-tiga belas-

10.2K 957 51
                                    


=Selamat Membaca =

***************************





Desy membawa beberapa dokumen yang harus shani tanda tangan, dengan susah payah desy mengetuk pintu perlahan agar macan didalam nya tidak terkejut dan berakhir ngamuk-ngamuk.

Desy melangkah ke depan meja shani.
"Kenapaa??" Tanya shani tanpa menatap siapa yang masuk ruangannya, karena hanya desy yang berani masuk tanpa izin.

Desy memutar bola matanya "Kerjaan lu lah bos, ngana fikir?" Ucap desy

"Taro aja"

Desy mengangguk lalu menyimpan dokumen yang dibawa nya diatas meja shani.

Desy berjalan ke arah kulkas shani, seperti biasa mengambil satu kaleng soda, dan duduk di sofa dengan santai. 

"Lu yakin mau ngelakuin itu shan??" Tanya desy setelah meminum soda nya.

Shani mengangguk "Yakin"

"Lu udah fikirin baik2?"

Shani menghentikan aktifitas mengetik di laptopnya, menekan Ctrl+S  lalu beranjak menyusul desy duduk di sofa, merebut kaleng minuman desy dan meminum nya dengan cepat.

"Di kulkas banyak bgsd" teriak desy tak terima.

"Sama aja punya gue"

Desy mendengus "Pelit kuburan loe sempit"

"Bodo"

Desy mengubah posisi nya menjadi miring menghadap shani "Jadi rencana lu apa??"

Shani memberikan kembali kaleng soda nya ke desy, lalu bersandar di sofa "Seperti yang gue bilang waktu itu"

Desy mengambil kembali soda nya, meneguk nya sambil mengangguk "Seberapa yakin lu ?"

"Gue cuma punya waktu beberapa bulan sampe semuanya bener2  siap"

"Papi mami gimana?"

Shani menghela nafas "Biar nanti gue atur kalo itu, feeling gue mereka oke aja"

"Lu tau kan kalo ini bukan sesuatu yang main-main??"

"Justru itu gue udah mikirin ini dari kapan hari"

"Lu siap dengan segala resiko nya termasuk kehilangan kan??

"Hidup dan mati itu rahasia Tuhan des, kita cuma bisa berusaha sebaik mungkin"

"Gue yakin lu mampu shan, gue tau lu bisa ngelakuin yang terbaik"

"Iya des"

Desy menghela nafas kasar nya "jadi besok sore  lu berangkat??"

"Kita des"

"Maksud lu??"

"Lu sama gue lah, lemot amat itu otak"

"Lu kagak bilang dulu anjir"

"Semua nya udah siap, tinggal berangkat aja"

"Serah lu shan, Gue cuma bisa dukung yang terbaik aja, yang jelas semoga keputusan lu ini tepat"

"Thanks des, gue tau lu emang sohib terbaik"

"Jelas dong, desy"

"Kadang2 tapi"

"Bodo amat shan,... Jadii disana gimana??" 

Shani diam sebentar "Lu inget si beby sepupu gue yang bego itu??" Tanya shani

Bukan Pacar Idaman (?) ~ END ~ Where stories live. Discover now