Bab 53 - Khansa

29.3K 3.1K 258
                                    

Taqobbalallahu minna wa minkum
"Semoga Allah menerima amal kita dan amal kalian."
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H 🤗
Semoga kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi di masa mendatang 😊
Terkhusus readersku tersayang, aku mohon maaf atas segala kesalahan.
Teruntuk masa lalu, terima kasih telah memberi pelajaran.
Dan teruntuk masa depan, semoga terkabul semua harapan.
Aamiin..

Happy Eid Mubarak !!

☘☘

'Berpura-pura bahagia disaat hati tengah terluka adalah hal menyedihkan. Namun, sudah menjadi hobi bagi sebagian orang yang menganggap sedih adalah teman.'

Don't forget to vote & comment 💗

☘☘

Kehadiran Khansa dan Fahri yang tanpa rencana membuat semua orang di sana mengernyitkan dahi sambil bertanya-tanya. Sebab, untuk acara santunan hari ini, Adnan memang tidak mengundang keluarga besarnya, lagipula ini hanyalah acara kecil-kecilan.

Lantas, hal apa yang membuat mereka datang ke Pesantren? Keira semakin di buat penasaran saja.

Jika kalian lupa akan sosok Khansa. Maka dengan berat hati Keira akan kembali menceritakannya.

Khansa adalah perempuan yang berstatus istri dari sepupu Adnan. Ya, Fahri. Anak laki-laki kebanggaan Nur-- kakak perempuan dari Halimah. Ah ya, jangan lupakan fakta bahwa Khansa adalah seseorang yang pernah ingin di jodohkan dengan Adnan dulu, serta wajah Khansa yang selalu menebar senyum, membuat orang yang berada di sekitarnya betah berlama-lama di dekatnya.

Tapi, tidak bagi Keira. Bukan bermaksud untuk membenci Khansa. Keira hanya tidak bisa berpura-pura untuk menyukai wanita itu. Apalagi ketika mengingat pembicaraan terakhir mereka yang tidak berjalan baik.

Walau dalam hatinya masih terasa ketidakrelaan akan kehadiran Khansa hari ini, tapi Keira berusaha menghilangkan perasaan itu. Karena bagaimanapun mereka sudah menjadi saudara saat ini. Yang terpenting adalah Adnan sudah menikah dengannya, dan Keira percaya pada Adnan sepenuhnya.

"Tumben kalian datang kesini tanpa umi dan abi. Ada hal penting yang ingin dibicarakan?" Tanya Halimah tak bisa menahan rasa penasarannya.

Kini mereka sudah berkumpul di rumah Kiyai Hasan. Khansa duduk bersebelahan dengan Fahri, sedangkan Keira dan Adnan berada di seberang mereka.

Fahri tersenyum, kemudian menegakkan punggungnya menatap Kiyai Hasan dan Halimah bergantian. "Begini bu lek, rencananya Fahri ingin menitipkan Khansa beberapa hari di sini." Ujar Fahri tenang mengutarakan niatnya.

Dalam diam Keira semakin bertanya-tanya. Rasanya ia ingin sekali mengeluarkan pertanyaan yang sudah berkumpul di kepala. Namun, ketika melihat Adnan masih duduk tenang di sebelahnya, Keira memilih bungkam.

"Loh memangnya kamu mau kemana? Umi dan Abi baik-baik saja 'kan?" Kiyai Hasan mulai bersuara, meminta Fahri menjelaskannya dengan rinci.

"Allhamdulillah umi dan abi baik-baik saja. Mereka hanya sedang berada di luar kota mengurus toko yang baru buka di sana. Orangtua Khansa juga sedang sibuk membantu mba Dara mengurus Zaki, Pak lek. Akhirnya Fahri memutuskan membawa Khansa ke sini. Rencananya selama seminggu ke depan Fahri ada pekerjaan di Jakarta. Dan kalau tidak keberatan, Fahri izin untuk menitipkan Khansa di sini."

Kedua mata Keira terbuka lebar sebagai reaksi atas ucapan Fahri barusan. Bukannya Keira menolak Khansa untuk menginap beberapa hari di sini. Tapi, Fahri hanya pergi ke Jakarta, mengapa tidak membawa Khansa ikut bersamanya? Lagipula untuk sampai di Jakarta, mereka tidak memerlukan perjalanan udara ataupun laut.

Guide to Jannah [END/REVISI]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt