Bab 28

9K 1K 5
                                    

Xu Liu tidak tahu bahwa Ia dibandingkan dengan beberapa binatang imut dalam pikiran kedua orang didepannya. Selagi kedua orang melamun, makanan tiba dimeja mereka.

Mereka pun mulai memakan makanannya. Xu Zao sibuk mencubiti tulang ikan lalu memberi Xu Liu daging ikan. "Didi..makan yang banyak ma."

Xu Liu meletakkan banyak daging dimangkuk Dagenya, sambil tersenyum. "Dage juga..makan yang banyak."

He Yan yang terabaikan "..." Hey..aku masih disini ok.

"Kalian sangat dekat bukan? Sangat jarang melihat laki-laki bersaudara memiliki hubungan yang sangat-sangat dekat." He Yan melebih-lebihkan.

"Itu benar. Karena sejak kecil Didi dalam perawatanku." Xu Zao berkata tapi tangannya tak berhenti mengupas kulit kepiting rebus untuk Didinya.

"Membuat iri." He Yan mendengus. "Oh benar, Wakil Jenderal Xu bukan?"

"Darimana kau tau?" Xu Zao mengerutkan kening.

"Kau sangat terkenal. Siapa yang tidak tau dirimu "Sang Penakluk Bandit"."

"Jangan melebih-lebihkan. Itu sudah tugasku. Benar Didi?" Xu Zao menoleh pada Xu Liu.

Xu Liu yang pipinya menggembung dan mulutnya penuh dengan makanan hanya bisa mengangguk. "..."

Xu Zao "..." Ingin menggigit pipi Didi ah. Sangat imut ah.

He Yan "..." Boleh aku membawanya pulang dan mengurungnya ba?

Xu Liu sudah kenyang dan meletakkan sumpitnya, heran melihat kedua pria yang terpana didepannya. "Cepat selesaikan makan ba. Hari sudah sore." Xu Liu mengingatkan.

Jadi dengan peringatan pria kecil itu, Xu Zao dan He Yan dengan cepat menghabiskan makanan. Ketika Xu Zao dan Xu Liu hendak memasuki kereta, He Yan datang dengan wajah tersenyumnya untuk meminta tumpangan. Xu Zao yang tidak memiliki prasangka mengizinkannya, membuat wajah Xu Liu gelap sepanjang jalan.

"Didi..kau tidak enak badan? Apa kau lelah?" Xu Zao khawatir mengingat adiknya tidak bisa terlalu lelah atau dia akan jatuh sakit.

"Tidak Dage. Aku baik-baik saja."

"Jadi Zao Dage..ceritakan bagaimana kau menumpas para bandit itu diperbatasan?" He Yan yang sudah mengubah panggilannya untuk Xu Zao bertanya.

"Ya..itu.........." Xu Zao menceritakan pengalamannya selama diperbatasan.

"Wow..jadi rumor itu benar. Dage sangat luar biasa." Mulut manis He Yan mulai beraksi, membuat sudut bibir Xu Liu berkedut.

Tak terasa waktu berlalu dengan cepat dan mereka sampai di jalan utama ibu kota. Xu Liu cepat-cepat mengusir He Yan dengan sopan lalu menghembuskan nafas lega.

"Didi..kau sepertinya tidak menyukainya ba?"

"Dage..jangan tertipu dengan mulut manis dan tingkah sopannya. Dia benar-benar menyebalkan." Xu Liu cemberut.

"Haha..baiklah kalau Didi berkata begitu." Xu Zao mengelus puncak kepala Xu Liu.

Xu Liu menjalani hari-harinya seperti biasa, namun hidupnya akhir-akhir ini selalu luar biasa. Luar biasa harus menahan kesabaran. He Yan, si pria tidak tahu malu itu akan selalu membuat pertemuan yang seolah tidak sengaja dan mengganggunya.

Xu Liu melihat pada papan catur didepannya, sedang berpikir bagaimana Ia bisa langsung mengalahkan pria didepannya. Pria itu memaksanya untuk bermain catur dengan taruhan dimana yang menang akan mendapatkan keinginannya dari pihak yang kalah. Xu Liu terkejut bahwa kemampuan He Yan dalam bermain catur tiba-tiba meningkat. Atau sebenarnya selama ini Ia memang sengaja menahan diri, membuatnya lengah, menertawakannya dibelakang lalu menjebaknya? Xu Liu mendengus dalam hati mengingat betapa licik pria ini.

[BL] Transmigrated to be A Male WangfeiWhere stories live. Discover now