Bab 60

7.1K 976 81
                                    

Holla semua reader.. Rindu.. Rindu..Rindu??
Semoga tetap sehat semuanya ya... 😇😆

Okay2..tarik nafas dulu..hujat kemudian.. Karena bab ini bakal nguras emosi lagi.. Hihi..

~Happy Reading~

***

Mendengar suara dentuman dan gemuruh, Mu HuanRan merasakan firasat buruk. Ia bergegas memacu kudanya dan ingin pergi ke lembah. Di belakangnya, prajurit yang lain juga mengikuti. Menuju ke lembah, jantung Mu HuanRan semakin berdetak menyakitkan. Ia sadar bahwa sesuatu yang buruk pasti telah terjadi.

Dari arah berlawanan sejumlah pasukan lain bergegas menuju ke arah mereka. Mereka adalah penyerang kedua setelah penyerang inti, yang mundur ketika melihat longsoran salju dari puncak gunung.

"Berbalik. Lekas kembali. Kita di jebak. Pasukan musuh mungkin menyerang kamp kita." teriak pemimpin pasukan.

Pemimpin pasukan menghentikan kudanya untuk berbicara dengan Mu HuanRan.

"Jenderal..bagaimana dengan Jenderal?" teriak Mu HuanRan.

"Bahaya. Mereka mungkin tertimbun longsoran salju. Saat ini lebih baik mundur kembali ke kamp. Kita harus memperkuat benteng."

"Tidak. Kita harus menyelamatkan mereka. Mereka pasti berhasil menghindar." teriak Mu HuanRan panik.

"Apa kau gila? Apa kau ingin menghancurkan seluruh pasukan?" pemimpin pasukan geram.

"Tidak.. Ay..Jenderal Mu dalam bahaya. Kita harus menyelamatkannya."

"Kita pergi. Jangan buang waktu untuk mengurus pembangkang." perintah pemimpin pasukan.

Sebagian pasukan di belakang Mu HuanRan membawa kudanya,  berbalik dan mengikuti pemimpin pasukan.

"Tidak. Jenderal membutuhkan bantuan kita. Kita masih bisa menyelamatkan mereka jika kita bergegas. Ayolah.." Mu HuanRan hampir gila karena panik ketika harus memikirkan ayahnya terkubur di salju.

Pemimpin pasukan tidak tahan lagi dengan prajurit muda yang pembangkang ini. Ia memacu kudanya menuju Mu HuanRan dan menarik pedangnya dari sarung,  mengarahkannya pada leher Mu HuanRan. Menatap Mu HuanRan dengan tajam, penuh kebencian.

"Jangan membuat ulah. Jika kau ingin mati terkubur disana..bawa pantatmu pergi dan mati sendiri. Negara tidak butuh prajurit sepertimu." Ia menarik pedangnya lagi dan menggores leher Mu HuanRan. "Ayoo..kamp dan benteng perlu pertahanan. Tidak ada waktu untuk hal lain. Mundur." teriak pemimpin pasukan sekali lagi.

Tubuh Mu HuanRan gemetaran dan kepalanya terasa disiram air dingin di cuaca yang dingin. Namun Ia segera sadar dari linglung dan melihat beberapa prajurit yang masih loyal terhadap jenderal Mu.

"Ayoo..kita memiliki dokter militer disini." salah satu prajurit mendekati Mu HuanRan. "Jangan buang waktu."

Mata Mu HuanRan berkaca-kaca. Hatinya sangat masam. Khawatir memenuhi pikirannya. Namun Ia segera berbalik dan memacu kudanya menuju ke pegunungan dengan sangat cepat. Begitu juga dengan prajurit lain.

Di istana.

Xu Liu berpikir sangat lama sebelum akhirnya memutuskan. Ia tak bisa tinggal disini lagi. Keadaan sudah tenang dan Jin WeiShan sudah aman. Tidak ada gunanya jika Ia tinggal. Ia hanya akan menjadi mainan Jin XueMin.

"Zi Xuan..buat rute pelarian dan cari kesempatan agar kita bisa pergi dari istana." ucap Xu Liu dengan lirih.

"Baik." Zi Xuan segera pergi.

[BL] Transmigrated to be A Male WangfeiWhere stories live. Discover now