| 076 | GBGB

383 21 7
                                    

076

~Good Boy Gone Bad~

Di kejauhan sana, Jay dan Fino sedang beteduh di depan warnet. Terdapat tempat untuk berlindung disana. Rambut Jay dan Fino basah karena air hujan.

"Sedang apa Karin disana? Apa dia udah nyampe ke rumah? Mungkin sekarang dia sedang enak-enakan tidur," ujar Fino seraya memikirkan Karin.

"Besok bawa motor, Fin! Biar pulangnya lebih cepet. Mungkin mulai sekarang bakal sering turun hujan."

"Okeh. Besok kita bawa motor. Tapi jangan nyampe hujannya itu berhari-hari. Nanti nggak jadi ke Tranggulasih."

"Aku punya ide!"

"Ide apaan?"

"Pas di Tranggulasih nanti, aku bakal ngungkapin perasaan aku ke Karin. Gimana?"

"Ngungkapin perasaan ke orang yang kita sukai dari ketinggian emang keren si! Okeh! Aku bakal dukung itu. Semoga rencana kamu itu berhasil! Tunggu! Tunggu! Jadi selama ini kamu itu memang suka sama Karin?"

"Dulu waktu aku deket sama Karin, aku udah suka sama dia. Tapi ada masalah yang bikin aku nggak ngungkapin perasaan itu ke Karin. Dan bodohnya aku juga nolak rasa suka Karin ke aku. Aku ungkapin perasaan aku itu dengan kekerasan dan kekejaman."

"Jay! Ternyata kamu itu sama bodohnya kayak Karin. Mungkin karena sikap kalian yang sama bodohnya, membuat kalian itu berjodoh."

"Apaan si? Nembak Karin ditemani sunset di sore hari. Pasti keren abis!"

"Apa mungkin kamu itu berlaku kasar sama Karin sejak dia nembak kamu duluan?"

Jay mengingat-ingat insiden saat Karin mengungkapkan perasaan suka pada dirinya. "Kamu lihat Karin ngungkapin perasaannya ke aku?"

Fino mengangguk tanda iya. Jay yang menyadari hal itu, berkata "sejak saat itu aku mulai berlaku kasar sama Karin." Hal itu hanya membuat Fino menghela napas.

"Aku iri sama kamu, Jay!"

"Kenapa iri? Coba kamu cari tau kenapa si Karin itu mutusin kamu! Kamu masih belum tau kan kenapa Karin mutusin kamu?"

"Karin mutusin aku alesannya apa ya? Apa dia benci sama aku? Kalo benci sama aku kenapa dia masih baik dan mau berteman sama kau?" Fino menerka-nerka.

"Cari tahu aja deh! Dan pastinya kamu bakal butuh bantuan aku agar Karin bisa ngomong alesan kenapa dia mutusin kamu."

"Emang dia bakal ngomong hal itu sama kamu? Sama aku aja mungkin nggak bakal ngomong!"

"Coba pikir! Karin masih suka sama aku tapi dia nggak bilang ke aku. Dia bilang ke kamu sama Kiki kalo dia itu suka sama aku. Kalo kamu ingin tahu kenapa Karin mutusin kamu, maka aku yang bakal nanya hal itu sama Karin. Kemungkinan sembilan puluh sembilan koma sembilan persen, Karin bakal ngasih tau hal itu ke aku. Kalo kamu yang nanya hal itu ke Karin, dia nggak bakalan jawab."

"Jadi Karin orangnya seperti itu...."

"Kamu yang udah pacaran sama Karin masa belum tahu sifat dia si? Mungkin salah satu alasan dia mutusin kamu itu karena kamu nggak peka banget sama dia. Jadi dia mutusin kamu. Kalo dia ngomong ke kamu sebab dia mutusin kamu karena kamu itu nggak peka, dia takut bakal nyakitin perasaan kamu. Jadi Karin pendam aja penyebab dirinya mutusin kamu," jelas Jay panjang lebar.

"Aku nggak peka?"

Hujan sudah reda, Jay dan Fino kembali berjalan pulang ke rumah. Baju mereka yang sempat basah karena air hujan, sudah kering sebab angin. Juga suhu tubuh mereka menyebabkan baju itu kembali kering. Di depan sana, Kiki dan Karin juga hendak melanjutkan pulang ke rumah. Mungkin akan ada tanah longsor atau apa ketika mengendarai motor dan melewati tebing, Kiki mengendarai motornya pelan dan lambat. Jalanan juga licin sebab air hujan. Tidak baik jika ngebut di jalanan licin.

~Good Boy Gone Bad~

***

See You Next Part

Good Boy Gone BadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang