang tamu.

"Loh! Itu kan tas ibu?"

Maya langsung berjalan mendekati tasnya yang berada di atas sofa. Tadinya ia hendak masuk ke kamar.

"Kamu nemu tasnya dimana?"

Maya mengecek seisi tas itu, "kalo nggak salah pencopetnya itu, anak dari Geng Gaib? Iya bener. Wajah mereka sudah nggak asing. Terus kamu berantem sama mereka? Gimana kamu bisa ngambil tas ini dari mereka?"

"Kenapa ibu nggak bilang dari awal kalo yang ngambil tas ibu itu anak dari Geng Gaib? Kalo ibu bilang dari awal, 'kan, Jay bisa ngambil tas itu dari mereka."

Jay yang sedang duduk di atas sofa sembari melepas kaos kakinya, langsung berdiri ketika mendengar Maya mengatakan bahwa ibunya itu sudah tahu jika Genk Gaib yang mengambil tas.

"Ibu nggak mau kamu itu terlibat sama geng-geng kayak gitu. Kalo kamu di keroyok sama geng itu gimana? Oh iya! Gimana kamu bisa nge-dapetin tas ini?"

"Salah satu adik dari kawanan geng itu ada yang sifatnya baik. Terus dia juga kenal sama aku. Jadi setelah dia mengetahui tas itu milik ibu aku, dia ngembaliin tas itu ke aku," jelas Jay yang langsung berlalu ke kamarnya.

"Cowok atau cewek?"

Jay berpikir dulu. "Cowok."

Tidak ada harapan dari Maya akan jawaban putranya. "Oh. Makasih, Jay."

Jay tertawa singkat saat ibunya bertingkah seperti itu. Ia dan ibunya memang akrab. Mereka lebih tepat dibilang kakak beradik ketimbang ibu dan anak. Jay memiliki tubuh yang lebih tinggi ketimbang ibunya. Postur tubuh Jay juga lebih besar dari ibunya atau mungkin postur tubuh ibunya yang terlalu kecil.

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part

Good Boy Gone BadWhere stories live. Discover now