Bab 13

14K 1.8K 13
                                    

Mu Ge bergegas mengenakan jubahnya dan keluar dari kamar. Zi Xuan memberitahunya bahwa Raja dan Ratu kerajaan QiuSan bunuh diri menggunakan racun yang diselundupkan oleh sipir penjara. Namun sebelum ditemukan sipir tersebut juga bunuh diri.

Penjara untuk anggota kerajaan dipisahkan dari tawanan yang lain sehingga kabarnya sampai agak terlambat. Mengetahui hal yang terjadi pada orang tuanya, Putri Liang Zu menangis histeris. Putra Mahkota hanya diam membisu, namun tampak tidak terkejut dengan hal tersebut.

Mu Ge memerintahkan para prajurit untuk melakukan upacara pemakaman yang pantas bagi mendiang Raja dan Ratu. Putri Liang Zu berkali-kali tidak sadarkan diri, masih tidak percaya atas kepergian orang tuanya.

Tiga hari setelah pemakaman, proses penyatuan wilayah negara Qin menjadi bagian dari negara Ming pun dibicarakan. Putra Mahkota kerajaan QiuSan mau tidak mau tunduk atas keputusan tersebut dan tetap akan menjadi pemimpin wilayah dibawah Kaisar Jin. Putri Liang Zu akan dibawa ke negara Ming.

Xu Liu yang mengetahui hal itu awalnya terkejut. Namun Ia bisa mengerti situasinya. Bagi Raja Liang Hu yang ambisius, tunduk pada musuh adalah penghinaan dan Ia lebih memilih untuk mati. Tentu saja sang Ratu akan ikut bersamanya.

Xu Liu melihat ke arah Putri Liang Zu yang wajahnya sangat pucat dan pipinya yang agak cekung sedang duduk di paviliun lantai dua. Dia memandang ke arah kota yang jauh dari atas balkon. Xu Liu mengerti pasti gadis itu sangat tertekan sekarang. Xu Liu tanpa sadar mendekat untuk sedikit menghiburnya.

"Putri..boleh aku duduk disini?" Xu Liu menjaga jarak dan bertanya dengan sopan.

Liang Zu ingat pria ini yang selalu berada disamping Mu Ge dan menyangka bahwa Ia adalah wakil jenderal. Ia memalingkan wajahnya, mengabaikan Xu Liu.

"Baiklah..disini saja tidak apa-apa. Hehe.." Xu Liu tertawa canggung.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Liang Zu sinis.

"Aku..tidak ada. Hanya ingin sedikit menghiburmu? Aku punya seruling disini..apa kau mau mendengarnya?"

Liang Zu menoleh ke arah Xu Liu, namun tidak menyetujui atau menolaknya. Lalu menolehkan kepalanya lagi ke arah pemandangan didepannya.

Xu Liu hanya bisa menghela nafas, lalu mengangkat serulingnya untuk meniupnya. Mendengar alunan lembut dari seruling itu, bulu mata Liang Zu sedikit bergetar. Entah bagaimana, mendengar lagu itu ada rasa keputusasaan didalamnya dan tanpa sadar air mata yang ditahannya tumpah lagi.

Selesai bermain, Xu Liu yang melihat Liang Zu menangis segera menyerahkan sapu tangan sutra miliknya. "Aku tidak punya kata-kata penghiburan untukmu. Aku tau bagaimana perasaanmu."

"Bagaimana mungkin kau mengerti bagaimana rasanya negaramu dihancurkan dan dijadikan hadiah untuk perdamaian? Kaulah yang menghancurkan negaraku."

"En..itu tidak benar. Aku sebenarnya berasal dari negara Fu."

Liang Zu sedikit tersentak dan menoleh. "Hah?"

Xu Liu tersenyum. "Aku sama sepertimu. Aku juga hadiah perdamaian untuk negara Fu."

"Benarkah? Kau tidak tampak seperti budak atau tawanan perang. Dan lebih tidak mungkin kau adalah selir. Lalu apa dirimu?"

Xu Liu sedikit malu. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Aah..aku..bagaimana menjelaskannya. Aku adalah istri dari Jenderal Mu." Xu Liu merasa tidak perlu menyembunyikan statusnya.

"Jenderal Mu? Istrinya adalah kau? Tapi..kau laki-laki..." Setelah berpikir sejenak, Liang Zu teringat bukan tidak mungkin hal itu terjadi.

Ada beberapa bangsawan juga dinegaranya yang bermain dengan pelacur laki-laki atau memiliki simpanan laki-laki. Hanya saja itu tidak akan begitu terang-terangan. Ia tidak menyangka bahwa itu akan dilakukan oleh Jenderal Besar Mu.

[BL] Transmigrated to be A Male WangfeiWhere stories live. Discover now