30. Panas.

2.1K 235 55
                                    

Kayanya peminat FF ini berkurang ya, sedih deh. Mungkin memang aku nya juga yang salah suka ilangan kan, miane jeongmal 💕

Tapi aku gak bakalan berenti nulis kok, Just A Tool sebentar lagi tamat. Tapi aku udah nyusun draft buat series ke dua dari cerita ini, makanya biar aku semangat buat cepet-cepet update nya yuk spam komen terus jangan lupa vote juga, gratis kan gak bayar hitung-hitung kasih apresiasi buat author yang udah nulis demi gamau ngecewain reader yang udah terlanjur penasaran sama ini cerita huhu

And then, selamat membaca sayang-sayang nya aku~

______________________


"Lo tidur sekamar sama gue."

Dengan seenaknya Hanbin memerintah, cewek yang kini sedang menggelung rambutnya itu melotot tidak terima. Enak saja, bukanya pacarnya itu sudah berjanji akan berjaga jarak pada Ayahnya, lalu apa ini ?

Hanbin tersenyum simpul dan mengacak poni ceweknya gemas, tidak tahan dengan ekspresi lucu Lisa mungkin. Sementara sang empu mendengus, menonjok perut cowok itu dengan kekuatan tanganya yang tidak seberapa buktinya Hanbin anteng-anteng saja tuh.

"Gak mau, inget janji dong dosa tau."

"Apaan ?"

"Gak usah sok bego, kamu tuh udah bego. Ngapain dibego-begoin lagi." sebal Lisa.

Hanbin jelas tidak terima. Dia berkacak pinggang dan menatap Lisa dengan sorot mata tajamnya itu, cewek itu tidak takut sama sekali dia bahkan semakin mengangkat dagunya membalas tatapan sengit kekasihnya itu.

"Ngomong apa ?" sinis Hanbin.

"Kamu bego, janji sendiri aja gak inget."

"Ya inget, cuma males aja gue tidur sendiri." bela Hanbin tak mau kalah.

Lisa kembali mendengus, pacarnya ini memang batu. Bahkan perkataan Teddy pun tidak dia turuti, apalagi perkataan Lisa sendiri. "Kamu udah biasa tidur sendirian juga manja banget." kesal Lisa, dia melirik Jennie yang sedang cekikian menyaksikan perdebatannya dengan kaka kandungnya sendiri. "jen aku tidur sama kamu ya."

"Gak. Gue sama Jaewon." jawab Jennie dengan senyuman puasnya melihat raut wajah Lisa yang terlihat kecewa.

"Tuh, Jennie sama Jaewon, June sama Rose, Jisya sama Bobby masa gue sendiri." seru Hanbin sambil menyambar tas milik Lisa dan melenggang masuk kekamar disebelah Kanan.

Selama di Bogor mereka memutuskan untuk tinggal sementara di Villa milik Anggoro. Berbeda dengan yang lain, team cheers juga sebagian team basket memilih untuk menginap di Hotel saja agar lebih dekat dengan lokasi diadakanya pertandingan katanya.

Cewek bermata bulat itu menggerutu namun kakinya melangkah membututi Hanbin yang telah lebih dulu masuk ke dalam kamar. Bukan Lisa takut untuk sekamar dengan Hanbin, mereka bahkan sudah terbiasa menginap berdua di basecamp hanya saja untuk saat ini mood Lisa sedang tidak bagus, dia sedang menyimpan kesal terhadap cowok yang sudah dia pacari kurang lebih selama setahun ini.

Selama di perjalanan tadi, Lisa diabaikan oleh Hanbin. Pertanyaan-pertanyaan Lisa bahkan tidak digubris sama sekali, Hanbin hanya asyik memainkan ponselnya dan bertukar pesan dengan Danah adik kandung dari mantannya sekaligus mantan Hanbin sendiri yang sangat sangat sangat berbekas untuk Hanbin mungkin.

Sebagai cewek yang menyandang pacar si pentolan pelita itu jelas Lisa marah, dia tidak rela pacarnya dibuat tertawa oleh cewek lain maka dari itu Lisa menolak keras untuk satu kamar dengan Hanbin sekarang. Namun dasar Hanbin tidak peka, mejo nya Lisa bahkan tidak dia sadari alasannya apa.

[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang