Part 39 - Rahasia

86 6 10
                                    

Seketat apapun rahasia, jika sudah waktunya terbongkar mau gimana lagi.

.....

Di hari weekend ini jalan raya di penuhi oleh kendaraan, untung saja kemacetan tidak di alami saat ini, beberapa kendaraan melaju lancar untuk ke tempat tujuan.

Salah satu mobil berjalan lurus. Ya, mereka didalamnya adalah Halin, Diana dan Tina. Mereka tengah berbincang sambil bercandaan didalam mobil.

"Gue bro, jiwa keberharapan gue kalo lagi beli sesuatu ditoko, nungguin kembalian padahal duitnya pas" ujar Tina

Ketiganya pun tertawa terbahak-bahak.

"Gue nih ya, jiwa keberharapan nya udah tampil cantik di sekolah, eh gada satupun cogan yang nempel ke gue" ucap Halin sambil fokus mengemudikan mobilnya, bibirnya sambil di manyunkan, seolah sangat sedih.

"Yee, otak lo pikirannya cogan terus si. Makanya kek gue walaupun jomblo tapi optimis aje, jomblo happyyy.." seru Tina

Diana pun yang tadinya tertawa oleh ucapan Tina seketika berganti murung setelah mendengar ucapan Halin, ia tiba-tiba terfikiran oleh Riko, ia masih berharap untuk mencari perhatian kepada Riko dan mengatakan untuk bersabar dan memperjuangkan hatinya.

"Eh! Na, sambung dong" ucap Tina ketika sadar Diana yang di belakang terdiam.

"Oh ya, lo yakin Fira ditinggal diruang musik, nanti dia pulang naik apa?" Tanya Diana menyambar ucapa Tina.

Tina dan Halin pun sebentar terdiam membungkam mendengar pertanyaan Diana. Diana memang tidak di beri tahu kalau Fira sedang diajak Riko, entah mereka juga tidak tau Riko membawa Fira kemana.

"Mmm.. Fira, katanya naik ojek, kalo ngga dia dijemput kak Nisa" balas Tina gugup

"Hehe, paling dia main musik sendiri, biasa lah dia hidupnya lebih tenang kalo lagi sendiri, mungkin dia galau" sambung Halin mengeles.

"Dia bilang sama gue kok, katanya lagi pengen sendiri" lanjutnya

Diana mengerutkan kening, dengan jawaban mereka yang menurut Diana tidak masuk akal.

"Padahal Fira paling semangat kemaren diajak nonton bareng kita" batin Diana

"Ya sudah lah, itu keinginan Fira, biarin aja nanti dia nyesel juga" ucap Tina menatap depan.

🍁🍁🍁

Suasana gelap ruang bioskop tepat menyelimuti kehororan sekitarnya, Riko dan Fira duduk di bagian atas tapi tidak paling atas.

Riko menggenggam kemasan popcorn dan membarika pada Fira, Riko sudah membelinya saat membeli tiket.

"Nih makan" ujar Riko

"Gue ga suka popcorn" balasnya

"Kenapa, ini enak loh, cobain dah"

Fira pun pasrah hanya mengambil satu untuk menyicipnya.

"Ga enak, kurang manis" ucap Fira setelah mengunyahnya

"Udah manis gini, nanti diabetes, lo kan udah manis" ceplos Riko

Fira pun mematung gugup, ia sama sekali tak mengharapkan ucapan-ucapan rayuan gombal pada pria disebelahnya ini.

Fira menganga matanya melihat layar bioskop

"Bongkar aja ngapa kebusukannya" greget Fira mengalihkan ketegangan

Riko tak peduli ucapan Fira yang membicarakan film dilayar, ia dengan santai menyenderkan punggungnya sambil terus memakan popcorn.

Rindu tak Terbalas (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang