Bab 8 [Revisi] - Kesal

45.1K 5.4K 297
                                    

'Memikirkanmu adalah hal bodoh yang terus saja kulakukan.'

Don't forget to vote & comment 💗

☘☘

Sepanjang perjalanan Keira menuju kantin, pikirannya tak pernah berhenti memikirkan ucapan Halimah. Langkahnya tak beratur, membuat beberapa kali santriwati bertabrakan dengan bahunya.

Adnan menganggapnya cantik hanya ketika Keira menggunakan hijab?

Haruskah Keira berhijab untuk melihat Adnan mengagumi kecantikannya?

Keira menggelengkan dan memukul kepalanya ringan saat pikiran itu muncul dibenaknya, untuk apa ia berusaha terlihat cantik di mata Adnan?

Sepertinya, niat awal Keira untuk menaklukkan Adnan saat pertama kali bertemu, kini telah berbalik ke dirinya sendiri. Karena perlahan, tanpa rencana, Adnan berhasil menaklukkannya tanpa Keira sadari sama sekali.

Gadis dengan baju merah muda berlengan panjang dan rok berwarna abu-abu itu berusaha mengenyahkan pikirannya yang dipenuhi oleh bayangan Adnan.

Keira tidak akan membiarkan hal ini terjadi.

Menyukai Adnan adalah hal bodoh, hanya membuang-buang waktu,dan membuat hatinya sakit. Karena Keira dengan jelas sadar, bahwa dirinya tidak pantas untuk Adnan. Sekalipun Keira seorang gadis yang minim ilmu agama, tentu dia tahu bahwa laki-laki yang baik hanya akan berjodoh dengan perempuan yang baik juga, semua itu berjalan sebagaimana logika yang seharusnya.

Keira pun masih tahu diri dengan tidak menyebutkan dirinya termasuk perempuan baik versi Adnan. Pasti kriteria perempuan menurut lelaki tampan itu adalah seseorang yang ahli agama, cantik, dan penuh kesopanan. Sedangkan Keira, ia hanya bisa menyombongkan bahwa wajahnya masuk dalam kriteria yang dia sebutkan.

Memikirkan Adnan hanya membuat kepalanya pusing, terlalu banyak hal istimewa dari lelaki itu. Bahkan, Keira melupakan kemungkinan santriwati yang sudah mengantri untuk menjadi calon istri Adnan.

Maryam pernah bercerita, disini banyak santri atau santriwati yang menikah dengan ustadz atau ustadzah yang mengajar, hal ini pasti yang membakar semangat para gadis itu untuk mengejar cinta Adnan.

Karena terlalu serius berpikir, Keira sampai tak melihat batu besar yang berada di depan. Kaki kanannya tersandung, menciptakan luka yang cukup terlihat kala mengeluarkan darah segar, tubuhnya terhuyung ke depan, dan tanpa aba-aba gadis itu sudah terjatuh di tanah.

Kedua tangan ia gunakan untuk menumpu bobot tubuhnya, terasa sakit karena langsung berhadapan dengan tanah yang dipenuhi batu kecil.

"Ssshh.." rintihnya pelan.

Keira Mengangkat kedua tangannya, dan membersihkan tanah yang menempel, setelah bersih terlihat kedua tangannya memerah setelapak tangan gadis itu akibat terkena batu.

Lalu Matanya bergerak menatap sekeliling, terlihat beberapa santriwati tertawa kecil karena melihatnya terjatuh. Seperti itu lah, di Indonesia, melihat orang terjatuh bagai kompetisi, yang tertawa paling kencang dialah yang menjadi pemenangnya.

Keira mendengus, melihat ke arah segerombolan gadis-gadis muda yang masih menertawakan nya itu, kemudian matanya beralih kepada kaki kanannya yang terluka.

"Ssshh.." rintihnya sekali lagi, sebab lukanya menimbulkan rasa perih.

Suara seseorang mengejutkan Keira yang masih fokus menatap lukanya, ternyata seorang santriwati yang berjalan terburu-buru dari arah berlawanan, "Kak, mari Shafa bantu." ucapnya tulus sambil membungkukkan badan.

Guide to Jannah [END/REVISI]Where stories live. Discover now