| 068 | GBGB

426 25 2
                                    

068

~Good Boy Gone Bad~

"Apa kabar mantan?" ujar gadis itu yang ternyata adalah Salma. Ia sandarkan lengannya pada bahu Leo, kakaknya sendiri yang berusia sekitar dua puluhan. Jari tangan kanannya sibuk memilin rambutnya yang panjang.

"Lariiiiiiii..."

Sontak Jay berkata seperti itu saat kawanan geng itu cukup lengah. Lengah sebab fokus mendengar apa yang dikatakan Salma.

Mereka berempat lari menjauh dari jembatan itu, menuju arah daerah RT-nya. Jalanan aspal pedesaan yang selalu lurus membuat mereka berempat tidak bisa sembunyi dari kejaran geng itu. Akhirnya, keempat remaja itu menerobos masuk ke pemukiman penduduk berusaha sembunyi dari kejaran Genk Gaib. Genk Gaib bertambah satu anggota : Salma. Mantan Alvino Kajay Pranata.

Mungkin jika saat ini Jay masih berpacaran dengan Salma, gadis itu tetap akan mendukung dirinya dan tidak memilih untuk bergabung dengan geng kakaknya itu.

Kiki yang memakai kacamata hias berwarna bening itu, selalu membetulkan kacamata itu kala melorot berkali-kali. Ia juga berteriak keras karena harus terlibat dengan mereka dan berlari kencang membuatnya lelah berkerigat.

Fino yang memiliki rambut cukup panjang untuk seukuran laki-laki, karena berlari, membuat rambutnya itu mengombak-ombak sebab angin dan tubuhnya yang bergerak kencang, begitu juga dengan Jay. Mata tajam Jay menyipit sebab kecepatan larinya sudah sangat kencang hingga membuat napasnya tersegal-segal.

Karin yang beberapa meter tertinggal di belakang sana, masih berusaha untuk berlari sekuat tenaga. Kecepatan larinya berkurang tatkala ia memakai rok. Rok panjangnya itu membuat kecepatan larinya berkurang. Rok panjang dengan baju berlengan pendek untuk gadis SMA Bumi Pertiwi yang tidak berhijab.

Melihat hal itu, Fino berniat membantu Karin yang tertinggal di belakang sana. Tapi ia telat, saat Jay lebih dulu menjemput Karin yang tertinggal di belakang sana dan langsung menyambar tangan gadis itu lalu membawanya berlari bersama. Fino sadar bahwa dirinya sudah merelakan Karin kepada Jay. Sekarang ia hanya perlu mendukung temannya itu agar bisa membuat teman yang satunya bebas dari kebodohan. Mungkin keduanya.

"Cepetan!" ucap Jay seraya menggandeng jemari Karin.

"Kan pa ke rok! Jadinya su sah kalo lari!" sahut Karin dengan nada terbata-bata. Ia sudah tidak kuat berlari. Namun, ia tidak bisa berhenti sebab Jay terus menarik dirinya tanpa ada niat untuk sembunyi dulu atau berhenti sebentar.

Geng itu masih mengejar empat remaja SMA hingga melewati perbatasan RT. Jay, Karin, Fino dan Kiki sudah sampai di lingkungan RT 01. Mereka berniat masuk ke rumah Jay untuk menghindari kejaran geng itu. Namun, saat Jay menggedor-gedor pintu rumahnya, pintu itu terkunci dan tidak bisa di buka.

"Ke rumah gue aja!" ajak Kiki seraya mulai berlari menuju rumahnya. Ketiga temannya itu hanya mengikuti saja apa kata Kiki.

Sampai mereka berempat tiba di hadapan rumah Kiki, mereka langsung saja masuk ke rumah itu tanpa melepas alas kaki. Mungkin Kiki akan marah jika seseorang masuk ke rumahnya tanpa melepas alas kaki dan membuat lantai rumahnya kotor. Namun, sekarang mereka sedang dalam kondisi terdesak, sehingga mereka ikuti saja Kiki yang masuk ke rumahnya sendiri tanpa melepas alas kaki.

Jay yang masuk terakhir segera menutup pintu rumah itu dan menguncinya rapat-rapat. Mereka berempat masuk ke rumah itu tanpa sepengetahuan kawanan Genk Gaib. Sehingga posisi mereka saat ini tidak diketahui oleh geng itu. Kawanan geng itu terengah-engah saat tiba di hadapan rumah Kiki.

"Tadi kayaknya kesini, tapi nggak ada!"

"Pasti mereka sembunyi di sekitar sini!"

"Biarin aja lah! Besok atau kapan pasti kita bisa nangkep tuh anak."

Kawanan geng itu pergi dari hadapan rumah Kiki. Setelah merasa aman, mereka berempat yang sudah berada di dalam rumah, langsung bisa bernapas lega. Mereka selamat dari kejaran Genk Gaib. Jay yang sangat lega, tubuhnya merosot ke lantai. Ia berusaha menstabilkan napasnya, begitu juga dengan teman-temannya yang lain.

"Kalian udah pulang?!" ujar Maya yang keluar dari arah dapur rumah Kiki, "Kalian habis lari? Ngos-ngosan kayak gitu."

"Dikejar Geng Gaib," sahut Kiki yang masih menstabilkan napasnya.

"Sini minum dulu. Ibu sama bu Sandra udah buat jus mangga di dapur."

Mendengar hal itu, keempat remaja itu langsung berlari menuju arah dapur. Mereka lempar tas yang tadi masih digendong ke sofa yang ada di ruang tamu itu. Setelah sampai di dapur, mata mereka mencari-cari cairan berwarna oranye. Tapi tidak ada.

"Tuh di kulkas," ucap Sandra, ibunya Fino, yang mungkin sudah tahu tujuan kedatangan empat remaja itu ke dapur.

Mereka berempat mendekati kulkas yang tingginya sekitar 1,8 meter itu. Karin buka kulkas itu, ambil jus mangga yang sudah dingin itu. Mereka tuang jus yang masih berada di dalam blender itu ke dalam gelas. Mereka minum dan rasa dahaga yang mereka rasakan hilang seketika itu juga.

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part

Cie... cie... cie

Jay mulai care sama si Karin...

Siapa yang bakalan deket sama Karin dan memboking hatinya ya...(Haha...bahasanya itu lho 'memboking')

Menurut kalian siapa pria yang bakal memenangkan hati Karin?

a. Jay (yang selama ini menyakiti Karin)

b. Fino (mantan yang selalu mengejar-ngejar Karin)

c. Kiki (pria yang baru-baru ini muncul di kehidupan Karin)

Good Boy Gone BadWhere stories live. Discover now