Chapter 32 - Father and daughter

261 35 4
                                    

Dalam kamar yang sedikit temaram, Jacob menghisap rokoknya kuat sebelum menghembuskan asapnya. Dia menyandarkan tubuh sampingnya seraya menatap ke luar jendela. Suara musik yang berisik di luar samar-samar terdengar namun suasana hatinya sangat buruk.

Dia sedang kesal. Raut wajahnya tampak dingin. Dia membawa rokok ke mulutnya lagi sebelum menoleh ke sosok perempuan berambut pirang yang sedang merapikan riasan dan pakaiannya lewat cermin.

Setelah Hera selesai, dia mengambil tasnya dan berjalan menuju pintu. Sebelum dia bisa menggapai pintu, Jacob segera membuang rokoknya ke luar lalu mendekati Hera dengan langkah lebar. Dia menahan lengan Hera dengan kuat.

“Apa kau mempermainkanku?”

Hera memiringkan wajahnya. “Apa aku seperti mempermainkanmu?”

Jacob mengangguk. Wajahnya terlihat sangat marah. “Selama ini kita hanya saling memberi kepuasan tanpa melakukan hal intinya. Apa kau pikir hanya berciuman dan membelai itu keren?”

“Aku tidak menganggapnya seperti itu.”

“Lalu apa? Kau terbuka. Kau mau tapi tidak mau di waktu bersamaan. Dan aku selalu siap, tapi bagaimana denganmu?” Jacob membasahi bibirnya. “Urusan kita belum selesai di sini. Tapi kau sudah ingin pulang. Aku jadi bingung sebenarnya apa kau serius atau tidak.”

Hera mengedipkan matanya dengan tenang. Dia mengangkat tangannya dan mengusap rahang Jacob. “Aku menyukaimu, Jacob. Kau orang yang tidak kenal kata menyerah. Menurutku bersenang-senang sudah cukup. Tapi jika kau bersikeras, mungkin aku akan memikirkannya.”

Jacob memejamkan matanya dan mengumpat kasar. “Aku harus menunggu lagi.” Dia membuka matanya dan menatap serius Hera. “Menginaplah di sini. Aku akan mengantarmu pulang besok pagi.”

Hera menggeleng. “Urusanku denganmu sudah selesai hari ini. Sopirku sudah tiba dan aku harus mengantar Diana lebih dulu. Sampai jumpa besok di sekolah.”

Hera berjinjit lalu mengecup pipi Jacob.

“Hmm.” Walaupun masih tidak puas dengan jawaban Hera, Jacob tetap membiarkan wanita itu pergi.

Dia keluar dari kamar tersebut dan melihat ke bawah di mana Hera menuruni anak tangga dan menuju posisi Diana.

Tidak ada satu pun dari teman-temannya yang datang ke pesta ini mengalikan wajah mereka dari Hera. Gadis itu tidak melakukan hal yang heboh untuk menarik perhatian. Dia hanya melewati mereka dengan percaya diri, dan mata semua orang langsung tertuju padanya.

Itulah yang membuat Jacob tertarik pada Hera. Aura Hera dapat menarik sesama maupun lawan jenis. 

Hera menggenggam tangan Diana dan mengajaknya keluar. Mereka berdua berhenti sejenak di depan Helena dan Matthew seolah memberi kabar bahwa mereka akan pulang lebih dulu sebelum saling melambaikan tangan. Dan dengan begitu, Hera pun pergi.

***

Kendaraan yang ditumpangi Diana berhenti di depan halaman rumahnya. Dia menoleh ke samping lalu memeluk Hera.

“Hati-hati di jalan.”

Hera mengangguk singkat. “Butuh tumpangan besok pagi?”

Diana membuka pintu samping mobil lalu menggeleng. “Sampai jumpa besok.”

“Hmm.”

Setelah melihat Diana masuk ke dalam rumahnya, barulah sang sopir membawa Hera kembali ke Mansion Vourou.

Diana melihat ke dalam rumahnya yang gelap dan sunyi menandakan orang tuanya sudah terlelap. Mengunci pintu, dia kemudian melangkah ke kamarnya tanpa membuat keributan.

VENUS [#5 Venus Series]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ