Bab 21 [Revisi] - Bekal

39.4K 4.2K 88
                                    

'Bagaimana bisa kamu berhasil membuat hatiku berdebar, bahkan hanya dengan sekedar tersenyum lebar?'

Don't forget to vote & comment 💗

☘☘

Hari ini tepat 2 hari setelah Surya terbangun dari tidurnya. Perasaan Keira jauh lebih ringan sekarang, dan senyumnya pun kembali terpancar di wajah cantiknya.

Dan hari ini, ia berniat untuk membuatkan sesuatu untuk Adnan, lebih tepatnya memberikan sebuah hadiah untuk laki-laki itu.

Sayangnya, jika Keira ingin membelikan sesuatu di luar Pesantren dia harus meminta izin terlebih dahulu kepada Adnan. Dan parahnya gadis itu tidak memiliki alasan yang paling masuk akal untuk berbohong.

Sebab Adnan terlalu baik padanya untuk sekedar dibohongi, sudah banyak sekali yang dilakukan laki-laki itu saat Keira mengalami kesusahan.

Pada akhirnya, setelah memikirkan berbagai macam cara yang berputar di kepala, Keira memutuskan satu ide yang cukup masuk akal dan yang terpenting tidak membutuhkan izin Adnan sama sekali.

Ya,gadis itu memilih membuatkan bekal makan siang untuk Adnan, dan berniat memberikannya saat mereka hendak menjenguk Surya di rumah sakit.

Cukup mudah bukan?

Keira hanya akan memasak makanan yang ia bisa saja, dan sudah pasti sederhana. Pengalamannya membantu pekerjaan di kantin membuat gadis itu terbesit untuk melakukan sesuatu tanpa membuat Adnan curiga.

Saat ini langkah kakinya pasti menuju dapur Pesantren yang berada di belakang kantin santriwati. Sembari melangkah, matanya melihat sebentar ke arah jam yang berada di pergelangan tangan.

10.00 WIB

Keira tersenyum senang, dia masih memiliki waktu sekitar 2 jam untuk menunggu Adnan selesai mengajar dan menyelesaikan misinya.

Saat kakinya berada di depan pintu masuk dapur, langkahnya sempat terhenti, lalu Keira menarik napas untuk menetralkan detak jantung yang tiba-tiba berdegup tak beraturan.

Rupanya gadis itu terlalu bersemangat untuk membuat Adnan tersenyum senang.

"Assalamualaikum Bu Tina." Salamnya saat benar-benar berada di dapur.

Sedangkan perempuan yang terlihat lebih tua dari Halimah itu tersenyum kecil dengan tangan yang berhenti sejenak dari kegiatannya yang sedang memotong wortel.

"Waalaikumsalam."

Keira lebih mendekat, berdiri di samping perempuan yang memiliki tubuh lebih besar darinya.

"Bu Tina masak apa hari ini?" Tanyanya dengan mata mengikuti setiap gerakan yang dilakukan Tina.

Perempuan yang menjadi juru masak di Pesantren Darussalam ini sudah berjasa besar dalam hidup Keira, karena membuatnya dapat merasakan makanan-makanan yang sehat dan dipastikan halal disetiap harinya.

"Ohh.. ibu mau masak Sop Ayam Kei, kamu bisa tolong potong-potong wortel ini? Ibu mau lihat kompor sebentar."

Dengan cepat Keira menganggukan kepala, sebab kegiatannya ketika tidak bimbingan adalah membantu Tina di dapur.

Tangan kanannya pelan memotong wortel berwarna oranye itu mengikuti apa yang sudah dilakukan Tina. Dan berharap hasilnya tidak mengecewakan.

Sementara perempuan yang baru saja berbalik setelah melihat apa yang dimasak di kompor terdiam sejenak di tempatnya sambil tersenyum melihat Keira.

Guide to Jannah [END/REVISI]Where stories live. Discover now