23. Arrogant.

2.6K 321 43
                                    

Langkah kaki itu terhenti, tangannya terkepal, rahangnya mengeras. Menatap tajam kedua manik mata yang seolah-olah menantangnya untuk saling melempar pukulan. Hanbin lelaki itu menghela nafas ketika tangannya digenggam dengan lembut wanita yang kini berada disebelah nya.

Emosinya menurun, seakan-akan gadis itu adalah obat mujarab bagi kemarahannya.

"Napa bin ? Takut ?" ucap Mino remeh. Cowok itu melangkahkan kakinya mendekat kearah Lisa, dengan satu hentakan Hanbin menarik Lisa tepat dibelakangnya. Memasang badan melindungi Lisa dari tatapan lapar lelaki brengsek dihadapanya kini.

"Kak." cicit Lisa, dia menunduk takut dan meremas lengan Hanbin tanpa sadar.

"Hai mantan." ucap Mino santai.

Hanbin mengerutkan keningnya menatap Mino penasaran, bukankah cowok dihadapanya itu bersikeras tidak ingin hubunganya berakhir lalu kenapa sekarang dia dengan santainya memanggil Lisa dengan sebutan mantan.

"Engga usah sok kenal." desis Hanbin.

Mino mencebikan bibirnya, "Santai bos, emang gue kenal." dia beralih menatap Lisa. "Ya kan mantan ?" tanyanya dengan sengaja menekan kata mantan.

Hanbin mengeraskan rahangnya, entah kenapa dia muak dengan kata-kata mantan yang keluar dari mulut busuk lelaki itu.

"Kaga usah manggil dia mantan, tau diri selama ini lo udah jadi pacar yang baik buat dia apa belum ?" sindir Hanbin dengan tawa sumbangnya seolah-olah dia sengaja mengingatkan Mino pada perlakuanya dulu terhadap Lisa.

Mino terbahak dia menepuk-nepuk pundak Hanbin yang langsung ditepis kencang oleh Hanbin.

"Ups. Hahaha sensi amat sih lo sama gue."

Hanbin tidak menjawab, dia menatap Mino tajam. "Gue peringatin ya, mulai detik ini sampai seterusnya gue gamau liat lo nyoba deketin Lisa lagi, Paham ?" ucap Hanbin dingin.

"Lo siapa nya Lisa sih?" tanya nya cuek.

Hanbin menghela nafas kasar, dia sudah ingin meninju wajah sengak yang ada dihadapanya ini namun dia sekuat tenaga menahannya, Hanbin terlalu malas jika harus masuk BK hanya karena dia sedikit mencolek lelaki itu dengan tangan berharganya.

"Semua orang udah tau gue siapanya Lisa." Hanbin maju selangkah mendekat, membisikan sebuah kalimat yang membuat Mino sedikit menegang. "Gue ada bukti lo jebak Lisa semalem, kalo lo pengen lo selamat jauhin Lisa. Paham ?" bisik Hanbin dan menirukan gerakan Mino tadi padanya--menepuk bahu seoalah menyingkirkan debu yang tak terlihat.

Sial !

Mino merubah mimik wajahnya, dis tidak ingin wajah tegangnya disadari Hanbin. Cowok itu mendorong Hanbin kencang dan tersenyum remeh.

"Oh jadi lo udah beneran pasang badan buat dia ?" tunjuknya pada Lisa. "ckckck ambil dah ambil, gue dah kaga butuh cewe manja kaya dia. Selamat bersenang-senang sama lepehan gue ya bin." katanya.

Bugh-!

Suara pukulan dan teriakan Lisa terdengar, Mino tersungkur dan memegang ujung bibirnya yang berdarah. Sementara Hanbin menatapnya tajam dengan tangan yang masih terkepal kuat.

"Anjing ! Jaga bacot lo !" desis Hanbin dengan kilatan amarah yang sudah memuncak.

Sedari tadi dia bisa menahan amarahnya tapi kali ini ketika dia mendengar wanita nya diremehkan seperti itu Hanbin tidak bisa tinggal diam.

Mino berdecih, smirk diwajahnya muncul. "Kenapa ada yang salah sama omongan gue ?" dagunya menjuk Lisa. "Dia bekas gue, makan tuh bekasan gue, anjing !" seru Mino dan tanpa disangka kini Hanbin sudah berada tepat diatas badan nya melayangkan pukulan-pukulan kerasnya tidak peduli pada teriakan-teriakan dan bahkan Mino yang kini sudah terkapar lemah.

[ A.1 ] Just a Tool [ COMPLETED ] ✔Where stories live. Discover now