| 048 | GBGB

472 36 4
                                    

048

~Good Boy Gone Bad~

Pagi hari sudah datang. Cahaya dari ufuk timur menyemburkan semburat terang. Jam menunjukkan pukul 06.30 WIB. Suasana di pedesaan masih terasa sepi. Meski tidak sesepi suasana malam hari. Suasana di SMA Bumi Pertiwi juga masih sepi. Baru beberapa warga yang datang ke sekolah itu.

Jay dan Fino berangkat sekolah bersama. Biasanya Fino mengajak Karin untuk berangkat sekolah bersama. Namun, insiden semalam membuat dirinya untuk sementara waktu berhenti dulu berdekat-dekat dengan Karin terutama saat berada di hadapan kakaknya yang galak itu.

Mereka berdua berjalan beriringan layaknya sahabat karib. Persahabatan diantara seorang pria dan wanita memang sangatlah berbeda. Dua pria yang memiliki wajah lebam di wajah, satu kelas dalam sekolah, pekerjaan ibu yang sama, status ibu yang sama, single parents. Berjalan beriringan menuju kelas yang sama pula. Banyak pasang mata yang tertuju pada mereka.

Ini mungkin yang kedua kalinya bagi Jay datang ke sekolah dengan wajah lebam. Pertama, sebab hantaman Genk Gaib. Kedua, hantaman siswa baru di sekolahnya, Kiki. Satu kali datang ke sekolah dengan muka lebam mungkin bisa di toleransi. Masih banyak murid yang akan berprasangka baik pada dirinya. Tetapi jika ia datang ke sekolah dengan kondisi wajah seperti ini setiap hari, warga sekolah akan mulai berprasangka buruk pada dirinya.

"Muka kamu kenapa, Fin?" tanya Jay pada temannya itu.

Lebam di wajah Jay berada di tulang pipi dan sudut bibir. Sedangkan Fino berada di tulang hidung dan sudut bibir.

"Aku tanya kamu aja nggak dijawab. Terus aku bakal jawab pertanyaan kamu itu?" sahut Fino ketus. Ia kemudian berjalan menaiki tangga mendahului Jay.

"Aku dihajar sama si Kiki," sahut Jay dari lantai bawah. Ia masih berdiri di bawah sana.

Mendengar hal itu, Fino berhenti dan membalik badannya, "Kiki?" Fino meyakinkan perkataan Jay.

"Iya. Kalo muka kamu kenapa?" Jay sudah tahu jika wajah Fino seperti itu sebab ia dihajar oleh Kevin tadi malam. Itu karena Kevin salah paham.

"Mas Kevin yang ngelakuin hal ini sama aku," sahut Fino dengan nada lirih.

"Alasannya?" Jay mulai menaiki tangga dan menyejajarkan langkahnya dengan langkah Fino.

"Aku dikira nyakitin Karin sama Mas Kevin. Aku aja nggak ketemu sama si Karin semalam. Kira-kira siapa yang ngelakuin hal itu sama Karin, ya? Beberapa bulan yang lalu aku juga dihajar sama Mas Kevin sebab alasan yang sama. Memang belakangan ini Karin sering keliatan aneh. Waktu itu aku liat di sering jatuh di gang sempit desa. Terus dia itu anak yang selalu ceria dan mudah bergaul dengan siapa aja. Tetapi kenapa cuman jatuh aja dia nangis. Pasti ada yang salah sama tuh anak. Aku bakal ngelakuin apapun itu jika hal itu bisa membantu Karin terliat baik-baik aja," jelas Fino panjang lebar sembari berjalan pelan.

"Termasuk kamu nge relain dia ke orang lain?"

"Emang siapa yang Karin sukai? Apa mungkin kamu?" Fino menatap Jay penuh selidik.

Jay berdeham dan memalingkan wajahnya dari tatapan Fino.

"Kalo itu yang terbaik buat Karin aku bakal ngelakuin hal itu," lanjut Fino seraya menepuk-nepuk pundak Jay.

"Jangan liat orang dari tampangnya aja, Fin. Luarnya oke, tapi hatinya gak oke sama sekali. Jangan main relain orang yang kamu suka ke orang yang elo kira baik dari tampilan luarnya aja," ucap Jay membuat Fino tertegun.

"Tampilan luar lo emang oke. Tapi gue tau dalemnya. Suka ngerokok, gelut sama orang lain. Tenang aja. Lo udah ke geser dari daftar buat gue jodohin ke Karin."

"Sini lo!" ujar Jay ingin menghajar Fino.

Buru-buru Fino masuk ke kelasnya diikuti Jay.

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part

Good Boy Gone BadWhere stories live. Discover now