-tiga puluh sembilan-

10.6K 794 152
                                    




= Selamat Membaca =

**************************












Disuatu pagi yang indah, di kediaman keluarga Natio. Dua orang gadis cantik berbeda Ahlak masih terlelap dalam tidur mereka.

Salah satu gadis cantik yaitu Shani mulai menunjukkan pergerakan nya, matanya perlahan terbuka, sesekali mengedipkan kedua mata nya dengan cepat untuk menyesuaikan dengan cahaya.

Senyum shani mengembang sempurna, saat indra penglihatan nya langsung fokus pada gadis kesayangan yang tidur anteng dalam dekapan hangat nya. Hembusan nafas nya sangat teratur, membuat shani tak tega untuk membangun kan nya saat ini.

Shani menatap jam yang menggantung di dinding kamar nya, masih pukul 6 pagi ternyata. Mata shani kembali menatap intens wajah Gracia, tangan nya terulur mengusap pipi Gracia, lalu beralih merapikan rambut yang menghalangi wajah cantik kekasihnya itu.

Shani terkekeh pelan sambil memperhatikan wajah polos Gracia. Kekasihnya ini sungguh sangat cantik, membuat shani selalu menatap nya dengan tatapan memuja, walaupun jarang ia tunjukkan secara terang-terangan. Shani juga memang cantik, namun gadis nya ini memiliki point lebih karena memiliki gigi gingsul yang jika ia tersenyum maka kadar Manis nya akan bertambah dua juta kali lipat, membuat shani selalu saja meleleh karenanya.

Tak ingin mengganggu tidur gadis nya yang nyenyak, shani perlahan memindah kan kepala gracia ke bantal, kemudian Menarik selimut untuk menutupi tubuh nya sebatas leher. Kembali shani menatap intens wajah kekasih nya ini, shani ingat bahwa semalam Gracia begadang hingga pukul 2 pagi. Shani bukan nya tidak memaksa Gracia tidur, hanya saja gadis nya itu bilang tidak mengantuk, alasan yang ia katakan pada Shani masih Shani ingat dengan jelas.

Gara-gara kak desy bentak aku, ngantuk aku trauma kak terus pergi.

Gak baik kalo tidur di paksa, nanti pusing

Mending ngisi waktu dengan mabar, dari pada cuma bengong kak. Nanti kesurupan si sodakoh, bahaya nyemplung sumur.

Kaka bobo duluan aja, aku yang jagain kaka disini, takut nya ada yang mau culik kaka. Kan aku bisa teriak sekencang-kencang nya.

Duh ini kuota kaka sayang banget kalo gak di pake main game, nanti kadaluarsa.

Akhirnya shani mengalah dan membiar kan gadis itu bermain game sambil tiduran dengan kepala berbantalkan paha shani. Sementara shani hanya sibuk mengelus kepala Gracia sambil memperhatikan game yang dimain kan nya.

Tak ingi kembali terbuai dan berakhir terlelap kembali, Shani memutuskan beranjak dari tempat tidurnya, berjalan dengan santai sambil mengikat rambut panjang nya, menuju kamar mandi.

10 menit berlalu, shani telah selesai mencuci muka. Langkah nya berhenti sejenak, menatap kekasihnya yang kini tidur memeluk guling dengan selimut yang sudah menggulung di samping nya, padahal baru saja Shani benarkan, Shani hanya menggeleng pelan lalu berjalan ke arah balkon kamarnya.

Perlahan shani membuka pintu, lalu berjalan ke arah tembok pembatas balkon. Semilir angin langsung menyapa tubuh shani, membuat shani memeluk tubuh nya sendiri cukup erat karena udara yang terasa dingin.

Bukan Pacar Idaman (?) ~ END ~ Where stories live. Discover now