22. Blushing.

2.5K 310 50
                                    

Gadis itu mengerjapkan matanya perlahan, matanya menyipit menilik setiap juru kamar yang sangat asing baginya. Sedikit menguap seraya mengucek matanya berharap pandangannya itu semakin jelas.

Matanya membulat seketika, tempat asing bahkan pakaian yang melekat pada tubuhnya pun sangat asing dimatanya.

"Gue dimana sih ?" gumamnya.

Lisa terbangun dan segera melesat keluar dari kamar itu, seketika dia mematung menatap ketiga lelaki dan dua wanita yang kini sedang menatapnya heran.

"Lisaaaaa !!" seru Jennie riang, dia menggandeng lengan Lisa dan membawanya ke sofa. "Nyenyak banget tidur lo, liat jam berapa." sindir Jennie.

Lisa hanya tersenyum kikuk, dia sungguh tidak mengerti dengan apa yang terjadi sekarang. Kenapa dia ada disini ? Dan kemana bajunya ?

"Lis, kok kamu malah ngelamun sih ?" tanya Rose yang kini sedang terduduk dipangkuan June.

Lisa menggeleng. "Aku cuma bingung, kenapa bisa ada disini." gadis itu mengalihkan pandangannya pada Hanbin, menatap Hanbin dengan seksama.

Hanbin yang merasa dirinya ditatap seperti itu hanya berdehem dan menarik sweater nya sampe ke dagu.

Mampus aja klo ketauan.

"Kak, semalem gue ngerasa mimpiin Kak Hanbin deh."

Hanbin menatap Lisa kikuk, dengan cepat dia berusaha merubah mimiknya wajahnya sebiasa mungkin.

"ekhmm.." dehemnya mencoba menormalkan nada suaranya. "Kangen lo sama gue makanya sampe kemimpiin." jawab Hanbin sekenanya.

Lisa berdecak sebal. Dia menghempaskan tubuhnya di sofa itu, menatap Jennie dan merenggut lucu.

"Jen lapeeeerrr." rengeknya.

Hanbin menelan salivanya menatap Lisa yang tiba-tiba merengek manja seperti itu, fikirannya kembali pada kejadian semalam.

Ah tidak tidak.

Hanbin menggelengkan kepalanya cepat, June yang menatap itu hanya terkekeh pelan.

"Bin panas loh."

Perkataan June sedikit membuat Hanbin bingung.

"Ngapain pake sweater tebel kek begitu segala ? Pake nutupin mulut lagi, lo flue ?"

June tertawa melihat ekspresi Hanbin. "Berisik lo." geram Hanbin.

"Si Hanbin demam kan semalem, di kerokin badannya sampe merah." celetuk Yoyo.

Satu pukulan meluncur pada Yoyo, Yoyo sih hanya tertawa puas tanpa memperdulikan pukulan itu. Baginya melihat Hanbin terhimpit seperti ini sangat membahagiakan.

"Kak, demam ?" tanya Lisa, tangannya terulus menyentuh kening Hanbin.

Hanbin semakin menegang, sial kenapa kejadian itu selalu saja terbayang-bayang ?

"Nggak kok, udah ah gue mau tidur." jawab Hanbin dan menghempaskan tangan Lisa seraya melangkah pergi dari sana.

"June Yoyo urusan kita belum selsai !" pekik Hanbin di barengi dengan pintu kamarnya yang tertutup kencang.

"Mampus lo, makanya jangan macem-macem sama abang gue !"

"Halah palingan ngomel doang si Hanbin, dia mana berani. Liat otot gue aja dia ciut." jawab June sekenanya.

"Halah yang, sosoan aja otot gede baru setengah jam udah nyerah. Percuma !"

Jennie tertawa mendengar perkataan Rose, dia menyenggol pundak Rose dan terbahak. June hanya mendengus sebal dan meremas dada Rose kencang.

[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora