Part 7 - Jenguk

177 67 41
                                    


Diantara sekelompok sahabat atau temen, masing-masing pasti berbeda sifatnya, ada yang crewet, suara toa, aneh, kalem, tomboy, anggun, doyan cerita, doyan makan, doyan ngeluh, terlihat semangat terus, tukang galau, tukang bacot, bucin, bahkan dia ada yang dipandang sahabatnya sendiri dibilang udah GILA.
Ada yang salah satu yang disebutin diatas?

...

Fira sudah biasa memasuki rumah sahabatnya nyelonong tanpa izin penghuni rumahnya, karena sudah dianggap rumah sendiri. Begitu juga sebaliknya.

Ceklekk

Fira membuka pintu kamar Diana, dia sudah disambut oleh Tina dan Halin. Diana yang masih berbaring tapi tidak menampakkan wajah yang lagi sakit.

"eh, si lemot dateng juga" ceplos Diana

"punya sahabat satu ini, pasti kalau mau kemana-mana selalu telat, dateng paling akhir" protes Halin terang terangan

"hehe sory" ucap Fira dengan senyum kuda

"eh, Na lo udah makan? Nih gue bawa bubur sama buah" tawar Fira meletakkannya di atas meja

"udah, bubur dari nyokap gue tadi siang" jawab Diana

"ohh udah yah"

"nanti malem gue makan kok"

Fira tersenyum lega dan mengangguk semangat, ia pun duduk disisi kasur Diana dan berhadepan dengan Tina. Sedangkan Halin duduk di atas kasur meluruskan kakinya disamping Diana yang berbaring.

Fira mendesis pelan "lo kenapa bisa begini? Luka-lukanya pasti perih" tanya Fira

"gue gakpapa kok, aman" jawab Diana dengan senyum

Fira sadar gimana bisa dia tidak merasakan sakit apapun, Diana dari tadi terlihat bahagia banget, aneh aja gitu

Fira mendecik "dasar aneh"

"enak aja lo" sahut Diana sewot "eumm.. Gue aneh ya?" tanyanya sambil berfikir

"yaelah, lo tuh dari dulu aneh" sambut Tina

"emang, dimananya yang aneh?" tanyanya lagi

"sikap lo mungkin" samber Halin

"ohh.. Sikap, siikapp ya" ucap Diana berulang ulang dengan mengangguk

"btw kejadiannya gimana lo bisa ditabrak motor gini?" tanya Tina ingin diperjelas.

Diana pun bangun untuk duduk dan punggungnya bersandar di kepala ranjang.

Fira, Halin , dan Tina bengong menatap ke arah Diana semua menunggu jawaban

"nungguin yaa" ledek Diana tangannya memutar menunjuk satu persatu sahabatnya

Ketiga pendengar hanya menahan sabar membuang napas keras hingga berbunyi suara, Tina yang terakhir ditunjuk langsung menepis tangan Diana

"jangan sok buat kita kesel deh" bentak Tina

Hufftt

"sore itu, pas kalian (Halin dan Tina) turun dari taxi, gue kan terakhir yang masih didalam taxi, abis itu gue berfikir ingin belanja dulu kesuper market, gue turun didepan super market, sebelum masuk gang arah rumah gue itu. Terus sesudah gue belanja cemilan sama minuman doang sih, gue memilih jalan kaki menuju rumah gue lagian tidak terlalu jauh kan tidak lebih dari 50 meter. Pas gue nyebrang kearah gang gue hanya nengok kekanan doang tidak kekiri karena gue buru-buru udah hampir jam setengah enam sore, eh tiba tiba dari arah kiri ada motor vixion ugal-ugalan, ngebut kayaknya dia buru-buru juga seperti gue ngejar maghrib, motor itu melaju kencang tidak bisa mengendalikan remnya, karena kagok kali ya gue nyebrang sembarangan. Yaa.. gitu deh

Rindu tak Terbalas (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang