Bab 58 - Frustrasi

38.5K 3.4K 166
                                    

Assalamu'alaikum..
Aku kembali lagi, Yeay!!
Untuk yang sudah follow ig: @senjaasa_ pasti tau info update dan juga spoiler Bab selanjutnya 😀😂
So, Jangan sampai ketinggalan!!

☘☘

'Melihatmu tersiksa adalah akhir dari semua mimpi yang kumiliki.'

Don't forget to vote & comment 💗

☘☘

"Aku takut pesawat yang jatuh adalah pesawat yang kamu tumpangi, Mas. Aku menjadi khawatir, apalagi aku tak bisa menghubungimu." Celoteh Keira dengan nada lemah.

"Pesawat yang ku tumpangi terjadi delay akibat insiden yang terjadi, dan di saat yang sama ponselku kehabisan baterai. Aku harus menunggu lebih lama dan tak bisa menghubungimu. Sekali lagi maafkan aku, Kei.." Jelas Adnan sambil memeluk istrinya.

Kini, mereka sudah berada di rumah. Duduk bersama di ruang tamu, dengan Keira yang tak ingin jauh-jauh dari Adnan.

Keira semakin mengeratkan pelukannya, menyelusupkan wajahnya yang sudah tak mengenakan hijab pada ceruk leher Adnan. Merasakan kenyamanan yang ia rindukan.

Sementara Adnan yang tahu bahwa Keira masih merasa terguncang, memilih menenangkan istrinya dengan mengusap punggung Keira dengan sayang. "Dilain waktu, jika aku diharuskan pergi, aku pasti mengajakmu bersamaku, Kei." Bisik Adnan sambil mengecup pelipis Keira.

Keira tak menjawab Adnan. Ia hanya membalas dengan sebuah anggukan kepala. Kemudian, tangan kanan Adnan bergerak menggenggam erat tangan kiri Keira, lalu  mendaratkan satu kecupan di sana.
"Aku tidak akan meninggalkanmu seorang diri lagi. Aku berjanji."

Keira mengangkat wajahnya saat mendengar Adnan mengucap janji. Lalu, kedua matanya menatap lurus suaminya.

"Aku berjanji, sayang." Ujar Adnan sekali lagi dengan memberikan tatapan penuh keyakinan.

Kedua mata Keira kembali berkaca-kaca. Dia percaya bahwa Adnan pasti akan menepati janjinya.

Setelah itu, tangan kanan Keira terangkat untuk menyentuh pipi Adnan. Keira tersenyum dalam diam. Wajah Adnan terasa lembut di kulitnya.

"A-ku kangen banget sa-ma kamu, Mas." Lirih Keira pelan.

"Ak-u rindu wajahmu, suaramu, dan juga pelukanmu. Aku rindu semua yang ada pada dirimu, Mas."  Lanjut Keira.

Adnan ikut memandang Keira dengan tatapan yang sama. Bibirnya melengkungkan senyum sempurna penuh cinta. "Aku juga sangat merindukanmu, Kei. Bahkan aku ingin memelukmu walau semua itu hanya terjadi dalam mimpiku." Ucap Adnan sambil mengusap kepala Keira lembut.

Kedua mata mereka masih saling memandang satu sama lain. Tangan Adnan kini telah berada di pipi sang istri.
Kemudian bergerak untuk membelai bibir Keira yang terasa begitu lembut.

"Aku bertanya-tanya, apakah aku beruntung atau merugi memiliki istri yang begitu cantik seperti ini?" Tanya Adnan sambil menatap Keira lekat.

Tangan Adnan kembali bermain. Mengusap lembut bibir Keira yang tengah tersenyum.

"Aku tak pernah tahu jawaban dari pertanyaan itu, Kei. Sebab, yang ku tahu hanya tentang dirimu yang telah memilihku." Jawab Adnan lalu bergerak maju untuk mengecup bibir istrinya.

Hanya sebuah kecupan sebagai permulaan. Karena setelahnya, Adnan kembali mencium istrinya. Kali ini lebih dalam dan terkesan sedikit menuntut, menyimpan makna kerinduan yang begitu terasa.

Beberapa detik telah terlewat. Keduanya menjadi terengah-engah. Kemudian mereka saling menjauhkan wajah saat kadar oksigen di antara keduanya mulai menipis.

Guide to Jannah [END/REVISI]Where stories live. Discover now