Bab 54 - Cemburu

33.4K 3.5K 522
                                    

Update spesial 400k ❤
Terima kasih sudah menjadi bagian Guide to Jannah 😊
Dan terima kasih untuk readersku yang masih setia sampai dengan part ini ❤

☘☘

'Seharusnya aku tahu. Sejak awal, aku memang tak seberarti itu untukmu.'

Don't forget to vote & comment 💗

☘☘

Sore tadi, Keira memutuskan untuk meninggalkan Khansa seorang diri. Keira hanya tidak tahu harus melakukan apa jika permintaanya saja di tolak oleh Khansa. Ya, wanita itu tetap bersikukuh bahwa keinginannya hanya ingin diwujudkan oleh Adnan.

Dan menurut Keira, dia lebih baik bersiap menuju masjid untuk salat maghrib berjamaah, dibandingkan melayani perkataan Khansa yang hanya berujung sakit hati.

Sepertinya dugaan Keira tentang Khansa pun tak sepenuhnya salah. Keira merasa Khansa masih memiliki ketertarikan pada Adnan dari hari terakhir wanita itu mengaku padanya. Atau ini benar-benar keinginan si jabang bayi? Ah, Keira benar-benar pusing memikirkannya.

Kini, setelah salat Maghrib dan melakukan tadarus Al-Qur'an, Keira kembali ke rumahnya seorang diri. Namun, langkahnya harus terhenti ketika seseorang memanggil namanya.

Keira membalikkan tubuhnya, lalu menatap Khansa yang tengah berjalan ke arahnya sambil tersenyum. "Keira, ustadz Adnan masih di masjid?"

Walau merasa bingung karena pertanyaan Khansa, Keira tetap menganggukkan kepalanya."Iya, mungkin setelah salat isya Mas Adnan baru kembali ke rumah."

"Hmm.. kalau begitu nanti saja aku ke rumahmu."

Keira semakin mengernyitkan dahinya, "Memangnya ada apa?"

Mendengar pertanyaan Keira, Khansa lantas menyunggingkan senyumnya, "Kamu ingat keinginanku sore tadi 'kan, Kei? Aku tidak bisa tidur jika keinginanku belum dituruti." Ujar Khansa dengan lemah.

Sedangkan Keira masih terdiam mengamati Khansa. Keira pikir Khansa tidak serius dengan keinginannya sore tadi, hanya bermaksud untuk menyulut amarahnya. Tapi yang terjadi sekarang, Keira bahkan tidak bisa percaya.

"Khansa.. kamu serius? Kamu ingin Mas Adnan bersalawat untukmu?"

Khansa mengangguk, "Apa wajahku terlihat bercanda, Kei?"

Keira jelas terperangah. Bahkan dia yang berstatus sebagai istri Adnan saja belum pernah mendengar Adnan bersalawat khusus untuk dirinya.

"Kamu tidak keberatan 'kan? Lagipula ini keinginan anakku, Kei. Aku tidak akan merebut perhatian ustadz Adnan darimu."

Kedua mata Keira menatap wajah Khansa yang tampak berseri. Sungguh, terlalu berlebihan jika Khansa menyebut bahwa Keira takut kehilangan perhatian Adnan. Dia hanya tidak menyukai cara Khansa yang seolah menjadikan calon anaknya sebagai alasan. Sebab, Keira dapat melihat dengan jelas, bahwa selain untuk anaknya, Khansa terlihat sangat menginginkan Adnan untuk mengabulkan permintaannya itu.

Namun, sekali lagi Keira tidak bisa menjadi egois di sini. Di dalam hatinya Keira merasa takut bahwa setan telah menggodanya untuk suuzon terhadap Khansa. Karena itu, Keira tak henti melantunkan istighfar dalam hatinya.

"Baiklah, setelah salat isya kamu datang saja ke rumahku." Putus Keira pada akhirnya.

Senyum lebar lantas tercipta di wajah cantik Khansa. Terlihat bahwa wanita itu begitu senang karena Keira menyetujui keinginannya.

"Terima kasih, Kei. Kalau begitu aku kembali ke kamar dulu ya. Assalamualaikum.." ujar Khansa lalu pergi meninggalkan Keira yang masih menatapnya.

"Waalaikumsalam." Jawab Keira pelan.

Guide to Jannah [END/REVISI]Where stories live. Discover now