Part 6 - Mamaku

189 67 43
                                    

"semua orang punya masalah masing-masing, hanya saja mereka jago menyembunyikannya tanpa kita ketahui"

...

Sesampainya didepan rumah, Fira sibuk memasukan motornya ke dalam garasi. Fira sudah biasa mendengar cekcok papanya, Marwan dan abang Fira, Sofwan. Fira mendesis sabar menghembuskan napasnya dan melihat jam tangannya sudah pukul 17.32 sore

"udah mau maghrib masih aja adu mulut, bang Sof buat kesalahan apa lagi sih"

Fira melangkah dan memasuki rumah, papanya dan abangnya lagi bertengkar di ruang keluarga. Fira tak mau menghiraukan dan melewati adegan keduanya itu, langkahnya menaiki tangga dengan malas menuju kamarnya.

Fira membaringkan tubuhnya di kasur, ia merasakan lelah hati lelah bodi hari ini. Tak lama ia mendengar kakaknya, Nisa pulang dan langsung ikut dalam berdebatan sang papa dan abangnya.

"kenapa lagi pa?" tanya Nisa berusaha ikut campur

Nisa sontak membulatkan matanya melihat papa yang hendak menampar Sofwan, ia pun berlari menghampiri mereka dan menahan tangan papanya

"LO MASIH KECIL GAK USAH IKUT CAMPUR, GAK USAH SOK BELAIN, GUE BISA BELA DIRI"

bentak Sofwan menatap tajam mata Nisa dengan suara keras dan pergi begitu saja keluar rumah membanting pintu keras

Nisa menahan air matanya, ia tidak boleh menangis dihadapan papanya

"Nisa ke kamar dulu pa" Nisa langsung beranjak dari tempat itu dan berlari kecil menaiki tangga

🍁🍁🍁

Fira yang berada didalam kamar hanya ikut mendengar saja suara ribut dibawah, sebentar menenangkan diri lalu bangun dari berbaringnya, ia berdiri keluar kamar dan menghampiri kamar Nisa yang bersebelahan dengannya.

Fira membuka pintunya perlahan mengintip kakaknya yang sedang tengkurabkan tubuhnya diatas kasur. Fira memasuki kamar dan menutup pintunya tanpa bersuara lalu Fira ikut membaringkan tubuhnya disamping Nisa.

Nisa terus merenung, sepertinya dia abis menangis

"kak?"

"apa?"

"kenapasih papa dan bang Sof hampir setiap hari berantem" ucap Fira

"waktu masih ada mama gak separah ini kalau lagi berantem, bang Sof juga sekali dinasehatin mama langsung diem tidak sampe ngelawan papa seperti sekarang" curah Fira dengan tatapan kosong menatap atap langit rumah.

Setelah Fira berkata seperti itu, Nisa tak sadar mengeluarkan air matanya lagi membasahi bantal

"rindu mama.." ucap Nisa pelan

"Fira sering mampir dirumah temen temen Fira, mereka terlihat tentram banget, malah kedua orang tuanya sering becandaan sama anaknya. Orang tua mereka baik, sering gabung, apalagi kepo sampe di tanyain satu satu yang main dirumahnya, ikut ngobrol sama temen anaknya yang lagi main dirumahnya, termasuk Fira berada diselip suasana itu. Mereka seperti tak ada masalah, Fira lebih nyaman gabung sama mereka, nggak seperti disini" tak terasa air mata Fira juga ikut mengalir membasahi kasur Nisa. Lalu Fira menolehkan kepalanya ke arah Nisa yang sedari tadi menghadap Fira. Fira bangun dari berbaringnya

"Fira rindu mama kak.."

Nisa dengan sigap bangun dari tengkurabnya, tangan mereka langsung membekap tubuh kakak adik ini dan menangis sesegukkan

"semua orang punya masalah masing-masing, hanya saja mereka jago menyembunyikannya tanpa kita ketahui" ujar Nisa dengan suara lembut

Suara adzan magrib tiba, Nisa segera menghapus air di pipinya yang basah lalu Nisa melepaskan pelukannya. Nisa menatap lekat Fira dan menghapus pipinya yang basah

Rindu tak Terbalas (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang