Bab 38 - Keluarga Adnan

35.5K 4.3K 171
                                    

'Kamu adalah jawaban yang telah Allah berikan untuk bersama-sama merancang masa depan.'

Don't forget to vote & comment 💗

☘☘

Keira tidak pernah menyangka jika keluarga besar Adnan bisa sebanyak ini.
Perasaan gugup dan tidak percaya diri sekali lagi menghampiri Keira dalam situasi seperti ini.

Tanpa bisa dicegah, banyak dari kerabat Adnan yang memandangnya secara terang-terangan, tatapannya terlihat jelas menilai, dan Keira hanya bisa menanggapi dengan sebuah senyuman.

Keira tidak bisa menyerah sekarang, bahkan semua ini barulah permulaan. Semangat yang diberikan oleh Halimah dan Adnan berhasil meningkatkan rasa percaya dirinya.

Tanpa Keira sadari, kedua pipinya kembali merona mengingat pembicaraan mereka setengah jam yang lalu.

Tadi, ketika Adnan mencicipi kue yang telah ia buat, Keira merasa jantungnya berdebar begitu kencang. Jelas saja, gadis itu tidak ingin membuat Adnan kecewa. Tetapi, setelah beberapa menit menunggu, bukannya cercaan yang ia dengar, Keira justru mendapatkan senyum cerah terpancar di wajah tampan Adnan.

Yang membuatnya lebih tidak percaya adalah laki-laki itu dengan lahap memakannya, bahkan Keira sampai tersenyum lebar saat Adnan mengambil sebuah piring kecil dan memisahkan beberapa potong kue buatannya.

Jujur saja, Keira sendiri tidak yakin kuenya seenak itu. Tetapi, melihat Adnan begitu menghargai apa yang telah ia usahakan, serta memberikannya pujian, sukses membuat Keira merasa sangat bahagia.

Oh Adnan, apa yang tak bisa laki-laki itu lakukan untuk membuatnya tersenyum senang?

Kini, Keira harus mengumpulkan keberanian, dan menatap mereka penuh percaya diri. Setidaknya, dia bisa melakukan semua itu untuk mengurangi rasa gugupnya.

"Wajahmu tegang sekali Kei, tenang saja. Kamu pasti menyukai mereka."

Keira hampir saja terlonjak kaget saat tiba-tiba Adnan berdiri tak jauh darinya, mereka sedang menatap ke arah keluarga besar Kiyai Hasan yang tengah berkumpul di ruang tamu.

Lalu tangan Keira terangkat, mengelus dadanya pelan, sedikit membantu mengurangi debaran jantungnya yang menggila.

"Ustadz tahu? Jantung Keira rasanya mau melompat keluar, di tambah ustadz yang datangnya tiba-tiba kaya gini." Jawab Keira dengan raut wajah yang berhasil membuat Adnan tertawa.

Bagaimana tidak? Mungkin karena Keira terlalu gugup, gadis itu menjadi sangat menggemaskan.

Mata Keira memicing ke arah Adnan yang belum menghentikan tawanya. Keira bahkan dibuat heran oleh laki-laki itu. Sebab, bukannya membantu dirinya mengurangi rasa gugup, Adnan justru terlihat senang melihat keadaannya.

"Kenapa ustadz tertawa di saat seperti ini?" Tanyanya masih dengan tatapan tertuju pada Adnan.

Sementara laki-laki itu berusaha mengendalikan tawanya. Lalu, menatap sekilas ke arah Keira yang masih memandangnya penuh tanya.

"Wajahmu itu Kei seperti mereka ingin menggigitmu saja."

Mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Adnan, Keira lantas membelalakkan kedua matanya. Kemudian, mengangkat tangan menuju kedua pipinya.

"W-wajah Keira kenapa ustadz? Aduh.. bagaimana ini? Apa yang harus Keira lakukan?" Tanyanya panik.

Menyaksikan tingkah laku Keira, membuatnya tersenyum, lalu laki-laki itu melangkah lebih dekat, sepertinya Keira benar-benar gugup sekarang.

Guide to Jannah [END/REVISI]Where stories live. Discover now