~Lima Puluh Tiga~

6.6K 680 98
                                    


= Mau di sapa dulu pokok nya =
😒













= Selamat Membaca =
__________________________





Musim berganti cepat sekali, waktu berlalu tanpa menunggu.

Satu tahun berlalu semenjak terakhir Veranda bertemu dengan Gracia. Kehidupan Veranda tidak bisa di bilang lebih baik, hanya berjalan sesuai ritme yang berulang terus menerus. Bekerja dari pagi hingga sore, lalu membunuh waktu dengan semua hal yang Veranda mampu.

Seminggu sekali Veranda akan berkunjung ke butik Naomi, melihat sisa kenangan yang masih bisa ia nikmati, atau hanya sekedar duduk di Cafe samping butik, guna membunuh sepi yang semakin sesak sekali.

Banyak perubahan disini, di butik ini. bukan hanya tempat nya yang semakin luas, karyawan yang semakin bertambah tapi juga model baju yang di jual semakin beragam. Andai saja butik ini masih milik Naomi, tentu saja Veranda akan memberikan ucapan selamat karena Butik nya sudah sesukses ini.

Namun apa daya, Veranda tau jika butik ini bukan lagi milik Naomi. Bukan lagi tempat dimana dia bisa bertemu Naomi, dan entah sampai kapan Veranda akan terus datang ke tempat ini, mencari jejak nafas yang di tinggalkan Bunda dari gadis bernama Shania Gracia itu.

"boleh saya bergabung?"

Veranda tersentak kaget saat seseorang berbicara padanya. Mengerjap saat ia sadar bahwa ia masih berada di Cafe samping butik Naomi, melamun lagi. di temani secangkir Green tea Latte yang sudah dingin sejak tadi. serta sepiring kentang goreng yang belum tersentuh sama sekali.

"Ah iya silahkan" ucap Veranda lalu meraih segelas air putih yang juga di pesan nya tadi, meneguk beberapa kali guna membasahi tenggorokan nya.

"Saya Yona" ucap Yona memperkenalkan diri membuat Veranda mengangguk "masih ingat kan?" Tanya nya.

"Tentu saja, pemilik baru butik ini" ucap Veranda "saya juga sering melihat anda jika sedang berkunjung kesini"

Yona tersenyum tipis sambil memperhatikan sekilas wajah Veranda. Ada yang berbeda dari wanita di hadapan nya ini, lebih kurus dan tampak seperti kehilangan semangat. Berbeda dengan saat Yona terakhir melihat Veranda.

Tak banyak yang Naomi ceritakan pada Yona tentang Veranda, apalagi sampai detik ini Naomi belum tau siapa sebenarnya Veranda dan apa hubungan nya dengan mantan suami nya dulu.

Naomi juga seperti nya tidak memberikan kesempatan pada Veranda untuk menjelaskan semua nya. Yona sangat mengerti jika luka Naomi mungkin kembali menganga karena pertemuan nya dengan Veranda. Tapi tak adil rasanya jika tidak mendengar penjelasan serta sudut pandang dari Veranda sendiri.

Akhirnya di sinilah Yona berada, duduk di hadapan Veranda dan mencoba menggali informasi sebanyak mungkin agar ia bisa tau kebenaran nya seperti apa.

"Nah itu, saya sering melihat anda datang. Kalo boleh tau apa hubungan anda dengan pemilik lama butik ini?"

Veranda berfikir sejenak, berfikir tentang apa yang di tanyakan Yona barusan.

"Kami cukup dekat kak" jawab Veranda.  Sengaja memanggil kak agar lebih sopan, karena ia yakin bahwa Yona lebih tua dari dirinya.

"Sedekat apa nih? Kayanya kedekatan nya spesial ya, sampai-sampai kamu datang kesini terus"

Yona berusaha mencairkan suasana dengan menggoda Veranda agar suasana bisa lebih santai dan tidak canggung.

Veranda tersenyum malu saat ingatan nya kembali pada hari dimana ia menyatakan perasaan nya pada Naomi.

Hari paling bahagia selama hidup Veranda.

Bukan Pacar Idaman (?) ~ END ~ Where stories live. Discover now