| 026 | GBGB

663 61 8
                                    

026

~Good Boy Gone Bad~

Tiga tahun yang lalu...

Jay dan ibunya baru saja tiba dari Kota Bandung. Mereka berdua pindah ke Purwokerto sebab Maya sudah berpisah dengan suaminya, Bayu Pranata. Bayu merupakan salah satu pengusaha tekstil yang berada di Kota Bandung. Perceraiannya itu membuat Jay dan ibunya pindah ke kota lain. Kota kelahiran Ibu Maya.

Penyebab orangtuanya bercerai, Jay masih belum tahu hingga sekarang ini. Mungkin kesalahpahaman adalah penyebab retaknya keluarga Jay. Jay yang baru sampai di Desa Puterus, langsung dapat menghirup udara segar di pagi hari. Dulu ia hidup di kota, sekarang di desa.

Tetapi Jay terkejut setelah mengetahui seperti apa rumah yang akan ia tempati bersama dengan ibunya. Rumah minimalis satu lantai. Di hadapan rumah itu terdapat satu rumah minimalis model seperti itu juga. Berbeda dengan rumahnya yang di Kota Bandung sana. Rumah mewah dengan dua lantai. Tapi yang terpenting adalah Jay bisa memulai kehidupan barunya disini.

"Kamu baru pindah ya??" tanya seorang gadis pada Jay yang sedang duduk di kursi depan rumahnya.

Menyadari hal itu Jay berkata, "iya," disertai dengan senyuman manis.

"Darimana?" tanya gadis itu sembari duduk di lain kursi yang tersedia di halaman rumah Jay.

"Bandung."

"Oh Bandung. Kenalin nama aku Karin Alexa, biasa dipanggil Karin," ucap Karin sembari mengulurkan tangannya pada Jay meminta sambutan hangat berkenalan.

"Alvino Kajay Pranata, biasa dipanggil Jay," sahut Jay menerima uluran tangan gadis itu.

Mereka berdua tersenyum bersamaan.

"Itu rumah kamu?" tanya Jay sembari memperhatikan rumah yang berada tepat di hadapannya saat ini.

"Iya. Kamu kelas berapa?" Karin yang cerewet sedang beraksi.

"Kelas sepuluh. Baru mau masuk ke SMA. Kamu?" Jay balik tanya setelah menjawab.

"Sama."

"Denger-denger disini ada SMA yang letakknya deket yah?" tanya Jay sembari menatap karin.

"Ada. SMA Bumi Pertiwi."

"Oke," singkat Jay.

"Kalo mau liat-liat sekolahnya aku bakal tunjukin sekolah itu ke kamu. Gimana?"

"Boleh juga. Besok bisa?"

"Bisa."

Barang-barang milik Jay dan ibunya sudah masuk semua ke rumah minimalis itu. Terdapat dua kamar di rumah tersebut. Tepat dengan jumlah penghuninya. Jay ambil barang-barang miliknya dan bawa ke kamar. Setelah membuka kamarnya, kamar itu layak untuk di tempati. Kasurnya empuk dan cukup luas untuk tempat tidur dirinya.

Ia tempatkan barang-barang sesuai tempatnya. Pakaian, ia tata rapi di lemari baju. Seterusnya sampai semua barangnya tertata. Setelah itu, ibunya mengajak Jay untuk mengepel rumah itu. Tentu Jay menerima ajakan ibunya itu untuk mengepel bersama. Rumah itu sudah beberapa waktu tidak digunakan, sehingga lantainya pasti memuat banyak debu.

"Wuhui!"

Jay selancar di lantai yang licin ketika mengepel bersama ibunya itu.

"Awas! Nanti kepeleset," ucap Maya dengan nada memperingatkan.

Setelah semuanya bersih dan rapi, kaca jendela juga sudah di lap, mereka berdua duduk-duduk santai di teras rumah yang sudah kering sembari menikmati suasana di pagi hari. Jam baru menunjukkan pukul sepuluh pagi.

Kehidupan di desa yang begitu menenangkan. Sejenak mereka melupakan masalah yang pernah terjadi di masa lalu.

Dua tahun yang lalu...

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part

Good Boy Gone BadWhere stories live. Discover now