Bab 56 - Rindu

35.6K 3.7K 480
                                    

Beruntunglah kalian yang sudah follow ig karena aku banyak sebar spoiler di sana 😂
So, yang belum follow, jangan sampai ketinggalan info update + spoiler bab selanjutnya di ig : @senjaasa_ 🤗

Beruntunglah kalian yang sudah follow ig karena aku banyak sebar spoiler di sana 😂So, yang belum follow, jangan sampai ketinggalan info update + spoiler bab selanjutnya di ig : @senjaasa_ 🤗

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oh iya, untuk part selanjutnya. In sya allah Aku akan update jika sudah 650 vote dan 200 comment. Bisa gak? 😂

☘☘

'Dalam doa dan sujudku, hanya namamu yang senantiasa ku sebut, hanya kamu yang kuinginkan menjadi saksi hidupku. Hanya kamu.'

Don't forget to vote & comment 💗

☘☘

Kepergian Adnan tak terelakkan. Rasanya begitu berat bagi Keira untuk melepas suaminya. Yang bisa Keira lakukan hanyalah mencoba untuk mengerti situasi yang terjadi.

Pukul delapan malam kurang sepuluh menit--tepatnya setelah salat isya adalah saat-saat dimana Keira melepas kepergian Adnan. Sebenarnya Keira ingin sekali mengantar suaminya itu sampai ke bandara, tapi Adnan dengan tegas menolaknya.

Keira sampai meneteskan air mata ketika Adnan berpamitan dengannya. Terlalu berlebihan memang. Tapi, situasi di antara dirinya dengan Adnan yang sedang tidak berjalan baik adalah faktor terbesar.

Seharusnya di saat menyedihkan seperti ini, Adnan berada di sisinya. Duduk bersama di ruang tamu, dan mulai membicarakan kesalahpahaman yang terjadi, kemudian berpelukan, dan mereka kembali saling memedulikan satu sama lain seperti biasanya. Ya, seharusnya memang seperti itu.

Keira menghela napasnya lelah. Kemudian, kedua matanya melirik ke arah jam bundar yang menggantung di dinding. Sesekali matanya melihat ke arah ponselnya yang tergeletak di atas meja.

Sudah hampir pukul sepuluh malam, tapi belum ada satupun pesan yang Adnan kirimkan untuknya. Keira mengira-ngira bahwa saat ini mungkin Adnan sudah berada di bandara dan menunggu waktu penerbangan tiba.

"Mas, kenapa belum kirim pesan? Aku khawatir." Gumam Keira dengan tangan mengambil ponsel dan kembali mengecek notifikasi smartphone-nya.

Keira menjadi merasa menyesal saat memori berpamitan tadi kembali berputar di otaknya. Semua ini disebabkan oleh gengsi yang masih terlalu besar untuk menanggapi setiap perkataan Adnan. Hanya air mata yang tak Adnan ketahui sebagai balasan. Ya, Keira masih dalam mode bungkam.

Karena itu, untuk mengurangi penyesalan yang menghantuinya, Keira mencoba untuk mengirim pesan lebih dulu kepada Adnan.

Keira Putri Mahendra

Mas Adnan..

Hanya dua kata itu. Tapi, tanda ceklis yang hanya bercentang satu menandakan bahwa Adnan tidak mengaktifkan data selulernya.
Tolonglah, Keira hanya membutuhkan kabar dari Adnan. Walaupun hanya sebatas 'iya', setidaknya Keira tahu bahwa Adnan masih mengingatnya.

Guide to Jannah [END/REVISI]Where stories live. Discover now