-sembilan belas-

10.2K 976 52
                                    



=Selamat Membaca=

*************************





Gracia perlahan membuka kedua matanya, mengerjap beberapa kali. tangan kanan nya terangkat untuk mengucek mata nya dan mengusap sudut kedua matanya, siapa tau ada sesuatu menempel di sana.

Gracia melihat ke sekitar nya, tidak ada siapapun di kamar inap ini kecuali dirinya. Fix pada jahat betul, orang sakit ditinggal sendiri, matanya melihat jam yang menempel di dinding, sudah jam 7 malam ternyata.

Gracia kembali menoleh ke kiri, ke kanan. Ke pojok, ke atas, ke bawah, terakhir ke pintu kamar mandi. Matanya mengedar ke segala penjuru, bahunya bergidig ngeri, ketika imajinasi nya mulai bekerja menguasai fikirannya.

Gracia merasakan bulu kuduk nya berdiri, hawa sekitar mulai terasa dingin. Mata nya kembali bergerak gelisah ke kiri dan kanan nya. Tubuh nya di paksa siaga, takut-takut ada sesuatu yang terjadi tiba-tiba.

Mata gracia kini fokus tertuju pada pintu kamar mandi yang tertutup, otak nya tiba-tiba mengingat sebuah adegan film horor yang ia tonton bersama anin dan aya tempo hari. Dimana dari pintu kamar mandi keluar sosok hantu jepang, kalo kata Gracia hantu nya bernama hantu sodakoh.

Keringat dingin mulai menetes di kening, hingga mengalir ke lehernya. Adegan dimana hantu itu keluar dari kamar mandi lalu ngesot ke arahnya, lalu menarik nya ke kamar mandi, Memotong-motong bagian tubuhnya lalu memasukkan nya ke bak mandi, Tak lupa di cor dengan semen, terbayang jelas di fikirannya.

Belum selesai dengan hantu yang ngesot tadi memutilasi tubuhnya, pandangan nya beralih pada sisi kasur, matanya hendak memeriksa kolong ranjang, takut-takut si sodakoh malah keluar dari kolong ranjang, lalu menarik kaki nya ke bawah dan menyeretnya. Gracia reflek menarik kaki nya yang berada di dalam selimut, menekuk nya seatas mungkin.

Jantung gracia sudah bergemuruh, tangan nya yang hendak meraih hp di meja samping ranjang mendadak gemetar, membuatnya memilih mengeratkan cengkraman pada selimutnya. sekekita dia menyesal kenapa harus menonton film bergenre horor, jika ending nya malah parno sendiri.

"Bundaaaa..." gumam nya dengan nada yang sudah takut "pada tega ninggalin sendiri, dosa loh" gumam nya lagi, berusaha membuang rasa takut yang kini semakin membuatnya kalut.

Gracia sudah kalang kabut, hawa sekitar semakin terasa dingin dan mencekam. Padahal selimut yang ia gunakan cukup tebal. Suara detakan jam dinding membuat suasana semakin tak terkendali.

Gracia ingin berlari keluar dari kamar, tapi dia ingat bahwa tangan nya masih di infus.
Gracia semakin memeluk kaki nya di bawah selimut, kala mendengar suara-suara yang entah itu apa.

"HUWAAAAA!!!!"

Teriak gracia lalu menutup seluruh kepalanya dengan selimut, saat melihat sosok dengan postur tinggi berdiri di dekat pintu.

"Bundaaaa!!!!" Teriak nya.

Sosok tinggi tersebut menghampiri gracia "Kamu kenaapa hey?" Tanya nya panik saat sudah berdiri disamping gracia.

Gracia membuka perlahan selimutnya dengan gemetar "kak shani hikss"

Gracia langsung berhambur ke pelukan shani, membuat shani menegang sebentar karena bingung setengah mati.

Shani mengusap punggung bocah yang kini menangis sesenggukan di pelukan nya.

Tak lama shani membuka suara "Kamu kenapa sih malah nangis?" Tanyanya yang kini menatap heran.

Bukan Pacar Idaman (?) ~ END ~ Where stories live. Discover now