-tiga puluh empat-

8.9K 840 77
                                    

= Selamat Membaca =

************************



Tubuh gracia luruh ke tanah, tangis nya semakin terdengar pilu kala pandangan nya tak lagi bisa menggapai mobil shani.

Gracia menekan dadanya dengan kuat, sungguh ini diluar ekspektasi nya. Shani pasti melihat semua nya. Melihat Fer menyatakan perasaan nya pada Gracia. Beberapa kali Gracia memaki dirinya sendiri karena kebodohan nya. Namun tetap saja percuma, karena shani nya sudah menghilang dari pandangannya.

"Gree.. ayo masuk, gaenak diliatin orang nanti" Bujuk anin yang kini berjongkok di hadapan gracia. "ayoo anak baik" bujuk nya lagi

Gracia menggeleng sambil terus menangis "kak shani hiksss, hiksss "

"Kita obrolin di dalem sambil loe tenangin diri ya" kini angel yang mencoba membujuk gracia. "atau mau anin gendong ke dalem? " lanjutnya membuat anin menatap tajam angel.

Sementar Aya kini menatap pada teman-teman lainnya termasuk Fer.
"Gaesss sorry, kalian mending balik ya" ucap aya memint maaf "next time kita kumpul lagi"

Beberapa dari mereka pamit pada Gracia yang kini mulai berdiri dan masuk ke rumah di bantu oleh anin dan angel menuju kamar nya. Tak lupa Gracia menenteng papperbag yang dijatuhkan shani tadi.

"hiksss kak Shani" lirih Gracia sambil memeluk papperbag yang dibawanya.

Sementara aya yang terakhir masuk kini berpapasan dengan naomi.
"Loh, kalian udahan?? Kenapa?" Tanya naomi heran

"Ada insiden bunda, anak bunda nangis  kejer karena kak shani pergi. Nanti aya jelasin yaa" ucap nya "aya ke kamar gre dulu, permisi"

Naomi mematung di tempat nya, tangan nya bergerak membuka kunci hp nya. Lalu mencari kontak shani.
Beberapa kali naomi mencoba menghubungi shani namun tidak bisa, hal ini membuat naomi semakin dibuat bertanya-tanya.

Sementara di kamar, Gracia masih menangis tersedu-sedu, Membuat Trio A kelimpungan harus berbuat apa.
Tangis gracia lebih terdengar menyakitkan dibanding dulu saat dia di putuskan chika.

"Udah atuh nangis nya gre, loe mending telp kak shani sekarang" ucap aya membuat gracia langsung diam sejenak, dan segera mengambil ponsel nya.

Gracia menelpon shani namun tidak aktif, bahkan pesan nya pun belum ada tanda-tanda terkirim.

"Gak aktif hiksss... huwaaa kak shaniiii" kembali gracia menangis sambil meronta-ronta di kasurnya.

"Lagian loe kenapa bego sih, pake nerima tu bunga segala. Berabe kan ah" gumam anin yang malah membuat gracia semakin menangis.

"Ini mah bukan tawuran lagi, bencana" gumam aya yang lagi-lagi membuat Gracia menangis kencang.

"Kalian kalo cuma bacod gapenting  mending diem" ucap angel kesal.

Mereka bertiga kini duduk di karpet, sementara gracia masih duduk diatas kasur sambil menangis.

"Loe mending telp Kak Desy deh Gre, pasti dia tau kak shani dimana" ucap angel membuat gracia langsung meraih hp nya kembali. mencari kontak Desy lalu menelponnya.

"Hikssss kadeesssss hikssss"

"Lah lu ngapa??" Tanya desy disebrang telpon "permen lu ada yang nyolong?"

"Hikssss kadesss.. kaka shani hiksss sama kaka gak?" Tanya gracia

"Enggak ada, emang napa?"

"Hiksss.. kades hiksss aku telp kak shani gak di bales, aku sms gak diangkat hikssss"

"Kebalik pinter"

Bukan Pacar Idaman (?) ~ END ~ Where stories live. Discover now