34. Pertengkaran.

1.4K 167 41
                                    

Spam komen biar aku semangat updatenya!

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

Spam komen biar aku semangat updatenya!

04 Mei’20
-
-
-
-

"Mau kemana, sa?"

Lisa menatap Jennie sekilas, jemarinya masih sibuk membereskan buku-bukunya dan memasukan dengan cepat kedalam tas. Gadis itu tersenyuk sekilas, "Mau nyusulin Babang galak, dia nggak ada kabar udah tiga hari. Gue takut, abang lo aneh-aneh lagi."

Jennie berdecak. "Si Hanbin paling sibuk sama tugas kuliahnya, belum lagi beberapa hari ini mau  festival kan. Santai aja sih, nggak usah khawatir kaya gitu."

"Nah justru itu, biar gue santai ngga khawatir ya gue pastiin. Udah ah bye!"

Lisa sedikit berlari, menyetop taxi yang kebetulan lewat didepanya. Setelah menyebutkan alamat pada supir taxi tersebut, gadis itu mengeluarkan ponselnya. Tersenyum miris ketika tidak ada sama sekali pesan masuk dari pacarnya.

Memang selama tiga hari ini mereka tidak bersitatap, bahkan sekedar bertukar pesan-pun, tidak. Keduanya disibukin oleh kesibukan masing-masing, bedanya lelaki itu masih bisa update di akun medsosnya. Berarti Hanbin memegang ponselnya kan? Lantas kenapa lelaki itu tidak menghubungi nya sekedar menyapa atau menanyakan kabar?

Sementara Lisa, dia beneran sibuk sampai-sampai ponselnya pun teronggok tidak berdaya diatas nakas. Baru saja dia mengecek nya tadi pagi, dan tidak ada satupun pesan masuk. Lisa penasaran, dia membuka aplikasi Instagram miliknya dan melihat Hanbin secara rutin mengupload story di akun nya.

Maka dari itu, gadis itu ingin memastikan. Apa Hanbin hilang ingatan? Sampai-sampai lupa bahwa ada orang yang menanti kabarnya.

"Makasih pak." setelah memberikan ongkos pada supir itu, Lisa melesat berjalan cepat ke unit apartment Hanbin.

Menekan password apartment itu dengan terburu-buru.

Baru saja tubuhnya meringsek masuk, Lisa terdiam, dadanya seakan ditikam besi panas saat itu juga.

"Lho, Lisa?"

Lisa tersenyum samar, dia melanjutkan langkahnya. Menyimpan tas nya di sofa, mengedarkan pandanganya keseluruh apartment itu.

"Hanbin mana, Yun?"

Yuni, gadis itu tersenyum kikui. Berusaha agar tidak terintimidasi oleh tatapan yang diberikan Lisa. Tidak menunggu jawaban dari gadis itu, Lisa melangkahkan kakinya kedalam kamar Hanbin.

"Babang galaaaak!" pekik Lisa. Gadis itu berdecak ketika melihat Hanbin tertidur tanpa menggunakan kaus nya yang menampilkan tattoo di dadanya.

"Suka nggak sadar diri, udah tau tattoo yang bikin khilaf malah dipamerin terus." gumam Lisa.

Jeraminya terangkat, menyusur rambut berantakan Hanbin. "Bangun ayok, semalem tidur jam berapa sih?" bujuk Lisa sedikit gemas.

"Dia tidur jam lima pagi Lis, kita ngerjain tugas sampai tadi subuh."

[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔Onde as histórias ganham vida. Descobre agora