Bab 45 - Obrolan malam

46.6K 4.1K 166
                                    

Assalamualaikum teman-teman ❤
Maaf bangeeett aku baru update lagi 😭
Maaf juga, karena part ini tidak terlalu panjang. Aku harap bisa mengurangi rasa rindu kalian 🤗
Insyaallah aku akan update lagi secepatnya. Karena jujur aja aku kangen juga nulis di sini 😭 tapi kendala kerjaanku lagi banyak 😥
Sekali lagi aku minta maaf 😊, dan
Happy reading !!

☘☘

Kecintaan seorang hamba terhadap sesama hamba tidak boleh melebihi daripada cintanya kepada Allah yang telah menciptakannya.

Don't forget to vote & comment 💗

☘☘

Adnan mengeratkan pelukannya pada Keira yang masih memejamkan mata. Dia tidak pernah bosan untuk memandangi wajah cantik istrinya. Adnan juga tidak pernah menyesali keputusannya selama ini yang selalu menjaga pandangan kepada seseorang yang bukan mahram. Karena sesungguhnya, menyentuh seseorang yang sudah halal itu adalah nikmat yang luar biasa.

Jika sebelumnya saat Adnan terbangun dari tidurnya hanya menemukan guling. Kini Adnan menemukan bidadari yang kecantikannya tak bisa membuat dia berpaling.

Masya Allah..

Tangan Adnan terangkat dan mengusap lembut surai indah milik istrinya. Hal ini sudah menjadi hobinya semenjak ia dan Keira menjadi sepasang. Entahlah, rasanya begitu menenangkan, semua ini membuatnya merasa begitu bahagia.

Adnan tersenyum ketika melihat Keira yang bergerak gelisah karena merasa tidurnya di ganggu. Dan tak lama kemudian, Keira membuka mata perlahan.

"Sudah pagi ya mas?" Tanyanya dengan nada serak. Sesekali kelopak matanya menutup kembali karena rasa kantuk.

"Belum. Subuh masih beberapa jam lagi." Jawab Adnan singkat.

Keira menguap sebentar, lalu matanya memandang Adnan yang masih mengusap-usap rambutnya. "Kok Mas udah bangun?"

"Aku sedang tidak bisa tidur, Kei. Maaf aku jadi membangunkanmu."

Keira terdiam memandangi suaminya. Menebak-nebak hal apa yang telah mengganggu suaminya hingga Adnan tidak bisa tertidur.

"Lagi ada masalah, Mas? Mau cerita?" Tanyanya, kemudian merubah posisi menjadi lebih nyaman.

Sementara Adnan semakin melebarkan senyumnya. Keira dan segala perhatian yang istrinya itu berikan adalah hal yang selalu Adnan syukuri. Padahal ia jelas tahu, bahwa Keira sedang menahan rasa kantuknya saat ini, tapi semua itu seperti tak berarti.

"Tidak ada apa-apa, Kei. Aku hanya senang memandangi wajahmu sampai lupa untuk tidur."

Cahaya remang berhasil menutupi rona merah pada pipi Keira. Entah sejak kapan, Keira merasa Adnan begitu senang membuat jantungnya berdebar.

"Nanti Mas bisa pandangin wajah aku sepuasnya. Tapi sekarang waktunya tidur. Besok kamu harus mengajar loh, Mas. Aku nggak mau besok kamu malah nggak konsentrasi di kelas."

"Insyaallah aku masih sanggup untuk mengajar besok, Kei."

Keira terdiam dan masih menatap Adnan yang tengah menatapnya juga. Rasanya percuma meminta suaminya untuk tidur kembali ketika ia melihat tak ada wajah kantuk di sana.

"Yaudah, aku temani sampai Mas tidur lagi."

"Jangan memaksa diri, Kei. Jujur saja, aku memang sering mengalami hal ini."

Keira justru tersenyum, ia sama sekali tak keberatan untuk menemani Adnan di sepanjang malam.
Masih dengan selimut yang menghangati keduanya, Keira memfokuskan diri pada Adnan, memandangi wajah teduh suaminya.

Guide to Jannah [END/REVISI]Where stories live. Discover now