| 071 | GBGB

423 28 10
                                    

071

~Good Boy Gone Bad~

Hari Selasa pagi, Karin sudah berada di sekolah. Ia sengaja berangkat pagi-pagi sekali. Alasannya, satu : masih belum banyak warga sekolah yang berangkat ke sekolah. Sehingga pemakai jaringan wifi di sekolahnya masih sedikit. Ia bisa menggunakan jaringan wifi itu dengan lancar. Di desa memang terkadang susah sinyal. Hanya kartu tertentu saja yang memiliki jaringan bagus saat digunakan di desa.

Karin sedang sibuk sendirian di gazebo depan kelasnya. Gazebo depan ruang kelas XII IPA 1. Ia sibuk membuka akun instagram-nya. Ia cek kabar terbaru dari para artis idolanya. Salah satunya Yook Sungjae. Pria berkewargaan Korea yang merupakan member BtoB. Ia mulai mengenal Sungjae saat pria itu ikut berperan dalam drama korea berjudul School 2015 dan Goblin.

"Uh. Lancar sinyalnya. Jangan sia-siain jaringan itu buat ngeliat hal-hal yang nggak ada manfaatnya!"

Ucapan seseorang dari arah kanan sana, membuat Karin merasa bahwa perkataan itu memang ditujukan padanya. Ia menengok ke arah datangnya suara itu. Didapati Jay sedang berjalan menuju gazebo yang ia duduki. Karin memberikan senyuman singkat pada pria itu.

"Boleh duduk disitu?" tanya Jay memastikan bahwa dirinya bisa duduk di samping Karin.

"Boleh," sahut Karin sembari menggeser posisi duduknya ke kiri. Tadi ia duduk terlalu tengah. Sehingga ia bergeser agar Jay bisa duduk dengan nyaman disebelahnya. Tanpa terlalu dekat dengan dirinya.

"Kamu berangkat jam berapa?" tanya Jay memecah keheningan diantara mereka berdua.

"Jam enam. Nyampe sini jam enam lebih seperempat," jelasnya seraya tetap memperhatikan layar smartphone.

"Pagi amat!"

Jay terkejut akan fakta Karin yang berangkat sekolah sangat pagi. Biasanya sekolah baru ramai ketika memasuki pukul setengah tujuh pagi. Jam enam lebih seperempat sudah berada di sekolah pasti suasananya sangat sepi.

"Kamu ngapain pagi-pagi banget udah di sekolah?" tanya Jay penasaran.

"Kali aja ada PR tapi aku lupa buat ngerjain, bisa dikerjain pagi-pagi," balas Karin.

"Lupa ngerjain PR? Kamu?" Jay tahu Karin gadis yang rajin dan tidak akan melupakan yang namanya pekerjaan rumah.

"Namanya manusia juga pernah lupa."

Jay memperhatikan Karin yang duduk di sebelahnya. Gadis itu berbicara menghadap ke depan sana. Tidak berani menatapnya.

"Kamu kalo ngomong tatap muka aku dong. Dari tadi kamu ngomong liat hp terus."

"Emangnya ada yang penting?" Karin mematikan smartphone dan memberanikan diri menatap Jay.

Jay tersenyum. "Nggak ada. Cuman kalo ngomong sama orang lain, orang itu harus natap aku. Kalo enggak, aku ngerasa kurang dihargai," jelas Jay yang diakhiri dengan senyuman manis di bibirnya.

"Tuh anak kenapa senyumnya bisa semanis itu sih? Udah tampan, jadi ketua OSIS, sayangnya dia mudah terpengaruh oleh emosinya sendiri!" gerutu batin Karin.

"Kok bengong?" Jay menyadarkan Karin yang sedang melamun.

"Eh. Sorry! Kamu ngomong apa?"

"Kamu masih suka sama aku?"

Jay menimbang-nimbang dulu apa yang hendak dikatakannya. Ia tidak ingin Karin mengira bahwa dirinya-lah yang mengharapkan gadis itu. Sok jual mahal banget si! Jay! Jay!

"Eh, maksud kamu?"

Karin gugup ketika Jay bertanya seperti itu. Bagaimana bisa setelah sekian lama, Jay baru menanyakan hal itu pada Karin. Seharusnya dari dulu dia tanyakan hal itu pada Karin. Sehingga Karin bisa menjawabnya dengan pasti tanpa basa-basi. Tapi Jay baru bertanya setelah dua tahun kemudian. Tentunya hal itu membuat Karin bingung akan pertanyaan itu.

"Kamu masih suka apa enggak sama aku?" ulang Jay dengan nada yang lebih jelas.

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part

Good Boy Gone BadWhere stories live. Discover now