Chapter 33 - Mr. Coward

389 43 4
                                    

Setelah sekian kali teleponnya tidak diangkat, Becky menghembuskan napas kasar. Wajah kesalnya menatap obrolan pesan yang tidak dibalas sama sekali oleh pihak kedua.

Tidak bisa dipercaya ....

Malam itu Becky menunggunya hingga club tutup. Tapi pria itu sama sekali tidak datang. Dan semenjak itu Becky terus menghubungi bahkan mengirim banyak pesan namun tidak ada satu pun yang ditanggapi.

Ketika dia mencoba menghubungi sekali lagi, seseorang menyentuh bahunya membuat Becky terkejut dan menoleh ke belakang secara naluriah. Melihat 4 gadis yang dia kenal di depannya membuat raut wajahnya berubah suram. Mereka datang di saat dia dalam suasana hati buruk.

"Apa yang kau lakukan di sini? Kita ingin ke kafetaria. Ingin ikut?" Lisa tersenyum dan menarik tangannya.

Namun karena Becky menahan tubuhnya, menolak untuk ikut, mereka berempat menatapnya dengan bingung.

Becky menarik tangannya dengan lembut dan tersenyum pendek. "Aku memiliki urusan dengan anak lain. Kalian bisa makan lebih dulu tanpaku."

Lisa memperhatikan Becky dalam diam. Bagaimana dia tampak tidak senang dan mundur sedikit, seolah sedang menarik diri. Tersenyum, Lisa mengangguk. "Sampai jumpa."

Becky mengangguk singkat. Ketika empat gadis itu mulai berjalan meninggalkannya, Becky segera berjalan tergesa-gesa, berlawanan arah dengan mereka.

Tanpa berhenti berjalan, Lisa menoleh ke belakang melihat punggung Becky yang semakin menjauh. Dan tangan wanita itu tidak berhenti mengetik di ponselnya. Dia mendesah pelan. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Becky?

***

Di perpustakaan sekolah, Christian duduk dengan tidak sabar di meja kayu. Kakinya bergerak cepat dan tangannya mengetuk meja dengan tempo seirama.

Padahal jam pertemuannya dengan Inanna adalah di jam istirahat. Tapi, dia sudah datang 15 menit lebih awal dari jam yang sudah ditentukan.

Menyadari betapa konyolnya dia, Christian tidak bisa marah. Dia hanya terlalu bersemangat karena bisa berduaan dengan Inanna sebentar lagi.

Di saat dia melihat jam tangannya lalu menatap pintu, akhirnya gadis bermata hijau terang itu datang juga. Christian berdiri dan membuat kursi bergerak ke belakang yang mana menimbulkan suara tanpa disengaja. Tidak peduli beberapa pasang mata di dekatnya yang menatapnya tidak senang, dia melambaikan tangannya dengan heboh.

Inanna, gadis pujaannya mendekat dengan wajah datarnya yang dingin. Christian menepuk kursi kosong di sebelahnya membuat Inanna mengikuti keinginan pria itu.

"Apa aku terlambat?" tanya Inanna mendapatkan gelengan kuat dari Christian.

"Aku juga baru tiba," ujar Christian bohong.

"Oke." Inanna meletakkan buku pelajaran yang dia bawa ke atas meja.

"Apa kau sudah makan siang?"

Inanna mengangguk. "Sambil kemari aku sudah menghabiskan roti lapis."

"Oh ...." Christian menggeser beberapa buku di depannya. "Sambil menunggumu, aku mengambil beberapa buku untuk riset kita nanti."

VENUS [#5 Venus Series]Where stories live. Discover now