| 001 | GBGB

5.5K 267 80
                                    

001

~Good Boy Gone Bad~

"Karin!" panggil seorang pria dari arah berlawanan dengan kepergian Jay. Karin yang menyadari kedatangan temannya itu langsung merapikan rambutnya yang acak-acakan dan mengelap pipinya yang basah oleh air mata.

"Oh, Fino," ujar Karin ketika mengetahui teman lelaki yang memanggil dirinya.

"Kamu kenapa? Kayak habis nangis." Fino yang mendapati bekas jejak air mata di wajah Karin, tentu memiliki rasa penasaran pada temannya itu. Matanya juga memerah.

"E-engga kok, cuman kelilipan aja tadi." Karin berusaha menutupi kebenaran dari teman lelakinya itu.

"Oh." Meski Fino masih tidak percaya. "Yuk pulang!" ajak Fino pada Karin sembari merangkul dirinya.

Karin, wanita yang kerap dipanggil dengan nama itu, memiliki nama lengkap Karin Alexa. Gadis itu masih duduk di kelas dua belas SMA. Gadis dengan tinggi sekitar 160 sentimeter itu memiliki wajah oval dengan bola mata cokelat, bibir tipis, dan hidung mancung. Rambut cokelatnya memanjang hingga sekitar lima puluh sentimeter. Poni juga menghiasi wajahnya.

***

"Jay!" panggil seorang lelaki di belakang sana. Lelaki itu berlari mendekat ke arah pria yang dipanggilnya. Tangan kekarnya itu juga sempat dilambaikan.

Jay yang merasa seseorang memanggil dirinya langsung membalikkan badan ke arah orang itu, "Kevin," katanya, setelah pria itu berhasil menyejajarkan posisi mereka berdua.

"Bajumu kenapa kayak gini? Biasanya rapi?" tanya Kevin sembari memperhatikan kondisi pakaian Jay yang tampak tidak seperti biasanya.

Jay hanya tersenyum akan pertanyaan Kevin itu.

Tanpa menunggu jawaban dari Jay, Kevin langsung merangkul Jay dan berjalan menyusuri pinggiran jalan selebar tiga meter. Jalanan desa memang terkenal akan kesepiannya. Tidak seperti kondisi jalan di kota-kota besar yang selalu ramai oleh kendaraan berlalu-lalang, baik pagi, siang, sore, maupun malam.

Jay, merupakan nama panggilan dari Alvino Kajay Pranata. Pria yang memiliki kedudukan sebagai ketua OSIS di sekolahnya itu, memiliki tinggi badan sekitar 175 sentimeter. Hidungnya terpahat mancung seperti kebanyakan aktor Hollywood. Pria yang terkenal akan kerajinan dan ketertibannya itu ternyata memiliki sikap yang tak terduga. Sikap kasar, ia sembunyikan dari publik. Hanya satu gadis yang tahu akan sikap kasarnya itu. Karin Alexa.

 Karin Alexa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

"Kamu nggak bareng sama si Jay?" tanya Fino setelah sampai di depan rumah Karin. "Dulu biasanya kamu sering bareng dia."

Rumah yang tampak minimalis itu di cat berwarna biru muda.

"Semenjak putus sama aku," tambah Fino.

"Mungkin dia lagi sibuk sama urusan sekolahnya. Dia itu kan ketus OSIS. Jadi, nggak pulang bareng aku," sahut Karin diakhiri dengan senyuman. Senyuman manis yang menampakkan gingsul di gusi bagian kanan atas.

"Oh," singkat Fino yang langsung meninggalkan posisi Karin sekarang. Jarak rumahnya tidak terlalu jauh dengan rumah Karin. Hanya dibatasi beberapa rumah saja. "Oh iya. Inget satu hal ini, meski dulu kamu sering bareng sama si Jay, aku nggak cemburu akan hal itu."

"Hah?" Karin menatap tetangganya itu beberapa saat sebelum masuk ke rumah karena masih belum paham kenapa Fino berkata seperti itu padanya.

Fino, memiliki nama lengkap Dafino Alexander Martinos. Merupakan keturunan Amerika-Indonesia. Ayahnya merupakan sutradara film Hollywood yang sudah bercerai dengan sang istri beberapa bulan lalu. Fino hanya tinggal bersama ibunya. Ibunya yang kini bekerja sebagai pegawai bank. Fino memiliki wajah putih seperti orang Hollywood. Bola mata yang sedikit berwarna hijau itu menghiasi matanya. Fino terkenal akan ketampanannya di sekolah. Sekolah yang sama dengan Karin, juga dengan tetangganya Karin. Jay.

"Kamu baru pulang?" tanya seorang pria pada Karin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kamu baru pulang?" tanya seorang pria pada Karin. Dia kakaknya. Kevin.

Sempat tadi Karin melihat kakaknya itu berjalan dengan Jay. "Iya," balas Karin singkat sembari melirik Jay sekilas.

Jay yang ada di belakang sana, beberapa meter dari belakang kakaknya, juga melirik Karin dengan tatapan tajam. Setajam tatapan burung elang. Ditambah lagi bola matanya itu berwarna hitam. Alisnya yang hitam tebal mempertajam tatapan pria itu.

"Bareng tuh bocah lagi?!"

Kevin bertanya lagi kepada adiknya itu. Orang yang ia maksud adalah Fino. Pria yang sempat menjadi pacar adiknya itu. Ia tidak suka jika Karin berdekatan lagi dengan Fino. Sebab ia mengira bahwa Fino lah yang membuat adiknya itu seperti sedang menghadapi tekanan. Kevin memang sangat menyayangi Karin sebagai adik satu-satunya.

Karin tersenyum singkat pada kakaknya. Tanpa ia jawab pertanyaan kakaknya itu, pasti Kevin sudah mengetahui jawabannya. Sebab sikap kakaknya itu over protective.

Karin sempat memperhatikan Jay melengos masuk ke rumahnya. Rumah mereka berhadapan. Sehingga jika mereka berdua membuka pintu rumah, hal pertama yang mungkin mereka lihat jika membuka pintu rumah secara bersamaan adalah wajah satu sama lain.


~Good Boy Gone Bad~

***

Gimana ceritanya?

Thanks for reading

See you next part 👇

Good Boy Gone BadWhere stories live. Discover now