Bab 62

6.9K 992 99
                                    

Holla..Selamat maljum..😊
Semoga selalu sehat semuanya..
Okay..ini kisaran 2rb kata lebih..agak panjang ya..
Mungkin ada yang mulai bosan karena ritmenya agak lambat, tapi aku harap lebih banyak yang masih menunggu cerita ini.

~Happy Reading~

***

Xu Liu bergegas ke arah Jin Xia yang telah jatuh ke tanah, namun di tahan oleh orang-orang berpakaian hitam.

Zi Xuan dan pengawal lainnya menarik pedang, siap untuk melawan. Suasana menjadi sangat tegang. Darimana-mana terdengar teriakan para pelayan dan orang-orang dari klan Mu.

"Zhen berkata..mana yang akan kau pilih?" Jin XueMin memandang Xu Liu dengan tidak sabar.

Xu Liu sekali lagi menatap Jin XueMin dengan benci. Pria itu tau bagaimana memberinya pilihan yang sulit. Meski klan Mu tidak secara langsung berurusan dengan pengadilan namun pengaruhnya di kota Kekaisaran masih cukup kuat. Hal itu tak lepas dari jasa-jasa leluhur klan Mu untuk melindungi Great Ming. Jika klan Mu dihilangkan maka kekuatan Mu Ge di Ibu Kota Kekaisaran akan sangat terdegradasi.

Xu Liu tidak memiliki hubungan emosional dengan klan Mu. Tapi Jin WeiShan adalah putranya. Bagaimana dia bisa tidak memilihnya? Sekarang Ia benar-benar dalam dilema.

"Xu Liu?" suara dingin Jin XueMin menyela pikiran Xu Liu. Memaksanya ke sudut.

Xu Liu berkedip lalu mengangkat kepalanya memandang ke dua sisi,  Jin WeiShan dan orang-orang dari klan Mu.

"Aku..aku.." Xu Liu mengepalkan tangannya, bibirnya bergetar. "Aku memilih klan Mu."

"Ehmm.." Jin XueMin mengangguk tanpa ada perubahan apapun di wajahnya.

"Tapi..aku punya syarat."

"Apa?" tanya Jin XueMin.

"Aku..biarkan aku yang melakukannya sendiri." suara Xu Liu gemetar. Hanya dia yang boleh menyentuh putranya.

"Terserah kau." Jin XueMin santai menyandarkan punggungnya ke kursi lalu menyesap tehnya lagi.

Xu Liu mengeluarkan sachet parfum dari dalam saku di lengannya. Ia membuka sachet parfum dan mengambil pil berwarna hijau di dalamnya.

"Tuan.." Du Meng memandang Xu Liu dengan ngeri.

"Apa itu?" tanya Jin XueMin

"Pil racun ular hitam." jawab Xu Liu.

Jin XueMin tidak curiga mengapa Xu Liu membawa pil racun kemana-mana. Yang Ia perdulikan sekarang adalah bahwa Xu Liu akan menghabisi Jin WeiShan di depan matanya.

Xu Liu melepaskan dirinya dari kepungan para pengawal hitam dan mendekati Jin WeiShan. Jin WeiShan menatap Xu Liu dengan nanar. Meski Ia mengerti alasan Xu Liu, kekecewaan di matanya tidak bisa disembunyikan.

Xu Liu menyentuh wajah Jin WeiShan dengan sayang. "WeiShan..maafkan aku sekali ini saja. Percayalah padaku."

Xu Liu mengambil kain di mulut Jin WeiShan dan membuatnya menelan pil racun dengan tangannya yang gemetar.

Reaksi racun cukup cepat. Tak sampai satu menit tubuh Jin WeiShan kejang-kejang, mulutnya berbusa dan membiru. Matanya melotot dan tangannya mencengkeram jubah Xu Liu dengan erat. Xu Liu mengambil Jin WeiShan dalam pelukannya. Mengusap keringat di dahinya dan busa di mulutnya dengan lengan jubahnya. Ia nampak tegar, namun air mata yang jatuh tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.

Tak lama, tubuh Jin WeiShan pun tenang. Matanya tertutup seolah-olah tertidur dengan damai.

Xu Liu berkata dengan tenang. "Sekarang aku sudah membuat pilihan. Biarkan Yang Mulia dimakamkan dengan damai."

[BL] Transmigrated to be A Male WangfeiDonde viven las historias. Descúbrelo ahora