PROLOG

2.1K 177 24
                                    

"Jadi, aku akan sekolah di sini?"

Ariadne Helena Alexandras, gadis muda berusia 13 tahun berambut cokelat gelap bertanya sambil melihat sebuah bangunan bergaya Victoria. Dari bangunannya, Helena yakin sekolah ini sudah berumur lebih dari satu abad.

Ryan, ayahnya yang berada di belakang kemudi menatapnya yang tengah duduk di belakang bersama seorang gadis muda lainnya lewat kaca spion di depan. "Kamu tidak menyukainya, Sweetheart? Ingin mencari sekolah lain?"

Menatap ayahnya, Helena menggeleng seraya tersenyum. Dia membuka pintu bertepatan dengan suara ayahnya datang lagi.

"Aku akan menemanimu ke dalam—"

"Tidak, Dad. Aku bisa sendiri. Jangan terlalu memanjakanku dan berakhir tidak bisa melakukan apa pun. Benar bukan, Nana?" potong Helena cepat.

Gadis yang seumuran dengannya yang memiliki rambut merah duduk di sebelahnya, menjawab, "Itu benar, Helena."

Kembali pada Ryan, Helena berseru, "Bye, Dad, love you! Kau juga, Nana!"

Dengan begitu, Ryan hanya bisa tersenyum sambil melihat anaknya yang dengan percaya dirinya memasuki gedung tersebut.

***

Helena mengingat dengan jelas perkataan ayahnya ketika di jalan tadi. Dia hanya perlu lurus lalu belok ke lorong kanan untuk menemukan kantor kepala sekolah. Namun, dia berakhir sampai keluar dari bangunan di sisi kanan.

Melihat jalanan sepi dengan beberapa pohon di depannya lalu ke belakang, Helena bergumam pelan, "Apa di lorong sebelumnya, ya?"

Dia hendak berbalik namun arah pandangannya tidak sengaja menangkap asap yang melayang di udara dari balik pohon. Tanpa sadar Helena sudah berdiri di belakang pohon itu dan melihat seorang wanita yang bersandar di belakang pohon sedang membakar daun di tangannya dengan pematik api.

Wanita berambut pirang dan panjang itu melirik malas Helena tanpa menolehkan kepalanya. "Apa yang kau lihat, Brunette?"

"Aku tidak tahu anak sekolah boleh membawa pematik."

"Orang asing rupanya." Gadis berambut pirang itu menyimpulkan.

"Karena aksenku?" Helena merasa bahasa inggrisnya tidak ada masalah sama sekali.

"Karena wajahmu," Gadis itu berkata tenang.

"... Oh."

"Apa yang kau lakukan sendirian di sini?"

Helena menoleh secara alami untuk melihat gadis lainnya datang. Seorang gadis dengan kacamata dan tumpukan buku di tangannya. Tidak seperti gadis pirang yang rambut panjangnya dibiarkan terurai ke depan menutupi namanya, gadis ini menguncir rambutnya ke belakang sehingga Helena bisa melihat nama yang tertera di atas dadanya, Inanna Paparizou.

"Aku tidak pernah melihat wajahmu. Apa kau anak baru?"

"Ya. Sepertinya aku salah lorong dan berakhir di sini."

"Aku mengerti. Dan ... apa pakaianmu sangat nyaman untuk belajar?"

Helena menunduk untuk melihat rok mininya kemudian berseru tanpa dosa, "Ini pakaian ternyamanku sebenarnya."

"... Oke, baiklah." Inanna memiringkan kepalanya untuk melihat siapa yang berada di balik pohon kemudian berseru dengan datar dan tegas, "Aku sudah memperingatimu, Hera. Jangan membawa benda itu ke sekolah atau aku akan melaporkan hal ini kepada guru."

"Apa kau lupa nama belakangku?"

"Aku tidak peduli nama belakangmu selagi bukan keluargamu yang memberiku beasiswa di sini," ujar Inanna tanpa emosi.

Gadis yang bernama Hera itu menghembuskan napas kasar sambil memasukkan pematiknya ke dalam saku roknya. "Ya, ya, ya, Gadis Pintar."

"Eh?"

Ketiga gadis muda itu secara serempak melihat gadis lainnya yang muncul. Gadis berbadan mungil yang sedang memiringkan kepalanya dengan mata besar yang polos. Jari telunjuknya yang mungil menyentuh bibirnya ketika berkata, "Aku tersesat lagi?"

"Aku akan menemanimu ke kelas. Kau bisa mengikuti kami, Diana," Inanna berkata setelah menghela napas, seolah sudah terbiasa dengan sifat Diana.

Diana tertawa ceria. "Thanks!"

Lalu menatap Helena dan Hera, "Ayo. Aku juga akan mengantarmu ke ruang kepala sekolah. Dan kau juga."

Hera mendengus kasar dan menatap dingin Inanna. Tatapannya kemudian bergantian memandang tiga gadis di sana, dia tidak pernah berpikir jika itu adalah awal dari pertemanan mereka berempat. 


VENUS [#5 Venus Series]Where stories live. Discover now