Bab 1

32.2K 2.9K 415
                                    

Xiao Zhan merasa tubuhnya bergoyang. Roda kereta yang berputar, tapak kaki kuda, serta suara petasan berbaur menjadi satu. Kepalanya terasa sakit. Apakah surga semeriah ini dalam menyambut penghuni baru?

Xiao Zhan membuka matanya dengan linglung. Ia melihat kotak persegi dengan ukiran disekelilingnya dan menyadari bahwa Ia berada didalam gerbong kereta. Ia duduk dengan perlahan berusaha menyesuaikan dirinya dengan situasi saat ini.

Xiao Zhan sedang memakai pakaian merah ditubuhnya. Suara petasan dan musik bergema diluar kereta. Xiao Zhan mengulurkan tangan membuka jendela.

"Tuan muda. Kita sebentar lagi sampai." Suara seorang remaja laki-laki terdengar dari samping kereta. Tertatih-tatih menyesuaikan langkahnya.

Xiao Zhan memandang sekeliling dengan bingung. Mengapa pakaian orang-orang ini sangat kuno? Apa dia sedang diajak syuting? Tapi kalau ini syuting..ini benar-benar terlihat realistis.

Kereta melambat lalu benar-benar berhenti. Seorang remaja laki-laki membuka pintu kereta. "Tuan muda. Kita sudah tiba dikediaman Jenderal Mu. Silahkan turun." Ia mengulurkan tangan.

Xiao Zhan masih belum mengerti situasinya, tapi Ia mengulurkan tangan dan keluar dari kereta. Pagar besi terbuka dari dalam dan memperlihatkan sebuah manor yang sangat megah dan..cukup kuno. Xiao Zhan mengernyit. Apa-apaan ini?

Seorang prajurit menggunakan baju zirah keluar dari dalam manor. Ia menangkupkan tangan dengan sopan dengan wajah penuh senyuman, tapi matanya diisi dengan penghinaan. Xiao Zhan dapat melihat jelas dari tempatnya berdiri. Ia sudah sering melihat tatapan seperti itu sejak dulu.

"Saya Mo Zu. Pengawal Jenderal Mu. Jenderal sedang ada urusan saat ini sehingga tidak bisa menyambut Wangfei. Tolong maafkan ketidaksopanan kami."

(Wangfei: Gelar resmi untuk istri pangeran (Wangye))

"Kami datang jauh-jauh melewati beratus-ratus mil dari negara Fu. Bahkan Wangye tidak mau meninggalkan urusannya barang sejenak untuk menyambut istrinya. Sungguh keterlaluan." protes remaja kecil disamping Xiao Zhan.

(Wangye: Gelar resmi yang diberikan kepada saudara raja yang terkait darah (Pangeran/ Marquis/bangsawan dengan gelar))

What the hell!

Siapa istri disini? Tubuh ini adalah istri? Terlebih istri laki-laki? Dunia macam apa ini? Xiao Zhan mengerutkan alisnya, wajahnya dingin.

"Du Meng..jaga mulutmu. Kita adalah perwakilan negara kita. Jangan menjadi tidak sopan." tegur seorang pengawal yang tiba-tiba muncul dari belakang. Dia membungkuk sedikit dan menangkupkan tangan. "Maafkan ketidaksopanan pelayan Du. Jika memang Wangye terlalu sibuk. Kami hanya akan menunggu."

"Mari ikut saya." Prajurit muda itu berbalik dan menunjukkan jalan.

Manor itu terlihat sepi dari luar. Begitu masuk mereka melewati koridor panjang dan mulai lah terlihat beberapa aktivitas pelayan. Angin berhembus sepoi-sepoi membawa aroma darah yang sangat kuat. Xiao Zhan hampir saja muntah.

Mereka sampai disebuah halaman. Banyak prajurit berkumpul dan ditengah-tengah halaman ada beberapa orang yang duduk dikursi..penyiksaan? Wajah mereka hampir tidak bisa dikenali. Luka-luka menganga lebar diseluruh tubuh. Suara menjerit kesakitan bergema di dalam manor.

Seorang lelaki tinggi berpakaian hitam memegang pedang ditangannya. Dari belakang tubuhnya tegap dan bagus. Seluruh ototnya terlihat terlatih dengan baik. Dari sisi samping Xiao Zhan melihat fitur wajah pria itu. Rahang yang tegas, hidung mancung, mata phoenix. Sangat tampan dengan aura yang tak terkalahkan. Sekali lihat, Xiao Zhan tahu bahwa pria ini bukanlah orang sembarangan.

[BL] Transmigrated to be A Male WangfeiWhere stories live. Discover now