| 005 | GBGB

2.2K 149 17
                                    

005

~Good Boy Gone Bad~


Suasana di malam hari memang terkenal akan ketenangan dan ketentramannya. Hening. Nyanyian serangga malam mendominasi suasana. Sang dewi malam menggantikan peran sang surya. Bulan purnama itu tampak sangat terang. Membuat bumi yang gelap gulita ini nampak remang-remang. Hembusan angin malam terasa sangat sejuk dan menenangkan. Pepohonan tampak seperti patung. Hanya diam meski angin bertiup. Sebab tiupannya itu terlalu lembut dan pelan.

Karin menikmati suasana tenangnya malam hari dengan berjalan-jalan di jalanan pedesaan. Jaket berwarna hijau tua itu membalut tubuhnya yang tinggi dan ramping. Karin memakai celana pensil berwarna hitam. Udara malam terasa dingin, ia masukkan kedua tangannya ke saku jaket. Rambut kecoklatanya itu, ia kucir kuda.

Fino yang bersedia menemani Karin jalan-jalan di malam hari berjalan di sisi kanan gadis itu. Hoodie merah ia aplikasikan dengan celana jeans abu-abu. Tampak robekan di celana jeans bagian lututnya.

"Kamu masih mau deket-deket sama aku?" tanya Fino memecah keheningan diantara mereka. Tatapannya masih tertuju ke arah depan sana.

Karin berpikir, what happened to this guy?

"Maksudnya?" Karin sempat mengerutkan dahinya.

"Kan dulu kamu udah nggak boleh deket-deket lagi sama aku," jelas Fino sembari tetap berjalan di samping Karin.

Kerutan di dahi Karin mulai lenyap.

"Ooh. Aku udah jelasin semua ke Mas Kevin soal masalah itu, kok! Kalo bukan kamu yang ngelakuin hal itu ke aku," ucap Karin, sempat melirik wajah temannya itu sekilas.

"Terus siapa yang ngelakuin hal itu ke kamu?" tanya Fino, penasaran. Sembari mengingat-ingat wajah Karin yang sempat membekas sewaktu mendapat tamparan dulu.

"Kepo!" ujar Karin.

"Kalo kamu ada masalah jangan di pendem sendiri. Aku siap kok jadi temen curhat kamu!"

Ucapan Fino yang serius itu hanya direspon Karin dengan seulas senyuman manis. Mereka kembali melanjutkan jalan-jalan di malam hari.

Mereka berhenti di sebuah tempat duduk di pinggir jalan. Karin duduk di sana sembari memandang bulan purnama di langit sana.

Fino yang sudah duduk di samping Karin, menatap gadis itu dengan tatapan menyelidik. Ia merasa ada yang salah dengan gadis itu. Memang wajahnya selalu ceria. Namun, ketika ia melamun, terdapat segurat kesedihan yang amat mendalam di wajahnya.

Menyadari teman di sebelah memandangi dirinya sangat lama, Karin yang tengah memandang bulan purnama nan indah, mengalihkan pandangan ke arah Fino. Buru-buru pria itu mengalihkan pandangannya ke depan saat gadis yang sedang ditatapnya itu menoleh ke arahnya.

"Kamu kenapa natap aku kayak gitu?" tanya Karin diikuti dengan tawa renyah.

Fino yang bingung harus menjawab apa, hanya mengusap lehernya, pelan. Ia terkekeh menyadari tingkahnya itu.

"Pulang yuk! Udah larut nih!" ajak Karin pada temannya itu menyadari sudah beberapa menit mereka hanya duduk-duduk di sana tanpa berbicara. Itu membuat Karin merasa bosan dan ingin pulang saja ke rumahnya. Udara malam juga semakin dingin.

"Yuk!" setuju Fino.

Mereka bangun dari posisi duduknya dan berjalan beriringan menuju rumahnya masing-masing. Sandal Fino yang terbuat dari bahan kulit itu membuat bunyi gesekan saat berjalan di atas jalanan aspal. Malam hari jarang sekali terdapat kendaraan yang melintas di jalan itu. Di pinggir jalan itu sama sekali tidak ada warung yang menjual aneka makanan maupun apapun itu. Berbeda dengan kota-kota. Yang mana hampir setiap pinggir jalan terdapat stand-stand yang menjual pangan maupun sandang.


~Good Boy Gone Bad~

***

Oh iya! Seseorang yang Jay tabrak belum terungkap, yah
Siapa orang itu?
Di bab selanjutnya akan dibahas siapa orang itu!

Good Boy Gone BadWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu