| 066 | GBGB

454 29 5
                                    

066

~Good Boy Gone Bad~

"Tiga belas September kita bakal ngerayain ultah RT ke 20 di Tranggulasih, ya?" tanya Fino pada ketiga temannya itu seraya tetap berjalan beriringan.

"Tanya Karin tuh! Yang udah tau betul akan history RT itu!" sahut Kiki dengan nada enteng.

"Oh iya! Karin kan emang dari lahir udah di RT itu yah? Jadi, dia tahu betul akan sejarah desa termasuk RT-nya itu," ujar Fino.

"Hari ulang tahun RT kita itu jatuh pada tanggal tiga belas September. Sebenarnya awal dibentuknya RT itu juga kagak jelas. Warga menentukan sendiri tanggal ultah itu setelah RT itu memang sudah terbentuk sejak beberapa waktu sebelum penentuan tanggal ultah. Jadi, jauh hari sebelum tanggal utlah, RT itu memang sudah dibentuk terlebih dahulu. Peringatan ultah itu hanya sekedar untuk bersenang-senang saja."

"Oh gitu, tapi perayaan itu memang diadakan di Tranggulasih, 'kan?" tanya

Fino meyakinkan perkataannya. Ia tahu ultah RT dari ibunya sendiri. Tapi, ia tidak terlalu yakin akan ucapan ibunya itu. Mungkin saja ibunya itu salah dengar kalau tidak salah menyampaikan. Sandra terkadang lupa sebab stres memikirkan pekerjaannya.

"Iya bener! Nanti ada pengumuman, kok!" tegas Karin.

"Sejarah desa ini elo pasti tau, Rin?" tanya Kiki setelah keheningan beberapa saat.

"Tau lah. Tanya aja sama si Jay. Dia udah cukup lama tinggal di desa ini. dan pastinya dia tahu betul sejarah desa ini seperti apa."

Karin sengaja menyebutkan nama Jay ketika berbicara, sebab sejak tadi pria itu hanya diam saja. Karin yang ceria selalu berusaha membuat teman-teman yang ada disekitarnya untuk ceria juga.

"A―aku? Aku sama sekali nggak tau akan hal itu!" sahut Jay dengan tegas.

Jay heran akan tingkah Karin yang selalu ceria dan berusaha menutupi semua masalahnya dari orang lain. Jay tidak ingin membuat gadis yang pernah disakitinya itu menjadi lebih bodoh lagi jika dirinya memberi kesempatan untuk menerima perasaan atau mendekati gadis itu lagi.

"Lagian kalo dia Jay tahu sejarah Desa Puterus, itu diingat saat dirinya mendengarkan hal itu. Setelah beberapa hari kemudian, dia akan lupa layaknya orang amnesia!" Sindiran Fino membuat Jay menatap tajam temannya itu.

"Kebanyakan dari desa itu memang pendatang, yah, Rin?" tanya Kiki kepo.

"Iya. Memang kebanyakan dari penduduk Desa Puterus adalah pendatang. Contohnya, seperti kalian bertiga. Kiki pindahan dari Bekasi, Fino dulu dari Amerika, lalu Jay dari Bandung. Kebanyakan pendatang itu dari kota! Aku aja ingin ke kota kenapa kalian yang sudah di kota ke desa?"

Keempat remaja itu tertawa bersamaan. Bukan tertawa terbahak-bahak melainkan tertawa ringan seperti kekehan dan semuanya yang berkaitan erat dengan hal itu. Mereka berjalan santai menuju rumahnya masing-masing. Saat berjalan, smartphone Jay berdering tanda telepon masuk.

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part

Good Boy Gone BadDove le storie prendono vita. Scoprilo ora